Perang Nagorno-Karabakh 2020 adalah konflik bersenjata yang sedang berlangsung antara pasukan bersenjata dari Azerbaijan dan Armenia di Nagorno-Karabakh, selama ketegangan terbaru dalam konflik Nagorno-Karabakh yang tak kunjung reda. Bentrokan dimulai pada pagi hari tanggal 27 September 2020 di sepanjang Garis Kontak Nagorno-Karabakh. Kedua belah pihak mengumumkan jatuhnya korban militer dan sipil. Menanggapi bentrokan, Armenia dan Republik Artsakh menetapkan darurat militer dan mobilisasi total, sementara Azerbaijan juga menerapkan darurat militer dan jam malam. Pada 28 September, mobilisasi parsial diumumkan di Azerbaijan.[15]
Latar belakang
Bentrokan itu bermula dari perselisihan mengenai Nagorno-Karabakh yang mayoritas berpenduduk Armenia, sebuah teritori Azerbaijan yang diakui secara internasional, namun pada saat ini dikuasai oleh Republik Artsakh yang tidak diakui. Perang Nagorno-Karabakh telah berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1994, di mana Armenia menguasai wilayah Nagorno-Karabakh, sementara Rayon Agdam, Jabrayil, Fizuli, Kalbajar, Qubadli, Lachin dan Zangilan dikontrol oleh Azerbaijan.[16] Menurut laporan perang pada tahun 2018 yang dibuat oleh Akademi Hukum Kemanusiaan Internasional dan Hak Asasi Manusia Jenewa, "Armenia menjalankan otoritasnya atas wilayah Nagorno-Karabakh dengan membekali, mendanai atau melatih dan memberikan dukungan operasional kepada Republik Nagorno-Karabakh dan angkatan bersenjatanya, juga mengkoordinasikan dan membantu perencanaan umum kegiatan militer dan paramiliter mereka". Selama tiga dekade, berbagai pelanggaran gencatan senjata telah terjadi, yang paling serius adalah bentrokan Nagorno-Karabakh 2016 dan pertikaian pada Juli 2020 di perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan. Ribuan orang Azerbaijan berdemonstrasi untuk menentang Armenia, sementara Turki mengumbar retorikanya untuk mendukung Azerbaijan.
Pada 23 Juli 2020, Armenia mengumumkan dimulainya latihan sistem pertahanan udara bersama dengan Rusia dan analisis bentrokan Juli 2020. Sepekan kemudian, Azerbaijan melakukan serangkaian latihan militer yang berlangsung dari 29 Juli hingga 10 Agustus dan kemudian lagi pada awal September dengan campur tangan Turki. Pada akhir September, Armenia mengambil bagian dalam latihan militer bersama di perbatasan selatan Federasi Rusia, di Armenia serta di Abkhazia dan Ossetia Selatan, keduanya menyatakan diri sebagai negara merdeka yang dianggap oleh sebagian besar komunitas internasional sebagai milik Georgia. Selama sesi ke-75 Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan membuat pernyataan yang mendukung integritas teritorial Azerbaijan dan Georgia.
Sebelum pertikaian bermula, muncul tuduhan bahwa ratusan anggota Tentara Nasional Suriah dari Divisi Hamza dimobilisasi ke Azerbaijan, sementara menurut sumber-sumber Turki, banyak anggota YPG dan PKK dari Irak dan Suriah juga dikerahkan ke Nagorno-Karabakh untuk melatih milisi Armenia melawan Azerbaijan.
Referensi
- ^ "Syrian rebel fighters prepare to deploy to Azerbaijan in sign of Turkey's ambition". September 29, 2020. Diakses tanggal September 29, 2020.
Ankara is already engaged in a volatile power struggle with Russia in the conflicts in Syria and Libya, and tensions could now spill over into Nagorno-Karabakh.
- ^ a b "Deal Struck to End Nagorno-Karabakh War". The Moscow Times. 10 November 2020. Diakses tanggal 10 November 2020.
- ^ "Azerbaijan and Armenia agree full ceasefire in Nagorno-Karabakh". Financial Times. 10 November 2020.
Agreement is seen as victory for Baku and will be monitored by Russian forces
- ^ "Son dakika haberi: Azerbaycan Cumhurbaşkanı duyurdu: 49 yerleşim yeri daha kurtarıldı". CNN Türk (dalam bahasa Turki). 9 November 2020. Diakses tanggal 9 November 2020.
- ^ Major General Mayis Barkhudarov: "We will fight to destroy the enemy completely"
- ^ "URGENT: Turkish F-16 shoots down Armenia jet in Armenian airspace". armenpress.am (dalam bahasa Inggris). Armenpress. 29 September 2020. Diakses tanggal 29 September 2020.
- ^ "A total of 790 Azerbaijani servicemen eliminated". armenpress.am (dalam bahasa Inggris). Armenpress. 29 September 2020. Diakses tanggal 29 September 2020.
- ^ Carley, Patricia (September 29, 2020). "Turkey recruiting Syrians to guard troops and facilities in Azerbaijan". Middle East Eye.
“These situations are dangerous and this is not our battle, the Shia have been our number one enemy supporting the Syrian regime for 10 years,” he said, adding that they will not just be used as guards and 30 Syrians have already been killed in fighting on the front.
- ^ "Müdafiə Nazirliyi cəbhədəki son vəziyyəti açıqlayıb". report.az (dalam bahasa Azerbaijani). Report Information Agency. 28 September 2020. Diakses tanggal 28 September 2020.
- ^ "Müdafiə Nazirliyi Ermənistanın itkilərini açıqladı" (dalam bahasa Azerbaijani). 28 September 2020. Diakses tanggal 28 September 2020.
- ^ "MN: Düşmənin 3 silah-sursat anbarı, onlarla texnikası məhv edilib, 550-dən artıq canlı qüvvə itkisi var" (dalam bahasa Azerbaijani). 28 September 2020. Diakses tanggal 28 September 2020.
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama azerbaijaniciviliankilled
- ^ "One more civilian killed as a result of shelling residential settlement by Armenians". APA.az (dalam bahasa Inggris). 29 September 2020. Diakses tanggal 29 September 2020.
- ^ a b "9-year old child, elderly mother of fallen war veteran among 4 civilian casualties in Artsakh". armenpress.am (dalam bahasa Inggris). Armenpress. 27 September–10 October 2020
(1 minggu dan 6 hari). Diakses tanggal 29 September 2020.
- ^ Indonesia, B. B. C. "Perang Sengit Armenia-Azerbaijan, Ada Apa di Balik Konflik Nagorno-Karabakh?". detiknews. Diakses tanggal 2020-09-30.
- ^ "Asal Mula Konflik Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh". Republika Online. 2020-09-30. Diakses tanggal 2020-09-30.