Kampanye pembersihan etnis terjadi di kota Foča dan dilakukan oleh militer, polisi dan organisasi paramiliter Serb Bosnia terhadap warga sipil Bosniak sejak 7 April 1992 hingga Januari 1994 selama Perang Bosnia. Diperkirakan, 21.000 orang non-Serbia meninggalkan Foča sejak Juli 1992.[2]
Pengadilan Pidana Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY) memutuskan bahwa pembersihan etnis (pengusiran seluruh warga sipil Bosniak), pembunuhan, pemerkosaan massal dan penghancuran yang disengaja atas properti dan situs kebudayaan Bosniak merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Menurut Pusat Penelitian dan Dokumentasi di Sarajevo (IDC), 2.707 orang tewas atau hilang di kotamadya Foča selama perang berlangsung. Di antara mereka adalah 1.513 warga sipil Bosniak dan 155 warga sipil beretnis Serbia.[1] Selain itu, otoritas Serbia Bosnia juga mendirikan tempat yang biasa disebut sebagai kamp pemerkosaan, di mana ratusan perempuan diperkosa.[3][4] Perwira dan prajurit Serbia yang terlibat dalam pembersihan etnis di Foča divonis dan dihukum karena kejahatan perang oleh ICTY.
Serangan terhadap warga sipil
Dalam Perang Bosnia, pasukan Serbia menyerang warga sipil non-Serbia di timur Bosnia. Setiap kota dan desa yang telah mereka rebut diperlakukan dengan cara yang mirip: rumah dan apartemen warga Bosniak digeledah atau dibakar sementara warga sipil Bosnia ditangkap, dikepung dan kadang-kadang dipukuli atau dibunuh. Pria dan wanita dipisahkan dan banyak pria ditahan di kamp-kamp konsentrasi.[4]
Tiga belas masjid termasuk masjid bersejarah Aladža dirusak dan 22.500 Muslim yang menjadi mayoritas di sana terusir.[5] Hanya terdapat 10 Muslim yang bertahan di sana saat konflik mereda.[6] Pada Januari 1994, otoritas Serbia mengganti nama Foča jadi "Srbinje" (bahasa Serbia: Србиње), yang berarti "daerah Serbia".
Penyintas yang terusir kemudian mengungsi di kota Rožaje di Montenegro sampai perang berakhir.
Pemerkosaan
Perempuan Bosniak ditahan di pusat penahanan di mana mereka hidup dalam kondisi yang jorok dan diperlakukan dengan buruk dengan berbagai cara, termasuk diperkosa berkali-kali. Tentara atau polisi Serbia akan datang ke pusat-pusat penahanan ini, memilih satu atau lebih perempuan, membawa lalu memperkosa mereka. Kepala pasukan polisi Foča, Dragan Gagović, dianggap sebagai salah satu pria yang datang ke pusat-pusat penahanan ini untuk membawa perempuan keluar dan memperkosa mereka. Ada banyak kamp pemerkosaan di Foča. "Rumah Karaman" adalah salah satu kamp pemerkosaan yang paling terkenal. Para wanita yang ditahan di rumah ini diperkosa berulang kali. Di antara wanita yang ditahan di "rumah Karaman" adalah gadis di bawah umur 15 tahun.[4]
Perempuan Bosniak diperkosa oleh orang Serbia sebagai bagian dari kampanye pembersihan etnis secara metodis dan terorganisir. Misalnya, gadis-gadis dan perempuan yang dipilih oleh terdakwa kejahatan perang Dragoljub Kunarac dan anak buahnya dibawa ke markas tentara yang terletak di jalan Osman Dikić nomor 16. Di sana, para perempuan (sebagian berumur 14 tahun-an) diperkosa berulang kali. Tentara Serbia secara rutin menculik gadis-gadis Muslim dari berbagai pusat penahanan dan menjadikan mereka sebagai budak seks.[4]
Radomir Kovač, yang juga dihukum oleh ICTY, menahan empat gadis Muslim Bosniak di apartemennya, melakukan pelecehan seksual dan berulang kali memperkosa mereka. Kovač juga mengundang teman-temannya ke rumah dan mengizinkan mereka memperkosa para gadis. Kovač juga menjual tiga gadis; sebelum menjualnya, ia memberikan kedua gadis itu kepada tentara Serbia lainnya. Gadis-gadis itu kemudian dikembalikan kepada Kovač untuk selanjutnya dijual.[4]
Radmilo Vuković dijatuhi hukuman penjara lima tahun dan enam bulan oleh Pengadilan Bosnia dan Herzegovina; kemudian dibebaskan setelah ajukan banding.[21]
^"Search for Radovan Stanković Continues". Balkan Investigative Reporting Network. 25 May 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 February 2013. Diakses tanggal 17 July 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)