Kaisar Xianfeng mengesahkan traktat ini pada tahun 1858,[1] dengan wakil-wakil utamanya yaitu: Guiliang (桂良) yang merupakan orang Manchu dan Huashana (花沙納) yang beretnis Mongol. Jadwal lengkapnya adalah sebagai berikut:
Mengikuti kebijakan yang diambil oleh kekuatan besar Eropa, Amerika Serikat mengambil sikap berjaga-jaga sambil membangun angkatan lautnya dan mencoba menciptakan kerajaan dagang. Amerika Serikat merupakan salah satu "kekuatan perjanjian" terkemuka di Tiongkok, yang memaksa pemerintahan Qing untuk membuka 23 konsesi asing di Tiongkok. Meskipun tercatat bahwa Amerika Serikat tidak mengendalikan kawasan konsesi pemukiman di Tiongkok, tetapi Amerika Serikat berbagi hibah tanah bersama Britania Raya. Sebenarnya Amerika Serikat diundang oleh kekuatan Eropa untuk mengambil tanah konsesi di Shanghai, tetapi pada waktu itu Amerika Serikat menolak karena dianggap tidak menguntungkan.[6]
Ekstrateritorialitas warga negara AmerikaSerikat,[18] Rusia,[19] Britania Raya[20] dan Prancis,[21] ditegaskan kembali. Mereka selanjutnya berhak untuk bepergian ke seluruh wilayah Kekaisaran Qing, baik sekedar bertamasya maupun perjalanan bisnis selama mereka memiliki paspor yang sah,[22][23] tetapi Kekaisaran Qing dapat mencegah mereka "tinggal" secara resmi di wilayah pedalaman.[24]
Kekaisaran Qing mengizinkan kapal asing untuk berlayar di Sungai Yangtze,[25] tetapi tidak boleh ada transaksi perdagangan legal di wilayah yang dikuasai oleh para Pemberontak Taiping sampai mereka ditumpas.[14][22] Perdagangan luar negeri hanya terbatas di Zhenjiang,[i] yang akan dibuka dalam tahun ini dan tiga pelabuhan lainnya setelah Pemberontakan Taiping ditumpas. Klausul ini kemudian digunakan juga untuk membuka pelabuhan perjanjian di Wuhan[j] dan Jiujiang.[k]
Keempat negara kekuatan Eropa berhak membuka kantor legasi diplomatik permanen di Beijing,[l][26] yang sebelumnya merupakan kota tertutup. Misi gerejawi Rusia di Beijing juga dibebaskan dari pembatasan aktivitas yang diberlakukan sebelumnya.[29]
Tiongkok dilarang menggunakan karakter 夷 (artinya: "orang barbar")[30] dalam dokumen resmi yang merujuk kepada pejabat, subjek atau warga negara dari empat negara kekuatan asing.[30]
Tiongkok dilarang membangun atau mengizinkan sistem monopoli atau kartel dalam perdagangan domestiknya.[31]
Tambahan dalam traktat ini adalah menyelesaikan masalah bea dan tarif Tiongkok dengan syarat-syarat yang menguntungkan bagi keempat negara kekuatan asing tersebut dan Kekaisaran Qing berjanji akan membayar ganti rugi sebesar 6 juta tael perak dengan perincian: 2 juta ke Prancis dan 4 juta ke Britania Raya (2 juta untuk militer dan 2 juta lagi sebagai kompensasi kepada para pedagang Britania Raya).
Definisi
Traktat Tientsin menggunakan beberapa kata yang bersifat ambigu. Misalnya, kata "pemukiman" dan "konsesi", sering kali membingungkan. Istilah "pemukiman" mengacu pada sebidang tanah yang disewakan kepada kekuatan asing yang dihuni oleh masyarakat asing dan penduduk Tiongkok sendiri, kemudian orang asing dipilih untuk mengatur kawasan ini. Sedangkan istilah "konsesi" mengacu pada sewa tanah jangka panjang kepada negara kekuatan asing dan negara kekuatan asing tersebut memegang kendali penuh atas tanah tersebut yang diatur oleh perwakilan konsuler.
[32]
Chan, Mitchell. "Rule of Law and China's Unequal Treaties: Conceptions of the Rule of Law and Its Role in Chinese International Law and Diplomatic Relations in the Early Twentieth Century." Penn History Review 25.2 (2018): 2. online
Bloch, Kurt (May 1939), "The Basic Conflict over Foreign Concessions in China", Far Eastern Survey, 8 (10), University of California Press, Institute of Pacific Relations, hlm. 111–116, doi:10.1525/as.1939.8.10.01p0703s, JSTOR3023092, OCLC5548991122.
Cassel, Pär (2012), Grounds of Judgment, Oxford: Oxford University Press.
Johnstone, William C. (October 1937), "International Relations: The Status of Foreign Concessions and Settlements in the Treaty Ports of China", The American Political Science Review, 31 (5), American Political Science Association, Cambridge University Press, hlm. 942–8, doi:10.2307/1947920, JSTOR1947920, OCLC5545237072.