350.000 Tentara 600.000 Pasukan IRGC, Milisi Hizbullah, dan Milisi Kurdistan 2.100 tank 4.000 kendaraan Lapis baja 2.900 artileri 421 pesawat 700 helikopter[2]
1.300.000 Tentara 5.000 tank 8.500 kendaraan Lapis Baja 3.400 artileri 900 pesawat, 412 helikopter[3]
Perang Iran-Irak juga dikenali sebagai Pertahanan Suci dan Perang Revolusi Iran di Iran, dan Qadisiyyah Saddam (قادسيّة صدّام, Qādisiyyat Saddām) di Irak, adalah perang di antara Irak dan Iran yang bermula pada bulan September 1980 dan berakhir pada bulan Agustus 1988. Umumnya, perang ini dikenali sebagai Perang Teluk Persia sehingga Konflik Irak-kuwait meletus pada awal 1990-an.
Peperangan ini bermula ketika pasukanIrak memasuki perbatasan Iran pada 22 September1980 akibat masalah perbatasan yang berlarut-larut antara kedua negara dan juga kekhawatiran Saddam Hussein atas perlawanan Syiah yang dibawa oleh Imam Khomeini dalam Revolusi Iran . Walaupun Irak tidak mengeluarkan pernyataan perang, tentaranya gagal dalam misi mereka di Iran dan akhirnya serangan mereka dapat dipukul mundur Iran. Walaupun PBB meminta adanya gencatan senjata, pertempuran tetap berlanjut sampai tanggal 20 Agustus1988; Pertukaran tawanan terakhir antara kedua negara ini terjadi pada tahun 2003. Perang ini telah mengubah wilayah dan situasi politik global.
Perang ini juga memiliki kesamaan seperti Perang Dunia I. Taktik yang digunakan seperti penggunaan parit, pos-pos pertahanan senapan mesin, serangan dengan bayonet, penggunaan kawat berduri, gelombang serangan manusia serta penggunaan senjata kimia (seperti gas mustard) secara besar-besaran oleh tentara Irak untuk membunuh pasukan Iran dan juga penduduk sipilnya, seperti yang dialami juga oleh suku Kurdi di utara Irak. Dalam perang ini diperkirakan lebih dari satu juta tentara serta warga sipil Irak dan Iran tewas, dan lebih banyak korban yang terluka dari kedua belah pihak selama pertempuran berlangsung.
Latar Belakang
Asal Usul Sejarah
Walaupun perang Iran-Irak yang dimulai dari tahun 1980-1988 merupakan perang yang terjadi di wilayah Teluk Persia, akar dari masalah ini sebenarnya dimulai lebih dari berabad-abad silam. Berlarut-larutnya permusuhan yang terjadi antara kerajaan Mesopotamia (terletak di lembah sungai Tigris-Eufrat, yang kini menjadi sebuah negara Irak modern) dengan kerajaan Persia atau negara Iran modern.
Referensi
^Cordesman, Anthony H. (2006). Iraqi Security Forces: A Strategy for Success. Greenwood Publishing Group. hlm. xviii. ISBN978-0275989088. Hundreds of thousands of Arab Shi'ites were driven out of [Iraq], and many formed an armed opposition with Iranian support. While most of the remaining Arab Shi'ites remained loyal, their secular and religious leaders were kept under constant surveillance and sometimes imprisoned and killed.