Sejarah Pertanian di Pulau PapuaPulau Papua telah didatangi oleh manusia pertama kali semenjak 50.000 tahun yang lalu, di zaman Pleistosen.[1] Migrasi pertama Homo sapiens ke tanah Papua ini terjadi bahkan jauh sebelum kedatangan bangsa Austronesia (Deutro Melayu dan Proto Melayu).[2] Ini menunjukkan bahwa Pulau Papua sudah berpenghuni bahkan di zaman manusia belum mengenal kebudayaan agrikultur (bercocok tanam), masih merupakan pemburu dan peramu. Masa PrasejarahMasyarakat yang tinggal di Papua telah mengenal metode budi daya tumbuhan untuk sumber pangan diperkirakan sejak 6.000 tahun yang lalu.[3] Awal mulanya, orang Papua hanya mengenal tanaman lokal seperti keladi dan pisang. Orang Papua juga menjinakkan tebu dan pisang.[4] Salah satu bukti temuan pertanian yang intensif orang-orang Papua berasal dari serbuk sari tanaman buah merah[5] yang ditemukan di Kalela, Lembah Baliem, Papua.[6] Masa Pelayaran SamudraSaat kedatangan bangsa Eropa di zaman penjelajahan samudra ke Filipina, mereka ikut serta dalam menyebarkan flora endemik asli Amerika Selatan seperti ubi jalar. Ubi jalar adalah tumbuhan asli dari Peru, Kolombia, dan Ekuador. Tetapi karena iklim di Asia Tenggara dan Papua juga sama-sama tropis, sehingga membuatnya dapat tumbuh subur juga serta dibudidayakan masyarakat setempat. Orang-orang di Pegunungan Tengah Papua telah menjadikannya sumber nutrisi utama selama berabad-abad.[7] Masa ModernSeiring pengenalan dengan beragam jenis spesies tanaman pendatang seperti kopi, ubi kayu dan padi, pertanian di Papua dapat dibagi ke dalam tiga subsistem. Menurut Patrick Haynes (1989) daerah lembah yang luar dimanfaatkan untuk pertanian ubi jalar yang intensif, dataran pinggiran sungai untuk kopi dan lembah curam untuk ubi kayu.[8] Referensi
|