Tari Pepe'-Pepe'ka Ri Makka (Lontara: ᨄᨙᨄᨙ ᨄᨙᨄᨙᨀ ᨑᨗ ᨆᨀ) merupakan suatu seni pertunjukan suku Makassar yang menampilkan atraksi penari yang melakukan gerakan tarian sambil bermain dengan kobaran api namun tidak terbakar sama sekali. Tradisi tarian Pepe-Pepeka terinspirasi dari kisah Nabi Ibrahim yang terbakar namun tidak tersentuh api berkat mukjizat. Pada rangkaian tarian ini juga diiringi oleh syair-syair yang menceritakan tentang kisah Nabi Ibrahim dalam bahasa Makassar.
Secara etimologis nama Pepe-Pepeka Ri Makka berasal dari bahasa Makassar, Pepe' (ᨄᨙᨄᨙ) yang berarti api dan ri Makka ᨑᨗ ᨆᨀ) yang diserap dari bahasa Arab مكة (Mekkah) yang adalah kota yang memiliki hubungan erat dengan Nabi Ibrahim serta menjadi tempat suci dalam agama Islam.
Tarian ini berkembang di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan sekitar abad ke-17 pada masa awal masuknya Islam di Sulawesi Selatan, menurut beberapa sumber tarian ini diciptakan oleh Syekh Yusuf Al-Makassari, seorang ulama tasawuf yang masyhur di Kesultanan Gowa yang diyakini memiliki unsur-unsur magis yang terkandung dalam tarian ini disebabkan oleh kebalnya penari selama pertunjukan. Tarian Pepe'-Pepe'ka Ri Makka pada mulanya diperunjukkan sebagai sarana dakwah di Kesultanan Gowa namun kini tarian tersebut ditampilkan pada acara-acara besar islam serta dalam acara penyambutan.[1]