Posidonia oceanica adalah spesies lamun yang hidup di perairan Laut Tengah. Bagian tubuh Posidonia oceanica mengandung racun dan antioksidan. Pertumbuhannya dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Posidonia oceanica berperan dalam mencegah erosi di pantai, penguburan karbon dan produksi oksigen di lautan. Spesies tumbuhan yang dapat mengancam keberlangsungan hidupnya adalah Caulerpa taxifolia.
Komposisi kimia
Racun
Di dalam Posidonia oceanica terdapat racun khususnya pada alga epifit dan dinoflagellata. Racun ini akan masuk ke tubuh ikan herbivor ketika ikan memakan daunnya.[2]
Antioksidan
Posidonia oceanica menghasilkan senyawa antioksidan untuk keperluan pertahanan diri. Pertahanan ini untuk menghindari stres yang disebabkan oleh biota epifit bernama Lophocladia lallemandii.[3]
Pertumbuhan
Pertumbuhan Posidonia oceanica dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang menerpanya. Intensitas cahaya dapat meningkatkan suhu di lingkungan pertumbuhan Posidonia oceanica. Suhu optimal untuk pertumbuhannya adalah 25–30 °C.[4]
Peran bagi ekosistem
Pencegah erosi
Posidonia oceanica merupakan pembentuk ekosistem utama di Laut Tengah. Banyak fauna yang menjadikan Posidonia oceanica sebagai habitat dan tempat mencari makanan di ekosistem yang dibentuk olehnya.[5]Posidonia oceanica juga diketahui dapat meredam gelombang laut. Kemampuan ini membuatnya dapat melindungi pantai dari erosi.[6]
Penguburan karbon
Posidonia oceanica juga diketahui berperan dalam penenggelaman karbon di lautan. Di Mediterania, Posidonia oceanica mengendapkan karbon sebanyak 198 gCm−2 tiap tahun. Sebesar 72% endapan ini berasal dari seston, sedangkan 28% lainnya berasal dari serasah yang gugur. Proses pengendapan melalui remineralisasi sedimen ke kolom air sebesar 15,6 gCm−2 tiap tahun. Hasil endapan ini terkubur di dalam laut sebagai karbon rosot dalam jangka waktu ribuan tahun.
Produksi oksigen
Posidonia oceanica diketahui berperan dalam fotosintesis. Kemampuan penyerapan karbon dioksida oleh Posidonia oceanica lebih banyak dibandingkan dengan plankton. Selain itu, Posidonia oceanica juga menghasilkan oksigen yang lebih banyak dibandingkan plankton.[7]
Ancaman
Keberadaan Posidonia oceanica dapat terancam oleh keberadaan spesies tumbuhan lain yaitu Caulerpa taxifolia.[5]
^Kantun, W., dan Susanto (2020). Ikan Berbisa dan Beracun. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 55. ISBN978-602-440-644-8.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Kawaroe, M., Nugraha, A. H., dan Juraij (2016). Ekosistem Padang Lamun. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 54. ISBN978-602-440-668-4.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^ abSyakti, A. D., Hidayati, N. V., dan Siregar, A. S. (2021). Agen Pencemaran Laut. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 31. ISBN978-623-256-694-1.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Sjafrie, N. D. M., dkk. (2018). Status Padang Lamun Indonesia 2018 Ver.02(PDF). Jakarta Utara: Pusat Penelitian Oseanografi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. hlm. 19. ISBN978-602-650-420-3.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)