Flora, dari bahasa Latin, alam tumbuhan atau nabatah adalah khazanah segala macam jenis tanaman atau tumbuhan. Biasanya ditulis di depan nama geografis. Misalnya, nabatah Jawa, nabatah Asia atau nabatah Australia.
Untuk hewan hal ini disebut fauna/alam hewan. Alam tumbuhan dan hewan berarti semua khazanah kehidupan tanpa mikrob.
Flora, fauna dan bentuk-bentuk kehidupan yang lain semisal fungi, semuanya dikelompokkan sebagai biota. Pada sisi yang lain, kelompok-kelompok bakteria, alga, dan beberapa macam jasad renik yang lain, juga acap disebut flora;[1][2][3] sehingga dikenal adanya flora bakteria, flora alga, flora pohon dan lain-lain.
Flora berbeda, namun sering dikelirukan, dengan vegetasi; di mana flora secara ringkas berisi (daftar) kekayaan jenis tetumbuhan, sedangkan vegetasi berarti kelompok-kelompok tetumbuhan yang berinteraksi membentuk suatu komunitas tertentu (misalnya hutan, sabana, padang rumput, dan lain-lain).
Etimologi
Perkataan "flora" berasal dari bahasa Latin, yakni diambil dari Flora, nama seorang dewi pelindung bunga dan taman serta dewi kesuburan dalam Mitologi Romawi.
Klasifikasi flora
Pengelompokan tetumbuhan ke dalam flora biasanya didasarkan pada wilayah, perioda, lingkungan tertentu, atau iklim. Wilayah-wilayah yang berbeda secara geografis, misalnya pegunungan dibandingkan dataran, biasa memiliki flora yang berbeda. Flora juga bisa merujuk ke perioda waktu tertentu; flora fosil, misalnya, memuat jenis-jenis tetumbuhan yang didapati dalam bentuk fosil dari kurun waktu sejarah yang tertentu. Flora yang lain, didefinisikan berdasarkan lingkungan, keadaan atau sifat yang khusus. Misalnya:
Flora asli; ialah (daftar) tetumbuhan yang asli, yang hidup di suatu wilayah tertentu.
Flora tanaman (pertanian dan hortikultura); mencakup melulu tetumbuhan yang ditanam atau dibudidayakan manusia.
Flora gulma; yakni (daftar) jenis-jenis tetumbuhan yang tidak diinginkan tumbuh di lahan pertanian atau tempat lain, yang disusun dan dipelajari dalam kaitannya dengan upaya memberantas atau mengendalikan tumbuhan tersebut. Kini, flora serupa ini bisa dibedakan lebih lanjut atas jenis-jenis tumbuhan pengganggu (gulma); jenis-jenis invasif; serta jenis-jenis asing (eksotik). Satu contohnya adalah jenis-jenis yang dimuat dalam Weeds of Rice in Indonesia.[4]
Publikasi flora
Flora yang berada di suatu wilayah atau perioda waktu tertentu biasa didokumentasi dan diterbitkan dalam suatu publikasi atau serial publikasi yang disebut Flora; pemberian huruf besar (kapitalisasi) di awal kata adalah untuk membedakan kedua pengertian itu.[5] Sebagai contoh, Flora of Java Backer[6] berisikan pertelaan aneka jenis flora yang hidup di Pulau Jawa. Sementara serial Flora Malesiana[7] diterbitkan semenjak tahun 1950 oleh Nationaal Herbarium Nederland, mencakup seri Tumbuhan Berbiji dan Tumbuhan Paku yang menjadi kekayaan Kawasan Malesia.
Selain daftar jenis-jenis tetumbuhan, Flora biasanya memuat pemerian setiap jenisnya, ilustrasinya (jika ada), dan kunci dikotomi untuk mencandra (mengenali) jenis-jenis tersebut. Juga lain-lain informasi yang dianggap penting dan terkait erat dengan keberadaan jenis tersebut di wilayah yang dipertelakan.
Beberapa jenis Flora yang lain memiliki cakupan yang lebih terbatas. The Mountain Flora of Java[8] (kini diterjemahkan sebagai Flora Pegunungan Jawa), yang diterbitkan pertama kali pada 1972, membahas aneka jenis tumbuhan yang menghuni wilayah-wilayah pegunungan Pulau Jawa. Akan tetapi di samping itu, buku ini juga membahas aneka aspek ekologivegetasi yang melingkungi kekayaan flora tersebut. Buku yang lebih sederhana, Flora, untuk sekolah di Indonesia,[9] diterjemahkan dari sebuah schoolflora berbahasa Belanda dan diperuntukkan bagi para pelajar; karena itu, meskipun tidak lengkap, buku ini cukup akurat untuk mencandra.