Pergeseran dalam linguistik adalah kemampuan bahasa untuk berkomunikasi tetang sesuatu yang tidak langsung hadir secara spasial atau temporal, sesuatu yang tidak ada di tempat atau tidak ada di tempat pada saat sekarang.
Manusia jelas hampir unik karena mampu berbicara tentang sesuatu yang jauh di ruang atau waktu (atau keduanya) dari tempat pembicaraan berada. Fitur ini -- "pergeseran" -- tampak secara jelas tidak ada dalam pensinyalan vokal pada kerabat terdekat manusia, walau terdapat pada tarian-lebah.
Lebah madu menggunakan tarian kibasan untuk mengkomunikasikan lokasi bunga yang cocok untuk mencari makan.
Tingkat pergeseran dalam contoh tersebut masih tetap terbatas bila dibandingkan dengan bahasa manusia.
Seekor lebah hanya bisa mengkomunikasikan lokasi dari sumber makanan tersebut yang ia telah kunjungi.
Ia tidak bisa mengkomunikasikan sebuah ide tetang sumber makanan di waktu tertentu pada masa lalu, ia juga tidak bisa menspekulasi tentang sumber makanan pada masa depan.
[2]
Tambahan lain, pergeseran pada tarian kibasan dibatasi oleh kekurangan bahasa dalam kreativitas dan produktivitas.
Lebah-lebah bisa mengekspresikan arah dan jarak, tetapi dipastikan dengan percobaan bahwa mereka tidak memiliki sebuah sinyal untuk "di atas".
Juga disangsikan bahwa lebah bisa mengkomunikasikan tentang ketidakberadaan nektar dengan tujuan menipu.
[3]
Oleh sebab itu pergeseran pada komunikasi lebah-madu terbatas, tetapi didokumentasikan ada dalam bentuk sistem komunikasi hewan sejauh hanya berkomunikasi tentang sesuatu yang tidak langsung ada tetapi secara spasial dipindahkan.
Semut telah diobservasi mengirimkan pengintai untuk memantau makanan, dan kembali lagi untuk pekerja lainnya jika makanan terlalu besar untuk dibawa kembali ke sarang oleh pengintai sendiri, sebagai contohnya bangkai ulat yang terlalu berat.
Hal ini sekali lagi mengikutkan pergeseran dengan mengkomunikasikan apa yang di luar tempat dan waktu sekarang.
Perekrutan juga telah diobservasi pada Semut Weaver Afrika Oecophylla longinoda dengan tujuan untuk mengkomunikasikan sumber makanan baru, emigrasi ke tempat baru, dan untuk bertahan terhadap pengganggu.
Para peneliti telah mendeskripsikan tidak kurang dari lima sistem berbeda untuk memenuhi fungsi tersebut pada spesies-spesies ini.
[4]
Semut berkomunikasi menggunakan sebuah sistem gabungan dari indra bau atau petunjuk penciuman dari beberapa kelenjar bersaaman dengan pergerakan tubuh.
Hewan akan menggunakan antena, gerak tubuh, dan/atau membuka-mulut dan menggabungkan petunjuk tersebut dengan penggunaan jejak bau atau pengeluaran bau untuk mengirim informasi mengenai sumber atau pengganggu.
Burung gagak (Corvus corax) telah diobservasi merekrut gagak lainnya untuk memperluas wilayah makanan, seperti pada bangkai hewan, walau kelihatannya motivasi mereka untuk merekrut kurang jelas, dan spesifikasi dari sistem komunikasi mereka lebih sukar dipahami.
Tetap saja telah didokumentasikan bahwa gagak pasti memiliki sebuah sistem, secara pola berkumpul mereka di situs secara jelas mengindikasikan bahwa mereka pasti telah diberitahu keberadaan suatu sumber daya.
[5][6]
Diyakini bahwa gagak tanpa-pasangan dalam sebuah kelompok memanggil burung tanpa-pasangan lainnya supaya bisa mendapatkan makan dan tidak dikejar oleh pasangan-pasangan di wilayah mereka.
Kebutuhan untuk mengemukakan informasi menggunakan pergeseran diperkirakan sebagai tekanan selektif mengarah ke perkembangan bahasa pada manusia, seperti yang dijelaskan oleh Derek Bickerton dalam Adam's Tounge.
[7]
Tekanan dari kebutuhan tersebut ada pada spesies yang memiliki strategi mencari makan yang memiliki tantangan mengarahkan anggota kelompoknya ke sebuah sumber makanan yang terlalu besar untuk sendiri atau dalam jumlah kecil, membutuhkan bantuan perekrutan.
"Hanya saat anda sepenuhnya menghargai makna dari pergeseran, bagaimana tanpa pergeseran bukan saja sebuah fitur biasa pada sistem komunikasi hewan tetapi sebagai fitur krusial dari pemikiran pra-manusia, anda akan mulai mendapatkan gambaran yang jelas."
— Bickerton page 217
Kebutuhan lingkungan yang unik memilih sebuah sistem komunikasi yang mampu untuk pergeseran pada manusia atau pada leluhur kita belum diidentifikasi, tetapi hipotesis termasuk teori Bickerton tetang kelompok kecil yang menemukan bangkai herbivora yang besar, dan kebutuhan untuk bantuan dari kelompok kecil manusia lain untuk bertahan dari pemangsa berbahaya lainnya (kucing besar, hyena) yang berkompetisi untuk sumber makanan yang sama.
Perkembangan bahasa pastilah tidak berhenti di sana, karena kalau tidak begitu, lebah atau semut akan memiliki sistem komunikasi yang sebanding dengan kita, tetapi disinilah kemungkinan dimulainya, memberikan leluhur kita kemampuan untuk berkomunikasi tentang selain sekarang dan di sini.
^
Holldobler, Bert and Wilson, Edward O. 1977.
The Multiple Recruitment Systems of the African Weaver Ant Oecophylla longinoda (Latreille) (Hymenopetera: Formicidae)
Behavioral Ecology and Sociobiology: 3,19-60 (1978)
^
Heinrich, B.
Winter foraging at carcasses by three sympatric corvids, with emphasis on recruitment by the raven, Corvus corax.
Behavioral Ecology and Sociobiology:3, 141-156 (1998)
^
Heinrich, B and Marzluff, J.M.
Do common ravens yell because they want to attract others?
Behavioral Ecology and Sociobiology: 28, 13-21 (1991)