Silla Bersatu (668 M -935 M) adalah masa saat Silla, salah satu dari Tiga Kerajaan Korea menaklukkan dan menyatukan Baekje pada tahun 660 dan Goguryeo pada tahun 668. Tahun 935, masa Silla Bersatu berakhir dan berganti oleh Dinasti Goryeo.
Nama
Nama atau istilah Silla Bersatu sebenarnya diberikan oleh para sejarawan setelah masa pembagian Korea modern pada tahun 1945. Sebenarnya isitilah Periode Utara – Selatan lebih tepat diberikan karena masa ini Silla tidak menyatukan keseluruhan teritori Tiga kerajaan. Sisa dari wilayah Goguryeo di sebelah utara berkembang menjadi negeri baru, Balhae.
Unifikasi
Pada tahun 660, Raja Munmu memerintahkan pasukannya menyerbu Baekje. Jenderal Kim yu-shin yang dibantu pasukan tang mengalahkan Jenderal Gyebaek dan menaklukkan Baekje. Pada tahun 661, ia mulai menyerbu Goguryeo, tetapi berakhir dengan kegagalan. Usaha ini baru berhasil pada tahun 668 dan setelah saat itu menjadi Silla Bersatu yang bertahan selama 264 tahun. Raja terakhir Silla adalah Gyeongsun saat tahun 935 kerajaan itu jatuh ke tangan Dinasti Goryeo.
Budaya
Buddhisme
Silla Bersatu berhubungan baik dengan Dinasti Tang. Silla banyak menyerap kebudayaan Tionghoa dan mengirimkan biksu-biksunya untuk belajar agama Buddha di Tiongkok. Biksu Silla Hyecho tercatat berhasil mencapai India lewat Tiongkok untuk mencari sutra dan menulis catatan-catatan ajaran Budhha. Mereka kembali ke Silla dan memperkenalkan beberapa aliran baru seperti Seon (Zen) dan Pure Land Buddhism.
Konfusianisme
Sebuah sekolah konfusius nasional didirikan tahun 682 dan sekitar tahun 750 diubah menjadi Universitas Konfusius Nasional. Para muridnya hanya berasal dari kalangan bangsawan.
Cetakan blok kayu
Cetakan blok kayu dipergunakan untuk menyebarkan pengajaran Buddhisme dan karya-karya Konfusianisme. Dalam upaya perekonstruksian kembali Pagoda Tanpa Bayangan, sebuah cetakan kuno dari sutra Buddha ditemukan dan bertarikh 751 M. Itu berarti material cetak tertua di dunia berasal dari era Silla.
Ekonomi
Sebelum unifikasi, Silla mengurangi pajak hasil pertanian sampai 1/10 dan memerintahkan rakyat setiap kota membayar upeti berupa produk-produk local.
Pada masa Silla Bersatu, pemerintah mengadakan sensus untuk mengehaui jumlah populasi, luas wilayah, jumlah ternak dan produk-produk hasil bumi. Hal itu dicatat dalam buku Minjeongmunseo, dimana pemimpin tiap wilayah melakukan pelaporannya.
Lihat pula