Pertempuran Jeddah atau Pengepungan Jeddah terjadi pada tahun 1925 sebagai bagian dari kampanye Ibn Saud untuk menaklukkan Kerajaan Hijaz. Jeddah merupakan kota besar terakhir yang diperebutkan antara Hasyimiyah dan Saudi.
Tentang
Usai jatuhnya Makkah ke Raja Abdulaziz Ibn Saud pada awal Desember 1924, Raja Ali bin Hussein bergerak kembali ke Jeddah dan mencoba mempertahankannya dari serbuan tentara Najd. Pasukan Ali yang tersisa mulai membangun benteng di sekitar kota dan memasang ranjau. Ali meminta bantuan dan pasokan dari negara-negara milik saudaranya, Raja Abdullah dari Transyordania dan Raja Faisal dari Irak. Mereka berdua memberi bantuan persenjataan dan tentara. Dua pesawat Ali yang sudah tua tidak cukup untuk menghadapi pertempuran. Karena itu, Ali membeli lima pesawat dari Italia dan beberapa tank dari Jerman.
Namun demikian, Ali tidak bertahan lama. Klan-klan terdekatnya merupakan sekutu Ibn Saud. Pasokan dari Aqaba memakan waktu yang lama untuk tiba di Jeddah. Ia hanya punya dua pilot, salah satunya tewas dalam pertempuran. Pada akhirnya, para kepala suku di Jeddah memutuskan untuk menyerahkan kota kepada Ibn Saud. Raja Ali melarikan diri ke Baghdad lewat Laut Merah. Pengepungan ini berakhir pada tanggal 17 Dedsember 1925 (1343 H).
Akibatnya, Ibn Saud dinyatakan sebagai Raja Hijaz yang baru. Tahun berikutnya, Ibn Saud menyatukan Hijaz dengan Najd ke dalam satu negara.
Lihat pula
Referensi
- Al-Harbi, Dalal: King Abdulaziz and his Strategies to deal with events: Events of Jeddah. 2003, King Abdulaziz national library. ISBN 9960-624-88-9.
- ^ Al-Rehani: Nejd and its followers.
- ^ From Bullard to Mr ChamberLain. Jeddah , 1925 Feb. (No.# secrets) - Archived Post