Pengeboman Kerman 2024
Pada 3 Januari 2024, upacara peringatan pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani di makamnya di timur Kerman, Iran terganggu oleh dua ledakan bom. Serangan tersebut menewaskan 211 orang dan melukai 171 orang lainnya.[2][5] Pemerintah Iran menyatakan pengeboman tersebut sebagai serangan teroris,[6] sehingga menjadikan pengeboman ini sebagai peristiwa paling mematikan di negara ini sejak kebakaran Cinema Rex yang merupakan bagian dari Revolusi Iran.[7] Latar belakangPada 3 Januari 2020, Jenderal Qasem Soleimani tewas dalam serangan pesawat nirawak di Bandar Udara Internasional Bagdad, Bagdad, Irak oleh Amerika Serikat. Soleimani adalah komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam (Islamic Revolutionary Guard Corps, IRGC). Soleimani memegang jabatan yang sangat berpengaruh di Iran dan secara luas dianggap sebagai tokoh paling berkuasa kedua di negara itu setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Sebagai pemimpin Pasukan Quds, cabang operasi luar negeri IRGC, ia memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan Iran di kawasan itu. Soleimani bertanggung jawab mengawasi misi rahasia dan memberikan panduan, pendanaan, senjata, intelijen, dan dukungan logistik kepada pemerintah sekutu dan kelompok bersenjata, termasuk Hamas dan Hizbullah.[6][8] Selama rangkaian pemakaman Soleimani di Kerman pada 7 Januari 2020, terjadi insiden desak-desakan yang menewaskan 50 pelayat dan melukai lebih dari 200 pelayat.[6] Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah perang Israel−Hamas 2023 dan konflik limpahannya. Sehari sebelum pemboman, serangan pesawat nirawak Israel di Lebanon menewaskan wakil pemimpin Hamas Salih al-Aruri,[6] sementara seminggu sebelumnya, serangan udara Israel menewaskan jenderal Iran Sayyed Razi Mousavi di Suriah.[9] Memasuki dasawarsa 2020-an, ISIS dan kelompok ekstremis Sunni lainnya telah melancarkan serangan serupa di negara mayoritas Syiah tersebut.[7] PengebomanLedakan kembar ini menghantam rangkaian menuju makam Soleimani di Pemakaman Golzar Shohada di sekitar Masjid Saheb al-Zaman untuk memperingati ulang tahun ke-4 kematiannya.[10][6] Ledakan pertama terjadi berjarak 700 meter dari makam Soleimani di dekat tempat parkir, sedangkan ledakan kedua terjadi berjarak satu kilometer di Jalan Shohada tempat banyak orang melarikan diri.[5][11] Bahan peledak ditempatkan sedemikian rupa untuk mencegah deteksi di gerbang keamanan.[12] Ledakan terjadi selang waktu antara 10 dan 15 menit.[13][14] Menurut laporan media Iran, serangan itu dilakukan dengan menggunakan dua bom tas yang ditempatkan di pintu masuk.[12] Bahan peledak tersebut diledakkan dari jarak jauh. Seorang saksi mengatakan salah satu bom ditempatkan di dalam tempat sampah.[15] Wakil Gubernur Kerman mengatakan peristiwa ini adalah serangan teroris.[6][8][16] Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|