Ia dibebaskan pada 27 Oktober 2009 setelah menjalani dua pertiga masa hukuman dengan alasan berkelakuan baik.[3] Plavšić dan Radovan Karadžić,[4] merupakan pejabat tertinggi Serb Bosnia yang dihukum. Sebelum memasuki dunia politik, ia mengajar biologi di Universitas Sarajevo dan menjadi dekan Fakultas MIPA di sana. Ia adalah alumniUniversitas Zagreb.
Karier akademik
Plavšić lahir dari keluarga akademisi dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di Sarajevo, di mana ayahnya merupakan direktur di salah satu museum di sana. Ia mempelajari botani, dan mengambil spesialisasi di bidang virologi tanaman dan mendapat gelar Ph.D dari Universitas Zagreb. Ia lalu berkuliah di Kota New York dan mengambil Program Fulbright pada tahun 1970-an sebelum akhirnya kembali ke Sarajevo dan mengajar di sana.[5]
Karier politik
Plavšić adalah anggota partai nasionalisSDS. Ia merupakan anggota wanita pertama Kepresidenan Republik Sosialis Bosnia dan Herzegovina, menjabat dari 18 November 1990 hingga April 1992 setelah terpilih dalam pemilu multipartai pertama di Bosnia dan Herzegovina. Dari 28 Februari 1992 hingga 12 Mei 1992, Plavšić menjadi salah satu dari dua presiden sementara Republik Serbia di Bosnia dan Herzegovina. Setelahnya, ia menjadi satu dari dua Wakil Presiden Republika Srpska dan pada 30 November 1992 menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republika Srpska. Wataknya yang keras selama pemerintahannya membuatnya dijuluki "Wanita Besi dari Serbia".[6]
Plavšić menyatakan bahwa "enam juta rakyat Serbia bisa mati sehingga enam juta yang lain dapat hidup dalam kebebasan" dan menganggap upaya pembersihan etnis merupakan "fenomena alamiah".[7] Pada Juli 1993, dalam wawancaranya dengan Borba, Plavšić mengklaim bahwa Serb Bosnia lebih superior dibanding Muslim Bosniak:[8]
Orang Serbia Bosnia, terutama yang tinggal di perbatasan, mempunyai insting mengendus bahaya yang mengancam bangsanya dan mempunyai mekanisme bertahan hidup. Keluargaku berkata bahwa orang Serbia Bosnia lebih baik dari orang Serbia yang tinggal di Serbia [...] dan ingatlah, mekanisme berthan hidup tidak tercipta dalam waktu singkat; butuh beberapa dekade, beberapa abad [...] Saya seorang ahli biologi dan saya tahu: spesies yang paling mampu beradaptasi dan bertahan hidup adalah mereka yang hidup bersama spesies yang mengancamnya.
Pada 1994 Plavšić mengatakan bahwa ia dan nasionalis Serbia lainnya tidak sanggup bernegosiasi dengan Bosniak karena "masalah genetika":[9]
Memeluk Islam membuat mereka cacat secara genetika. Dan kecacatan itu diwariskan dari generasi ke generasi sampai sekarang dan terus bertambah buruk. Kecacatan itu memengaruhi kemampuan berpikir mereka, yang bersumber dari gen mereka. Dan selama berabad-abad, kualitas gen itu semakin menurun.
Pernyataan ini, di mana ia mengkaitkan etnis tertentu dengan kelainan dan penyakit disejajarkan dengan pandangan Nazi terhadap Bangsa Yahudi.[10]
Perjanjian Dayton yang ditandatangani tahun 1995, mendepak Presiden Republika Srpska Radovan Karadžić dari jabatannya dan Plavšić terpilih untuk menjadi pengganti sementara selama dua tahun. Vojislav Šešelj, politisi Partai Radikal Serbia (SRS) bersaksi dalam persidangan Slobodan Milosevic bahwa ia mengetahui motif Karadžic yang mencalonkan Plavsic:
Dia memegang posisi yang sangat ekstremis selama perang, bahkan bagiku, dan ia bahkan membuatku merasa tidak nyaman. Dia membawa Arkan dan milisinya ke Bijeljina, dan dia terus mengunjungi Arkan setelah kegiatan mereka di Bijeljina dan daerah sekitarnya [...] Radovan Karadzic [...] percaya dia lebih ekstrim daripada dirinya sendiri dalam segala hal. Dia berpikir bahwa politisi Barat yang mencoba melenyapkan dirinya dengan biaya berapa pun akan memiliki masalah yang lebih besar saat berhadapan dengan Plavsic [...] Radovan Karadzic percaya bahwa dia akan terus menduduki posisi nasionalisnya sampai akhir. Namun, beberapa bulan setelah dia terpilih, Biljana Plavsic mengubah orientasi politiknya hingga 180 derajat di bawah pengaruh beberapa politisi Barat dan mengubah kebijakannya sepenuhnya.[11]
Dia memutuskan hubungannya dengan SDS dan membentuk Srpski narodni savez (Aliansi Rakyat Serbia) dan mencalonkan Milorad Dodik, yang saat itu menjadi anggota Majelis Nasional Republika Srpska dari partai SNSD yang hanya memiliki dua anggota parlemen untuk jadi Perdana Menteri. Dia dikalahkan dalam pemilu 1998 oleh koalisi SDS dan Partai Radikal Serbia di Republika Srpska pimpinan Nikola Poplašen. Dia adalah calon dari koalisi "Sloga". Saat dipenjara, ia menulis sebuah buku berjudul "Kesaksian" (Svjedočenja), yang mengungkapkan banyak aspek kehidupan politik di masa perang Republika Srpska. Pada tahun 1998, Plavšić memberi penghargaan kepada Momčilo Đujić, seorang komandan dan kolaborator Chetnik, dengan penghargaan kehormatan.[12][13]
^Shatzmiller, Maya (2002). Islam and Bosnia: Conflict Resolution and Foreign Policy in Multi-Ethnic States. Universitas McGill-Queen. hlm. 58. ISBN978-0-7735-2413-2.
^Alvarez, Alex (2001). Governments, Citizens, and Genocide: A Comparative and Interdisciplinary. Pers Universitas Indiana. hlm. 126. ISBN978-0-7735-2413-2.
^Bosworth, R.J.B. (2009). The Oxford Handbook of Fascism. Pers Universitas Oxford. hlm. 431. ISBN978-0-19-929131-1.
^Hoare, Marko Attila. "Bosnian Serbs and Anti-Bosnian Serbs". Bosnian Institute. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2020-7-20.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Periksa nilai tanggal di: |access-date= (bantuan)