Revolusi Hijau di India adalah sebuah periode ketika pertanian di India meningkatkan lahan-lahannya karena untuk menerapkan teknologi agronomi. Revolusi tersebut memperbolehkan negara-negara berkembang, untuk mengurusi urusan pangannya sendiri. Revolusi tersebut dimulai di India pada awal 1960an dan berujung pada peningkatan produksi makanan, khususnya di Punjab, Haryana dan Uttar Pradesh pada fase awal. Pengembangan utama adalah varietas perladangan tinggi gandum, yang dikembangkan oleh beberapa ilmuwan, yang meliputi agronom Amerika Dr. Norman Borlaug, ahli genetik Amerika M. S. Swaminathan, dan lain-lain. Institut Riset Pertanian India juga diklaim ikut serta dalam Revolusi Hijau tersebut.[1]
Pengenalan varietas benih perladangan tinggi (benih hibrida) dan peningkatan penggunaan pupuk kimia dan irigasi berujuk pada peningkatan produksi yang dibutuhkan untuk membuat negara menjadi berdikari dalam biji-bijian pangan, yang diterapkan dalam pertanian d India.[2] Metode-metode yang diadposi meliputi penggunaan varietas benih perladangan tinggi dengan metode perkebunan modern.
Produksi gandum telah memproduksi hasil-hasil terbaik dalam pencukupan bahan bakar sendiri di India. Bersama dengan biji-bijian perladangan tinggi dan fasilitas irigasi, keantusiasan para petani memobilisasikan gagasan revolusi pertanian. Karena meningkatnya penggunaan pestisida dan pupuk kimia, terdapat dampak negatif terhadap tanah dan lahan seperti degradasi lahan.
Referensi
Templat:Topik India
Templat:Pertanian di India