Rijal Abdullah
Ustaz Haji Rijal Abdullah (1911–1979) merupakan ulama Indonesia yang berasal dari Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Ia dikenal sebagai Ketua Umum/Yang di-Pertua Muhammadiyah Persekutuan Tanah Melayu pertama pada 1962.[1][2] Kehidupan awalRijal Abdullah dilahirkan di Nagari Kamang Hilia, Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 11 November 1911. Ia merupakan putra sulung dari tiga bersaudara pasangan Datuak Bilang Kayo dari Dusun Luak Anyia dan Hamidah dari Jorong Pintu Koto. Datuak sendiri bukan ulama, tetapi tokoh adat di kampungnya. Datuak memiliki tiga orang istri atau lebih.[3] Ketika berusia 17 tahun, Rijal menunaikan ibadah haji. Dalam perjalanan pulang ia singgah ke beberapa negara Islam sebelum pulang ke kampungnya untuk menjadi pengajar Islam.[4] KiprahPada 1936, Rijal Abdullah mendirikan Sekolah Agama Permulaan dan Sekolah Menengah Persiapan di Kamang. Pada 1942, ia mendirikan Kamang University,[4] diduga sebagai universitas pertama di Indonesia.[5] Universitas ini diisi oleh mahasiswa dari sekitar Bukittinggi dan Sumatera Barat, bahkan luar negeri seperti Malaysia, Thailand, dan India.[5] Di tahun yang sama, Rijal memutuskan berhijrah ke Singapura.[6] Pada 1957, bersama sekelompok santri Madrasah Raudatil Atfal dan santri Ustaz Abdul Rahman Harun, Ustaz Rijal Abdullah dan Ustaz Amir Esa mendirikan gerakan Sunnah di Singapura bernama Muhammadiyah.[7] Pada 2 September 1958, asosiasi ini resmi terdaftar di Registrar of Societies Singapura.[8] Meski memiliki nama yang sama, Asosiasi Muhammadiyah Singapura tidak terkait dengan Muhammadiyah Indonesia, meski memiliki kesamaan ideologi.[9] Pada 14 Juli 1958, Mufti Johor Sayyid Alwi bin Thahir al-Haddad mengeluarkan pernyataan yang diduga menyudutkan "kaum muda" Islam di Tanah Melayu. Hamka menulis bantahan terhadap Mufti Johor dengan buku berjudul "Teguran Suci dan Jujur terhadap Mufti Johor" dan Rijal Abdullah menulis sepatah kata untuk buku itu.[10] Pada 21 Januari 1962, Rijal Abdullah memelopori berdirinya Muhammadiyah Persekutuan Tanah Melayu di Kuala Lumpur yang bertujuan untuk penyiaran dan pendidikan Islam se-Tanah Melayu. Jamaah Muhammadiyah telah ada di Pulau Pinang pada 1954, Singapura, Kedah, Perlis, dan Negeri Sembilan.[11] Rijal Abdullah terpilih sebagai Yang di-Pertua Muhammadiyah Persekutuan Tanah Melayu. Pengurus/Jawatan Kuasa Pusat Muhammadiyah Persekutuan Tanah Melayu lainnya antara lain Haji Ahmad Amin Malaka, Datuk Singah Sabak Bernam, Ustaz Abdul Malik Kuala Pilah, Ustaz Hasyim Kuala Pilah, dan A. Rahman Harun. Anggaran Dasar Muhammadiyah Persekutuan Tanah Melayu sama dengan Anggaran Dasar Muhammadiyah Indonesia.[2][12] Sejak 1963 hingga 1971, Rijal Abdullah melakukan perjalanan ke India, Pakistan, Afganistan, Iran, dan negara-negara lain di Timur Tengah. Pada 1971, ia pulang kembali ke kampungnya tepat pada hari raya Idulfitri 1391 Hijriyah. Ia didaulat memberikan khutbah hari raya di halaman sekolah yang didirikannya.[13] Belakangan sekolah yang telah ia dirikan pada 1936, ia dirikan ulang dengan pada 1973 dengan nama SMP Islam Kamang di bawah Yayasan Universitas Dakwah Islam Kamang. Sekolah ini didatangi banyak siswa dari dalam dan luar daerah seperti Sibolga dan Singapura. Pada 1999, gedung bekas sekolah ini dijadikan lokasi pendirian SMA Negeri 1 Kamang Magek.[13] Akhir kehidupanRijal Abdullah meninggal dunia pada hari Sabtu, Maret 1979 di Rumah Sakit Tentara Bukittinggi. Kepergiannya dilepas oleh Emirah Rijal, anak bungsunya. Rijal Abdullah meninggalkan tiga orang anak dari isteri pertama dan empat orang anak dari isteri kedua. Semua anak-anaknya menetap di Malaysia dan telah menjadi warga negara Malaysia, kecuali Mumirah Rijal, anak kedua dari isteri pertama, yang menetap di Depok bersama anak-anaknya.[13] Namanya diabadikan menjadi nama jalan yang melintasi sekolah yang pernah didirikannya di Kamang. [14] Rujukan
|