Stasiun Parakan
Stasiun Parakan (PRN) merupakan stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Parakan Wetan, Parakan, Temanggung. Stasiun ini termasuk dalam Wilayah Penjagaan Aset VI Yogyakarta serta merupakan stasiun kereta api yang lokasinya paling barat di Kabupaten Temanggung. Dahulu, stasiun ini merupakan stasiun paling ujung di jalur kereta api Secang-Parakan. Stasiun ini dibuka pada tanggal 1 Juli 1907 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).[3] Stasiun ini dahulu dilengkapi oleh depo kereta api, depo lokomotif, gudang, dan lain-lainnya. Stasiun ini dahulu terletak kurang lebih 30 km dari Stasiun Wonosobo, tetapi NIS dan Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), operator Stasiun Wonosobo, tidak berminat untuk menyambungkan kedua stasiun itu, karena kondisi medan pegunungan yang sangat sulit. Oleh karena itu, untuk menyambung Parakan dengan Wonosobo disediakan angkutan bus.[4] Pada tahun 1973, stasiun dan jalur ini secara resmi ditutup. Kini bekas stasiun yang bercat pink ini menjadi Pos Pelayanan Properti PT KAI. Bekas depot lokomotif dan gudang sudah dibongkar rata.[5] Arsitektur stasiun ini bersama Stasiun Temanggung menggunakan arsitektur bergaya Chalet-NIS, yang banyak digunakan untuk stasiun-stasiun NIS pada tahun 1907. Atapnya bergaya jerkinhead yang menjadi ciri khas bangunan rumah ala Eropa, tetapi menyesuaikan dengan iklim tropis. Dindingnya terbuat dari batu bata tanpa plesteran sehingga menambah kesan artistik bangunan.[6] Tidak jauh dari stasiun, ke arah timur, terdapat Plengkung Campur Sari yang sangat terkenal, terletak di Desa Campursari di Kecamatan Bulu. Referensi
|