Šešelj tidak diserahkan kepada petugas PBB, melainkan terbang ke Den Haag atas pilihannya sendiri pada Februari 2003. Pada November 2006, ia masih menantikan proses peradilannya di tahanan, yang kini sudah berjalan hampir empat tahun. Pada 10 November 2006, Šešelj melakukan mogok makan.[1]
Biografi
Vojislav Šešelj lahir di Sarajevo yang saat itu merupakan wilayah Yugoslavia dan dibesarkan di kota Stolac di Herzegovina. Ia lulus dari fakultas hukum di Universitas Sarajevo, dan tak lama kemudian mendapatkan gelar doktor pada 1979. Ia mengajar ilmu politik di sana hingga 1984. Tahun itu, penguasa Komunis Yugoslavia menyatakan ia bersalah melakukan "kegiatan kontra revolusi" dand ijatuhi hukuman penjara delapan tahun, meskipun Mahkamah Agung mengubah hukuman itu dan melepaskannya pada 1986.
Pada 1989, Šešelj pergi ke Amerika Serikat dan di sana, Momčilo Đujić, seorang pemimpin Chetnik dari Perang Dunia II, menganugerahinya gelar voivoda dari bangsa Chetnik, meskipun konon ia membatalkan gelarnya pada 1997 karena Šešelj bekerja sama dengan Partai Sosialis Serbia yang dipimpin Slobodan Milošević.
Šešelj menjadi pemimpin partai politik Gerakan Pembaruan Serbia. Šešelj kemudian memisahkan kelompoknya dan membentuk Partai Radikal Serbia. Mereka menjalin hubungan mesra dengan Partai Sosialis Serbia yang dipimpin Milošević selama tahun-tahun pertama Perang Yugoslavia hingga September 1993, ketika ia bentrok dengan Milošević tentang Perang Bosnia — kami menentang perundingan damai dengan Barat. Pada saat terputusnya hubungan dengan pemerintah, Milosevic menyatakan tentang Seselj:
(Ia adalah) penjelmaan kekerasan dan keprimitifan.[2]
Šešelj juga dipenjarakan pada 1994 dan 1995.
Pada 1998, Seselj yang sudah berdamai dan kembali ke pemerintahan Milosevic, dengan jelas mengancam media asing dan Yugoslavia (seperti Radio B92 dari Beograd) dan organisasi-organisasi hak asasi manusia yang bertindak di Yugoslavia untuk mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah, dan berkata:
Bila kita tidak dapat menangkap semua pesawat mereka (NATO), kita dapat menangkap mereka yang dapat kita jangkau, seperti berbagai Komitte Helsinki, dan kelompok-kelompok Quisling
Pada Perang Kosovo dan pengeboman NATO atas Serbia, ia dan partai politiknya setia mendukung Milošević, dan setelah pengeboman selama tiga bulan mereka adalah satu-satunya partai yang memberikan suara menolak menyerah kepada pasukan-pasukan NATO. Pada akhir Februari 2003 Šešelj menyerah kepada Pengadilan Kejahatan Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY) atas tuduhan "delapan pelanggaran kejahatan terhadap kemanusiaan dan enam kejahatan berupa pelanggaran undang-undang atau kebiasaan perang karena partisipasinya dalam suatu tindak kejahatan bersama".[4]
Partai Radikal Serbia saat ini adalah partai terbesar di Parlemen Serbia. Pada 21 November 2006, ia mengumumkan bahwa ia akan menempati tempat pertama dalam daftar calon partainya untuk pemilihan umum Januari 2007.[5]
Aneka rupa
Šešelj menjadi seorang orator terkenal, meskipun ia mempunyai cara yang aneh dalam menyebutkan huruf r.
Lawan-lawan politiknya sering mengejeknya karena ada orang-orang Katolik Roma yang mempunyai nama keluarga Šešelj, selain orang-orang Ortodoks. Karenanya ada yang mengatakan bahwa ia sesungguhnya adalah seorang Kroasia. Vojislav Šešelj pernah pada suatu kesempatan membawa sejumlah wartawan ke desa kelahirannya dan memperlihatkan kepada mereka Gereja Ortodoks tempat ia dibaptiskan.
Pada 2005 Šešelj menjadi berita utama di Internet ketika ia dipaksa membacakan sebuah surat yang pernah dikirimkannya ke ICTY yang menyatakan penghinaannya terhadap pengadilan. Kejadian ini segera menjadi terkenal di negara-negara berbahasa Serbia-Kroasi-Bosnia.[6]