Stephen Langton
Stephen Langton (c. 1150 – 9 juli 1228) adalah seorang Kardinal dari Gereja Katolik Roma dan Uskup Agung Canterbury sejak tahun 1207 sampai kematiannya pada tahun 1228. Perselisihan antara Raja John dari Inggris dan Paus Innosensius III (Innocent III) atas pemilihannya adalah faktor utama krisis yang menghasilkan Magna Carta pada tahun 1215. Kardinal Langton juga dikreditkan dengan pembagian pasal-pasal dalam Alkitab yang menjadi standar modern sampai saat ini. Kehidupan awal dan karierAyahnya adalah Henry Langton, seorang tuan tanah di Langton by Wragby, Lincolnshire. Stephen Langton mungkin telah lahir di rumah pertanian di desa itu,[1] dan mungkin dididik di sekolah katedral setempat. Stephen belajar di Universitas Paris dan mengajar di sana dalam bidang teologi sampai tahun 1206, ketika Paus Innocent III, yang menjadi sahabatnya sewaktu di Paris, memanggilnya ke Roma dan menjadikannya kardinal-imam dari San Crisogono, Roma.[2][3] Kesalehan dan pengetahuannya telah memberinya prebends di Paris dan York[4] dan ia diakui sebagai rohaniwan Inggris yang terunggul. Saudaranya Simon Langton[5] terpilih menjadi Uskup Agung York pada tahun 1215, tapi pemilihan itu dibatalkan oleh Paus Innocent III.[6] Simon mengangkat saudaranya Stephen sebagai diakon agung (Archdeacon) Canterbury pada tahun 1227. Simon dan Stephen memiliki seorang saudara yang bernama Walter, seorang ksatria yang meninggal tanpa anak. Keuskupan agungKetika Hubert Walter, Uskup Agung Canterbury, meninggal pada tahun 1205, beberapa biarawan muda terpilih pada takhta episkopal Reginald, subprior dari Christ Church (Gereja Kristus), Canterbury, sementara faksi lain di bawah tekanan dari Raja John memilih John de Grey, Uskup dari Norwich. Kedua pemililhan itu dibatalkan pada tingkat banding ke Roma dan enam belas biarawan dari Gereja Kristus, yang telah pergi ke Roma diberdayakan untuk bertindak atas nama seluruh chapter, diperintahkan untuk mengadakan pemilihan baru di hadapan Paus. Stephen Langton dipilih dan ditahbiskan oleh Paus di Viterbo pada tanggal 17 September 1207.[7] Perjuangan politik kemudian terjadi antara Raja John dari Inggris dan Paus Innocent III. Raja menyatakan siapapun yang mengakui Stephen sebagai Uskup Agung dianggap musuh publik . Pada tanggal 15 September 1207, John mengusir para biarawan Canterbury, yang sekarang sepakat mendukung Stephen. Pada bulan Maret 1208, Paus Innocent III menempatkan Inggris di bawah larangan (interdict) dan pada akhir tahun 1212, setelah negosiasi berulangkali telah gagal, Paus mengeluarkan hukuman deposisi terhadap John, mengamanatkan eksekusi hukuman pada Philippe II dari Prancis pada bulan Januari 1213. Pada bulan Mei 1213 Raja John mengalah dan dengan demikian pada bulan Juli, Stephen (yang sejak konsekrasi telah tinggal di Biara Pontigny di Bourgogne), dan orang-orang buangan boleh kembali ke Inggris. Tindakan episkopal pertamanya adalah membebaskan (absolve) raja John, yang bersumpah bahwa hukum yang tidak adil harus dicabut dan kebebasan yang diberikan oleh Henry I harus dijalankan—sumpah yang segera dilanggar oleh raja itu. Stephen sekarang menjadi pemimpin dalam perjuangan melawan Raja John. Dalam sebuah dewan gereja di Westminster pada tanggal 25 September 1213, di mana para baron tertentu diundang, dia membacakan teks piagam dari Henry I dan menyerukan pembaruannya. Selanjutnya, kepemimpinan Stephen yang bersemangat dan kekuatan militer para Baron memaksa John untuk memberikan segel bagi Magna Carta (15 Juni 1215).[8] Karena Raja John yang sekarang memegang kerajaan-nya sebagai vasal dari tahta Suci, Paus mengabulkan kausalnya dan mengucilkan para baron. Karena menolak untuk mempublikasikan ekskomunikasi bagi para baron, Stephen diskors dari semua fungsi gerejawi oleh para komisionaer kepausan dan pada 4 November kalimat ini dikonfirmasi oleh Paus, meskipun Stephen mengimbau kepada-nya secara pribadi. Dia dibebaskan dari penahanan pada musim semi berikutnya dengan syarat bahwa ia keluar dari Inggris sampai perdamaian dipulihkan, dan dia tetap tinggal di luar negeri sampai bulan Mei 1218. Sementara itu, baik Paus Innocent dan Raja John telah meninggal dan semua pihak di Inggris menguatkan dukungan bagi Henry III. Stephen Langton terus melanjutkan bekerja di bawah pemerintahan Henry untuk kemerdekaan politik Inggris. Pada tahun 1223 ia kembali muncul sebagai pemimpin dan juru bicara dari para baron, yang menuntut bahwa Raja Henry mengkonfirmasi piagam Magna Carta. Ia pergi ke Prancis atas nama Henry untuk memanggil Louis VIII dari Prancis bagi pemulihan Normandia, dan kemudian ia mendukung Henry melawan para baron pemberontak. Ia memperoleh janji dari paus baru, Honorius III, bahwa selama hidupnya tidak ada legate residen yang harus kembali dikirim ke Inggris, dan memenangkan konsesi lain dari paus yang sama paus yang menguntungkan bagi Gereja Inggris dan diangkat kembali ke takhta episkopal Canterbury. Sangat penting dalam sejarah gereja Inggris adalah sebuah dewan yang dibuka oleh Stephen di Osney pada tanggal 17 April 1222; keputusan-keputusannya, yang dikenal sebagai Konstitusi Stephen Langton, merupakan kanon provinsial awal yang tetap diakui sebagai mengikat dalam pengadilan-pengadilan gereja Inggris. KematianDia meninggal di Slindon, dekat Chichester, Sussex, pada tanggal 9 Juli 1228. Ia dimakamkan di tanah terbuka di sebelah selatan transept dari Katedral Canterbury. Kapel St Michael kemudian dibangun di atas tanah ini (sekarang Buffs Regimental Chapel), dan kepala makamnya diproyeksikan ke ujung timur dari kapel ini, di bawah altarnya, dengan kaki di luarnya. KaryaStephen adalah seorang penulis yang produktif. Glosses, komentar, eksposisi, dan risalahnya mengenai hampir semua kitab Perjanjian Lama, dan banyak khotbahnya, diawetkan dalam bentuk naskah di Lambeth Palace, di Oxford dan Cambridge, dan di Prancis. Menurut F. J. E. Raby, "Ada sedikit alasan untuk meragukan bahwa Stephen Langton ... adalah penulis" urutan terkenal Veni Sancte Spiritus.[9] Satu-satunya karyanya yang telah dicetak, selain itu beberapa surat (dalam The Historical Works of Gervase of Canterbury,, ed. W. Stubbs, ii. London, 1880, Rolls Series, nomor 71, lampiran untuk kata pengantar) adalah Tractatus de translatione Beati Thomae (dalam J. A. Giles. Thomas dari Canterbury, Oxford, 1845), yang mungkin merupakan perluasan dari khotbah disampaikannya pada tahun 1220, pada kesempatan tranlasi relikui Thomas Becket; upacara paling indah yang pernah terlihat di Inggris. Ia juga menulis sebuah riwayat kehidupan Richard I, dan sejumlah karya-karya sejarah dan puisi yang dikaitkan dengannya. Pasal-pasal dalam AlkitabDalam periode Klasik, gulungan kitab-kitab dalam Alkitab selalu dibagi dengan ruang kosong di akhir (petuhoth) atau menengah (setumoth) dari baris-baris teks. Namun, Langton diyakini[10] sebagai orang yang membagi Alkitab susunan pasal-pasal yang menjadi standar modern. Sementara Kardinal Hugo de Sancto Caro juga diketahui telah menyusun pembagian sistematis Alkitab (antara tahun 1244 dan 1248), tetapi susunan pasal dari Langton yang masih digunakan sampai saat ini.[11] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Stephen Langton. |