Sandal jepit atau sandal jepang adalah sandal berwarna-warni dari karet atau karet sintetis. Tali sandal berbentuk huruf "v" menghubungkan bagian depan dan bagian belakang sandal. Bagian bawah sandal umumnya rata (tidak memiliki hak), sedangkan bagian atas sandal tidak memiliki penutup.
Sandal jepit dipakai dengan meletakkan poros bagian depan tali sandal di antara ibu jari dan telunjuk kaki, sehingga tidak terlepas sewaktu dipakai berjalan. Selain dipakai di dalam ruang atau kamar mandi, sandal jepit digunakan di luar rumah pada kesempatan tidak resmi, dan kegiatan rekreasi seperti di pantai atau kolam renang.
Havaianas adalah merek sandal jepit eksklusif dari Brasil. Perusahaan ini memulainya pada tahun 1962 dengan memproduksi sandal mirip zōri, namun dibuat dari karet.[1]
Sejarah
Sandal jepit telah dipakai selama ribuan tahun, terbukti dengan penemian gambar sandal di lukisan dinding Mesir kuno dari 4.000 SM. Sepasang sandal yang ditemukan di Eropa terbuat dari daun papirus dan diperkirakan berumur sekitar 1.500 tahun. Versi awal sandal jepit ini dibuat dari berbagai macam bahan. Sandal Mesir kuno terbuat dari papirus dan daun palem. Orang Maasai di Afrika memakai sandal dari kulit mentah. Di India, sandal terbuat dari kayu. Di Cina dan Jepang, jeramipadi digunakan untuk membuat sandal jepit. Daun tanaman sisal digunakan untuk membuat jepit sandal di Amerika Selatan, sedangkan penduduk asli Meksiko menggunakan tanaman yucca.[2]
Sandal adalah alas kaki yang mungkin sudah dikenal manusia sejak zaman Mesir Kuno.[3] Pada zaman kuno, orang India, Assyria, Romawi, Yunani, dan Jepang juga mengenakan sandal.[4] Sandal jepit di Amerika Serikat disebut flip-flops, thongs, atau beach sandal. Seusai Perang Dunia II, prajurit Amerika Serikat pulang ke negaranya dengan membawa oleh-oleh sandal dari Jepang. Semasa perang, prajurit Jepang juga membuat sandal dari ban bekas.[3]
Penyebutan sandal berdasarkan bahasa di berbagai negara