Pembunuhan Tylenol Chicago
Kasus Tylenol merupakan sebuah kasus pembunuhan menggunakan racun dan menewaskan tujuh orang setelah mengkonsumsi kapsul pereda rasa sakit bernama Tylenol yang telah dicampur dengan Sianida. (Inggris) [1] Racun yang berada dalam produk ini disebut TYMURS oleh FBI, dan terjadi di bulan September dan awal Oktober 1982 di Chicago, Amerika Serikat. Kapsul Tylenol ini sendiri merupakan produksi dari McNeil Consumer Healthcare yang kemudian menjadi anak perusahaan dari Johnson & Johnson.(Inggris) [2] Sebuah penawaran besar berupa US$ 100.000 bagi siapa saja yang berhasil menemukan dan menangkap tersangka dari kejahatan ini tidak pernah diklaim hingga sekarang. Latar belakangPeristiwa pembunuhanPada tanggal 30 September 1982, Johnson & Johnson mengumumkan adanya empat korban tewas setelah mengkonsumsi kapsul Tylenol yang telah dicampur dengan sianida.(Inggris) [2] Korban tersebut bernama Mary Kellerman, seorang anak berusia dua belas tahun dari Illinois disusul oleh Adam Janus yang meninggal tak berselang lama denganya.(Inggris) [2] Kakak Adam yang bernama Stanley dan istrinya, Theressa yang meninggal setelah mengurus pemakaman Adam dan mengkonsumsi obat yang sama, dan dua hari kemudian, terdapat tiga korban lainya, Mary McFarland dari Elmhurst,Illinois, Paula Prince dari Chicago, dan Mary Reiner dari Winfield yang juga tewas dengan sebab yang sama.(Inggris) [3][4] Investigasi lebih lanjut dengan cepat menemukan hubungan antara produk yang saat itu merupakan produk kesehatan terlaris dengan kematian tujuh korban ini.[butuh rujukan] Polisi dengan cepat memberikan peringatan darurat menggunakan Loudspeaker dan berkendara mengelilingi kota Chicago.(Inggris) [5] Kemasan botol produk yang berasal dari pabrik yang berbeda-beda dan korban tewas yang semuanya berasal dari daerah Chicago menimbulkan kemungkinan bahwa terjadi sabotase dalam kejadian ini. (Inggris) [6] Tersangka diduga pergi dan memasuki berbagai supermarket dan Apotik dalam kurun waktu seminggu, membeli kemudian merusak kemasan produk kemudian memasukan sianida kedalamnya kemudian mengganti lagi kemasan tersebut dengan kemasan yang baru.(Inggris) [5] Pada tanggal 5 Oktober 1982, pihak Johnson & Johnson menarik seluruh produk Tylenol dari pasaran dan menghentikan produksi di seluruh pabrik mereka dengan perkiraan 31 juta produk dan kerugian sebesar US$ 100.000.000.(Inggris) [5] Perusahaan juga mengeluarkan iklan di media massa agar masyarakat tidak membeli lagi semua produk mereka yang mengandung Parasetamol.(Inggris) [5] Ketika sudah terbukti hanya Tylenol berbentuk tablet saja yang mengandung racun, perusahaan menawarkan pergantian Tylenol yang telah dibeli konsumen dengan produk yang sama berbentuk tablet padat.(Inggris) [5] Akibat yang ditimbulkanTylenol bukan hanya obat biasa. Pada era 1970 produk ini merupakan produk dengan penjualan terbesar (mengalahkan pasta gigi procter & gamble yang telah mendominasi selama delapan belas tahun). Dengan pendapatan tahunan mencapai US$1,2 billiun, produk ini menguasai 37 persen pasar Amerika.Insiden ini mengakibatkan produk kehilangan 30 persen pasar mereka dan hanya butuh waktu enam bulan bagi kapsul ini untuk bangkit kembali dan berhasil meraih kepercayaan konsumen setia mereka.[7] Berbagai media memberikan respon positif bagi Johnson & Johnson, terutama karena penanganan krisis yang baik dan tepat. Sebagai contoh, The Washington Post berkata "Johnson & Johnson telah berhasil memberikan penanganan ketika perusahaan besar menghadapi bencana," pada artikel selanjutnya, "Ini (Tylenol) merupakan kasus yang direspon tiga langkah lebih baik daripada yang seharusnya dilakukan" dan memuji perusahaan karena bersikap jujur dan terbuka pada masyarakat.[7] Pemimpin Johnson & Johnson saat itu, James Burke mempelopori usaha untuk kembali memenangkan kepercayaan masyarakat(Inggris):[5]
Referensi
|