Parang Loe atau Parangloe adalah nama sebuah kelurahan di Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kelurahan ini memiliki luas wilayah 6,53 km² yang terdiri dari 21 RT dan 6 RW. Secara astronomis, kelurahan ini berada pada titik koordinat 5°05'43.00" LS dan 119°28'13.20" BT. Jumlah penduduk Kelurahan Parang Loe pada tahun 2019 tercatat 6.884 jiwa, yang terdiri atas 3.405 jiwa laki-laki dan 3.479 jiwa perempuan. Kantor kelurahan ini beralamat di Jl. Dampang, Kota Makassar.[1]
Kronik nama
Arti dari Parang Loe adalah hamparan tanah yang luas. Kelurahan Parang Loe merupakan pemekaran dari Kelurahan Bira pada tahun 1993. Pemberian nama Parang Loe ini didasarkan pada cerita rakyat bahwa dahulu di Parang Loe terdapat suatu lokasi yang cukup luas menjadi titik pertemuan para saudagar/pedagang dari daerah Bugis. Dari lokasi tersebut kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Kota Makassar melalui penyeberangan Sungai Tallo. Parang Loe dijadikan tempat pertemuan karena daerah tersebut dianggap aman karena di sana banyak penduduk yang bergelar bangsawan (Karaeng/Tubaraniyya) serta pusat tumbuh kembangnya sepak raga (Paraga).[1]
Di Kelurahan Parang Loe dikenal beberapa nama kampung yaitu:
1. Bontoa yang artinya daratan. Dinamakan Bontoa karena di kampung tersebut banyak gundukan-gundukan tanah dan bebatauan. Kampung Bontoa memiliki wilayah yang cukup luas sehingga dalam perjalannya Kampung Bontoa dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu Bontoa Utara, Bontoa Selatan, dan Bontoa Barat.
2. Parangloe yang wilayahnya meliputi RT 01, 02, 03, dan 04 / RW 04.
3. Tamalalang meliputi RT 01, 02, dan 03 / RW 05. Tamalalang artinya tempat bernaung atau rindang.
4. Kaserokang meliputi RT 01 dan 02 / RW 06. Kampung Kaserokang merupakan daerah pesisir yang dahulunya banyak petani garam/tambak, dan warga Kaserokang mayoritas pendatang dari luar daerah.[1]
Batas wilayah
Kelurahan Parang Loe memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
[1]
Tempat wisata
Karena lokasinya berada pada daerah pesisir, Kelurahan Parang Loe memiliki potensi wisata. Tempat wisata yang terkenal saat ini adalah Wisata Lantebung. Lantebung merupakan kampung wisata dengan potensi ekowisata yang kuat dengan taman mangrove disertai dengan aktivitas nelayan. Pada tahun 2023 ini, Wisata Lantebung masuk 75 besar dalam Aunegerah Desa Wisata Indonesia.[2]
Pranala luar
Referensi