Pembantaian Višegrad adalah tindakan pembantaian yang dilakukan terhadap penduduk sipil Bosnia di kota dan munisipalitas Višegrad selama pembersihan etnis di Bosnia timur oleh polisi dan pasukan militer Serbia selama musim semi hingga musim panas tahun 1992, pada awal Perang Bosnia.
Menurut dokumen Pengadilan Pidana Internasional untuk bekas Yugoslavia (ICTY), terdapat sekitar 3.000 orang Bosnia dibunuh selama kekerasan di Višegrad dan sekitarnya, termasuk sekitar 600 wanita dan 119 anak-anak.[3][4] Menurut ICTY, Višegrad menjadi sasaran "salah satu kampanye pembersihan etnis yang paling terencana dan kejam dalam konflik Bosnia".[5] Menurut Pusat Penelitian dan Dokumentasi di Sarajevo, 1661 orang Bosnia tewas atau hilang di Višegrad.[6]
Kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang Serbia Bosnia dalam pembantaian Višegrad serta pemindahan paksa yang dilakukan oleh pasukan Serbia pada tahun 1992 terjadi jauh sebelum peristiwa serupa di Srebrenica, dan telah digambarkan sebagai contoh genosida penduduk Bosniak di Bosnia timur yang dilakukan atas perintah pemimpin Serbia Bosnia Radovan Karadžić dan kawannya Jenderal Ratko Mladić.[7]
Pembantaian
Pada 6 April 1992, Tentara Rakyat Yugoslavia (TRY) menduduki Višegrad setelah beberapa hari bertempur. Setelah merebut kota, mereka membentuk Pemerintahan Kotamadya Serbia di Višegrad dan mengambil kendali atas semua kantor pemerintah kota. Pada 19 Mei 1992, TRY secara resmi meninggalkan kota. Tak lama kemudian, penduduk lokal Serbia, beserta polisi, dan sayap-sayap paramiliter memulai salah satu kampanye pembersihan etnis yang paling terkenal dalam konflik tersebut, yang dirancang untuk membersihkan kota dari penduduk Bosniak untuk selama-lamanya. Partai Demokrat Serbia yang berkuasa menyatakan Višegrad sebagai kota "Serbia". Semua etnis non-Serbia kehilangan pekerjaan, dan pembunuhan pun dimulai. Pasukan Serbia (sayap paramiliter "Elang Putih" pimpinan Vojislav Šešelj, ketua Partai Radikal Serbia yang ultranasionalis) menyerang dan menghancurkan sejumlah desa berpenduduk Bosniak. Sejumlah besar warga sipil Bosnia yang tidak bersenjata di kota Višegrad tewas dibunuh hanya karena suku mereka. Sementara ratusan lainnya tewas dalam penembakan acak.[8]
Kecuali sejumlah kecil yang berhasil melarikan diri, semua pria dan pemuda Bosniak dari Višegrad yang tidak meninggalkan kota ditembak atau dibunuh, menurut kesaksian para penyintas. Menurut sensus Yugoslavia tahun 1991, kotamadya Višegrad memiliki penduduk sekitar 21.000 jiwa sebelum konflik, terdiri dari 63% Bosnia dan 33% Serbia Bosnia.[9]
Pria, wanita dan anak-anak Bosniak dibunuh di jembatan sungai Drina dan mayat mereka dibuang ke sungai setiap hari. Banyak pria dan wanita Bosniak ditangkap dan ditahan di berbagai tempat di kota itu. Tentara Serbia memperkosa wanita dan melakukan teror terhadap warga sipil. Penjarahan dan penghancuran properti suku Bosniak dan Kroasia terjadi setiap hari dan sebuah masjid di Višegrad dihancurkan. Pasukan Serbia juga terlibat dalam penjarahan dan perusakan yang meluas dan sistematis terhadap rumah dan desa orang Bosniak. Kedua masjid di kota itu juga dihancurkan. Banyak orang Bosnia yang tidak segera dibunuh, tapi ditahan di berbagai tempat di kota, termasuk di bekas barak militer TRY di Uzamnica, 5 kilometer di luar kota Višegrad; beberapa lainnya ditahan di hotel Vilina Vlas serta berbagai lokasi lainnya.[10] Hotel Vilina Vlas berfungsi sebagai "rumah bordil". Wanita dan gadis Bosniak, termasuk yang di bawah usia 14 tahun dibawa ke kamp oleh petugas polisi untuk diperkosa oleh anggota kelompok paramiliter Elang Putih dan Macan Arkan.[11]
Referensi