Wilayah Finlandia jatuh ke tangan Kerajaan Swedia dari abad ke-13. Kedatangan Swedia diiringi oleh penyebaran agama Kristen di antara orang-orang Finlandia. Seusai Perang Finlandia pada tahun 1809, wilayah Finlandia terpaksa diserahkan kepada Kekaisaran Rusia, sehingga wilayah ini berubah menjadi Keharyapatihan Finlandia yang memiliki otonomi tersendiri. Nasionalisme Finlandia mulai muncul pada abad ke-19. Salah satu karya yang dihasilkan pada periode ini adalah Kalevala, yaitu salah satu karya sastra Finlandia yang paling penting.
Bencana kelaparan sempat terjadi di Finlandia pada tahun 1866–1868. Kemudian, pada tahun 1917, Finlandia menyatakan kemerdekaannya dari Rusia. Namun, beberapa bulan kemudian, terjadi Perang Saudara Finlandia yang melibatkan Garda Merah melawan Garda Putih. Garda Putih berhasil unggul pada musim semi pada tahun 1918. Setelah perang berakhir, ekonomi yang masih bergantung pada sektor pertanian mulai tumbuh pesat. Hubungan dengan negara-negara Barat (khususnya Swedia dan Britania) cukup kuat, tetapi Finlandia masih bersitegang dengan Uni Soviet. Pada masa Perang Dunia II, Finlandia dua kali berperang melawan Uni Soviet dan dengan gigih mempertahankan kemerdekaannya selama Perang Musim Dingin dan Perang Kontinuasi. Akibat perang tersebut, Finlandia terpaksa menyerahkan sebagian besar wilayah Karelia kepada Uni Soviet. Namun, Finlandia tetap menjadi negara demokrasi yang merdeka di Eropa Utara.
Semenjak terjadinya pertumbuhan ekonomi yang pesat pada tahun 1970-an, produk domestik bruto per kapita Finlandia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Finlandia bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 1995 dan mulai menggunakan mata uang euro pada tahun 2002.
Catatan kaki
^Georg Haggren, Petri Halinen, Mika Lavento, Sami Raninen ja Anna Wessman (2015). Muinaisuutemme jäljet. Helsinki: Gaudeamus. hlm. 339. ISBN9789524953634.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
Artikel bertopik sejarah ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.