Pedro Pablo Kuczynski
Pedro Pablo Kuczynski Godard (bahasa Spanyol: [ˈpeðɾo ˈpaβlo kuˈtʃinski ɣoˈðarð], lahir 3 Oktober 1938), lebih dikenal sebagai PPK, adalah seorang ekonom, politikus dan administrator publik Peru yang menjabat sebagai Presiden Peru dari tahun 2016 hingga 2018. Ia sebelumnya adalah Perdana Menteri Peru dari 2005 hingga 2006. Masa kepemimpinannya sebagai presiden tiba-tiba berakhir dengan pengunduran dirinya pada 21 Maret 2018 pukul 3:35 sore Waktu Peru dengan menyampaikan pidato untuk bangsa.[1] Kuczynski bekerja di Amerika Serikat sebelum berkecimpung di dunia politik Peru.[2] Ia memegang posisi di Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional sebelum ditunjuk sebagai manajer umum Bank Cadangan Sentral Peru. Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Energi dan Pertambangan pada awal 1980-an di bawah Presiden Fernando Belaúnde Terry, dan sebagai Menteri Ekonomi dan Keuangan serta Perdana Menteri di bawah Presiden Alejandro Toledo pada tahun 2000-an.[3] Kuczynski adalah calon presiden dalam pemilihan presiden tahun 2011, ia menempati urutan ketiga perolehan suara terbanyak. Lawan-lawannya yakni Ollanta Humala dan Keiko Fujimori melenggang ke pemilihan putaran kedua pada tanggal 5 Juni 2011, di mana Humala akhirnya yang terpilih sebagai presiden.[4] Kuczynski kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada tahun 2016, di mana ia mengalahkan Fujimori pada putaran kedua.[5] Ia dilantik sebagai Presiden pada 28 Juli 2016.[6][7] Kuczynski memegang kewarganegaraan Amerika Serikat hingga November 2015; ia meninggalkannya untuk dapat mencalonkan diri sebagai Presiden Peru.[8] Pada 15 Desember 2017, Kongres Peru, yang dikendalikan oleh oposisi, yakni partai Pasukan Populer, memulai proses pemakzulan terhadap Kuczynski, setelah ia dituduh berbohong tentang menerima pembayaran dari Odebrecht, sebuah perusahaan konstruksi asal Brasil yang dilanda skandal pada pertengahan 2000-an.[9] Namun, pada 21 Desember 2017, Kongres Peru kekurangan mayoritas suara yang diperlukan untuk memakzulkan Kuczynski.[10] Setelah diduga tersandung skandal lainnya dan menghadapi pemungutan suara pemakzulan kedua, Kuczynski akhirnya mengundurkan diri dari jabatan kepresidenan pada 21 Maret 2018 setelah rilis beberapa video yang menunjukkan dugaan tindakan pembelian suara.[11][12] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Pedro Pablo Kuczynski.
|