Samuel dari KonstantinopelSamuel (bahasa Yunani: Σαμουήλ), nama awam Skarlatos Chazteris (Σκαρλάτος Χαντζερής), (skt. 1700 – 10 Mei 1775) merupakan Patriark Oikumenis Konstantinopel selama periode-periode 1763-1768 dan 1773-1774. Dia lahir pada 1700 di Istanbul. Dia belajar di Megáli toú Genous Scholí. Pada usia muda, dia ditahbiskan sebagai diakon, dan kemudian menjadi diakon agung Patriark Paisios II. Ia terpilih sebagai uskup metropolitan Derkon pada 1731 dan Patriark Oikumenis pada 24 Mei 1763, meskipun ia merasa terlalu tua untuk posisi ini. Selama patriarkinya, ia sibuk dengan keuangan Patriarkat. Dia membatasi biaya, menahan penggalangan dana, dan prosesi "piringan hitam" lima kali per tahun dan mencabut kebiasaan lama bagi para imam untuk menyumbangkan barang (hewan, telur, dll.) ke Patriarkat. Dia memperkuat pendidikan dan memulihkan otoritas Patriarkat. Pada 1767 ia menghapus Otokefali dari uskup agung Peć dan Ohrid, yang yuridiksinya mencakup wilayah yang luas di Makedonia, Epiros, Thessalia, Albania, dan Serbia, dan menempatkan mereka kembali di bawah yuridiksi Patriarkat Konstantinople. Pada tingkat sosial, ia menentang "perbudakan wanita" dan menentang institusi mahar dan pernikahan komersial.[1] Dia memutuskan untuk membagi segel patriark menjadi empat bagian, tiga di antaranya diberikan kepada hierarki sinode. Dengan cara ini dia menekankan sistem administrasi sinode Patriarkat, yang menurutnya adalah tanggung jawab bersama dan kesewenang-wenangan Patriark terbatas. Tindakan radikalnya memicu reaksi, yang mencapai titik mendesaknya untuk mengundurkan diri pada 5 November 1768. Dia diasingkan ke Lavra Agung di Gunung Athos, tetapi pada 1770 dia meyakinkan pemerintah Utsmaniyah untuk mengizinkannya kembali ke kediamannya di Tarabya. Setelah pengunduran diri Theodosius II, sinode memilih kembali Patriark Samuel, di luar kehendaknya, pada 17 November 1773. Patriarki kedua ini berlangsung sekitar satu tahun. Selama itu ia mencoba memecahkan masalah "Kollyvades" dan bersikap lebih keras dari pendahulunya. Pada 24 Desember 1774, dia diasingkan lagi ke Gunung Athos dan kemudian ke Heybeliada, di mana dia meninggal pada 10 Mei 1775. Dia dimakamkan di Gereja Santo Nikolaos, Heybeliada.[2] Ada desas-desus bahwa bangsawati Roxandra Karatza adalah gundik Samuel.[3] Sumber
Bacaan selanjutnya
Referensi
|