Renault Samsung Motors (bahasa Korea: 르노삼성자동차, IPA: [ɾɯnoː sʰamsʰʌŋ dʑadoŋtɕʰa]), atau biasa disingkat menjadi RSM, adalah sebuah produsen mobil asal Korea Selatan. Kantor pusat dan pabrik perakitan perusahaan ini terletak di Busan, sementara fasilitas administrasi, fasilitas riset dan pengembangan, serta fasilitas pengujian kendaraannya masing-masing terletak di Seoul, Giheung, dan Daegu. Perusahaan ini didirikan dengan nama Samsung Motors pada tahun 1994 oleh chaebolSamsung, dengan bantuan teknis dari Nissan. Perusahaan ini mulai menjual mobil buatannya pada tahun 1998, sesaat sebelum Korea Selatan terkena krisis keuangan Asia Timur. Pada tahun 2000, perusahaan ini menjadi anak usaha dari Renault asal Prancis dan mengubah namanya menjadi seperti sekarang, walaupun Samsung tetap memegang minoritas saham perusahaan ini. RSM memasarkan berbagai macam mobil, termasuk mobil listrik dan crossover.
Sejarah
Awal mula: Era Samsung Group (1994–2000)
Pada awal dekade 1990-an, Chairman Samsung, Lee Kun-hee, menyadari bahwa industri otomotif adalah puncak dari sejumlah industri lain. Bagi Samsung Group, industri otomotif memungkinkannya untuk meningkatkan sumber daya dan teknologi dari seluruh anggota grup, termasuk Samsung Electrics and Samsung Electronics.[6] Ia awalnya mencoba untuk mengambil alih Kia, tetapi karena adanya kompetisi dari penawar lain dan batasan hukum, upaya tersebut pun dibatalkan. Kia akhirnya dibeli oleh Hyundai.[7]
Lee lalu memutuskan untuk membentuk perusaahan produsen mobil yang diberi nama Samsung Motors (biasa disingkat menjadi SMI),[8] serta membentuk perusahaan produsen truk yang diberi nama Samsung Commercial Vehicles Co., Ltd. (Hangul: 삼성상용차 주식회사; RR: Samseong Sangyongcha Jusikoesa), melalui Samsung Heavy Industries dengan dukungan dari Nissan Diesel.[9][10] SMI didirikan pada tahun 1994 (didaftarkan sebagai sebuah badan hukum pada tahun 1995)[8], sementara Samsung Commercial Vehicles didirikan pada tahun 1996.[10][11][12] Sesaat setelah SMI mulai beroperasi, krisis keuangan Asia terjadi.[8][13] Samsung pun memutuskan untuk mendivestasi SMI dan anak usaha non-inti yang lain.[14] SMI lalu ditawarkan untuk dijual, dan Daewoo Motors menjadi salah satu perusahaan pertama yang tertarik untuk membeli,[7][15] tetapi, karena krisis keuangan makin parah, Daewoo Motors akhirnya dibeli oleh GM.[16]Hyundai Motors lalu juga dipertimbangkan sebagai pembeli SMI, tetapi politik perusahaan dan perselisihan antara Samsung Group dan Hyundai Group membuat pembelian tersebut tidak memungkinkan. Negosiasi dengan Renault kemudian dimulai pada bulan Desember 1998, dan pada bulan September 2000, Renault resmi membeli 70% saham SMI dengan harga US$560 juta.[13][17] Samsung Commercial Vehicles tetap dipertahankan oleh Samsung, tetapi akhirnya mengajukan kebangkrutan pada akhir tahun 2000.[12][14]
Dengan ketertarikannya pada mobil, Lee mulai membangun SMI sebagai sebuah perusahaan otomotif global dengan bantuan teknis dari Nissan,[15] yang saat itu juga mengalami masalah keuangan. Afiliasi SMI dengan Nissan mungkin menjadi salah satu alasan Renault untuk membeli mayoritas saham SMI, karena Renault juga telah menjadi pemegang saham besar di Nissan pada saat itu. Salah satu perencana awal untuk SMI menyatakan bahwa afiliasi teknis untuk SMI awalnya dipertimbangkan dengan Volkswagen, BMW, atau Honda.[18] Mulai tahun 1998, Renault Samsung Motors menjual mobil buatannya di Chile dengan meluncurkan SQ5 (kini SM5).[19]
Pengembangan: Era Renault (2000–sekarang)
Ekspansi produk dan pasar (2000–2010)
Pasca diakuisisi pada tahun 2000, Renault mengubah nama Samsung Motors menjadi Renault Samsung Motors (RSM),[20] dan menjadi salah satu merek dari Renault–Nissan–Mitsubishi Alliance. Pada tahun 2000 juga, penjualan perusahaan ini mulai membaik. Jurnalis menyebut bahwa perbaikan tersebut adalah berkat kesuksesan mobil pertama yang diproduksi di Busan (SM5) sebagai armada taksi, yang kemudian meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap model tersebut.[13][21] Dalam beberapa tahun kemudian, perusahaan ini meluncurkan sejumlah produk baru, termasuk SM3 pada tahun 2002, SM7 pada tahun 2004, dan crossover QM5 pada tahun 2007. Lambat laun, RSM mengubah produknya dari arsitektur berbasis Nissan menjadi berbasis Renault.[20] Sebagai bagian dari Renault Group, Renault Samsung pun menjadi produsen mobil berorientasi ekspor.[21]
Pada tahun 2005, Renault meningkatkan kepemilikan sahamnya di perusahaan ini menjadi 80%, dengan mengakuisisi saham yang sebelumnya dipegang oleh kreditur.[22][23] Pada tanggal 26 Juni 2009, Renault dan Samsung setuju untuk memperbarui hak Renault untuk menggunakan merek dagang "Samsung" pada produknya hingga tahun 2020.[24][25]
Penurunan penjualan, kendaraan listrik, dan upaya pemulihan (2010–sekarang)
Tekanan dari Hyundai dan Kia, yang dominan di pasar otomotif Korea Selatan, makin meningkat pada dekade 2010-an, sehingga penjualan RSM menurun sebesar 27% pada tahun 2011. Pada semester pertama tahun 2012, penjualan RSM kembali menurun sebesar 41%.[26] Pada bulan Agustus 2012, manajemen RSM mempresentasikan rencana untuk mengurangi 80% pegawainya.[27] Renault akhirnya mengurangi 15% pegawainya di Busan (sekitar 800 orang). Untuk menghidupkan kembali perusahaan ini, bersama Nissan, Renault pun berinvestasi sebesar US$160 juta, agar RSM dapat memproduksi Nissan Rogue untuk diekspor ke luar Korea Selatan, guna meningkatkan produksinya.[28] RSM kemudian juga mempresentasikan versi revisi dari SM3 dan SM5.[26][29] Pada tahun 2013, perusahaan ini mulai memasarkan crossover baru, yakni QM3, yang didasarkan pada Captur.[30][31] Pada akhir tahun 2015, penjualan kumulatif RSM sejak tahun 2000 di Korea Selatan mencapai 1,5 juta unit.[32] Pada tahun 2016, Renault Samsung memperkenalkan SM6, sebuah model berukuran sedang yang didasarkan pada Talisman, dengan sejumlah perubahan kecil untuk menyesuaikan dengan pasar Korea Selatan,[33] serta memperkenalkan crossover QM6.[34] Pada tahun 2018, perusahaan ini memperkenalkan Clio[35] dan Master.[36]
^ abcde"르노삼성자동차(주)" [Renault Samsung Motors (Co.)]. Catch (dalam bahasa Korea). Diakses tanggal 14 November 2019.
^"2013 Registration Document"(PDF). Renault. hlm. 14, 23. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 8 April 2014. Diakses tanggal 8 April 2014.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ ab삼성상용차 24일 파산 신청 [Samsung Commercial Vehicles for bankruptcy in 24 days]. article.joins.com (dalam bahasa Korea). JoongAng Ilbo. 23 February 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 August 2013. Diakses tanggal 24 August 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"History". Samsung. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 July 2012. Diakses tanggal 19 March 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abMichell, Anthony (2010). "Samsung Electronics and the Samsung Group". Samsung Electronics and the Struggle For Leadership of the Electronics Industry. John Wiley & Sons. hlm. 57–58. ISBN978-0-470-82266-1.
^"Renault Samsung Motors cumple 10 años en Chile" [Renault Samsung Motors celebrates 10 years in Chile]. terra.cl (dalam bahasa Spanyol). Terra. 8 July 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2013. Diakses tanggal 9 March 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abAhn, Seok Hyeon (6 November 2013). 갯벌위에 지어진 르노삼성, 위기를 돌파할 두 번째 열쇠는? [Renault Samsung: built over tidal. The second key is to break through the crisis ?]. The Chosun Ilbo (dalam bahasa Korea). Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 March 2014. Diakses tanggal 7 November 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Choi, Jin-seok (18 January 2016). "르노삼성 SM6 등장, SM5의 운명은?" [Renault Samsung SM6 appeared, what the fate of the SM5 is?]. Korea Economic Daily (dalam bahasa Korea). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 February 2016. Diakses tanggal 3 February 2016.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)