Perpetua dan Felisitas
Perpetua dan Felisitas adalah dua perempuan Kristen yang mati sebagai martir pada abad ketiga dan dinobatkan sebagai Santa.[1][2] Mereka berdua berasal dari Kartago, Afrika Utara.[1] Saat itu, kekuasaan politik dipegang kaisar Romawi Septimus Severus yang mewajibkan seluruh penduduk di setiap wilayah kekuasaan Romawi untuk menyembah dan memberikan persembahan kepada dewa-dewi.[2] Riwayat HidupPerpetua adalah seorang dari keluarga bangsawan berusia 22 tahun yang telah menikah, sementara Felisitas adalah budaknya yang sedang mengandung.[1][3] Felisitas kemudian melahirkan seorang anak laki-laki.[4] Perpetua dan Felisitas mengikuti katekisasi dan dibaptis di dalam penjara.[5] Perpetua juga harus menyusui bayinya di dalam penjara.[3] PenderitaanPerpetua dan Felisitas menolak menyembah dan memberikan persembahan kepada dewa-dewi sebagaimana diperintahkan oleh kaisar.[2] Ayah dari Perpetua sudah berkali-kali membujuknya untuk mengikuti perintah tersebut supaya ia selamat, namun Perpetua menolak.[3] Konsekuensinya, mereka harus menjalani hidupnya di dalam penjara.[2] Selain itu, mereka juga disiksa dengan dimasukkan ke dalam sebuah arena melawan binatang buas.[3] Mereka terluka hebat.[3] Konon, ketika Felisitas akan diterkam oleh binatang buas, Perpetua melemparkan jubahnya ke arah binatang buas tersebut, lalu seketika binatang tersebut mundur dan tidak ingin melawan mereka lagi.[3] Akhirnya, mereka menjalani penderitaan terakhir, yaitu dipancung dengan pedang.[3] Tepat pada 7 Maret 203 (Perpetua genap berusia 26 tahun), mereka mati martir dan dikenang sebagai santa sampai saat ini oleh umat Kristiani.[1][2] Referensi
Videografi
Pranala luar
|