Padi (grup musik)
Padi Reborn, sebelumnya hanya bernama Padi, adalah grup musik pop rock Indonesia yang anggotanya terdiri dari Ari Tri Sosianto (gitar, backing vocal), Andi Fadly Arifuddin, (vokal), Surendro Prasetyo atau Yoyo (drum), Rindra Risyanto Noor (bass, backing vocal), dan Satriyo Yudi Wahono atau Piyu (gitar, backing vocal). Grup musik ini memulai debut mereka di dunia musik Indonesia pada penghujung tahun 1990-an melalui singel Sobat dalam album kompilasi Indie Ten, yang mana lagu ini juga dimuat di album studio pertamanya, Lain Dunia (1999). Motor utama grup ini adalah Piyu, yang menjalankan fungsi sentral sebagai komposer musik dan lirikus hampir seluruh lagu. Namun kekuatan utama Padi terletak pada penguasaan instrumen para anggotanya yang memiliki karakter. Dalam kondisi vakum, Piyu memilih mengembangkan kreativitas sendiri, sedangkan anggota lainnya membentuk Musikimia yang menjalani proses bermusik secara independen, dengan Ari menjadi manager dari Musikimia. Setelah 7 tahun vakum, akhirnya Padi berkumpul lagi, dan berganti nama menjadi Padi Reborn. SejarahAwal terbentukPadi pertama kali dibentuk oleh Fadly dan Piyu adalah seorang mahasiswa wadah Universitas Airlangga, Surabaya pada bulan oktober tahun 1996 dengan nama Soda. Enam bulan kemudian, tepatnya pada 8 April 1997, Piyu mengajak teman-temannya untuk ngeband kembali bersama Ari, Rendra dan Yoyo diserap menjadi lima orang, pada akhirnya tercetus nama Padi. Akhirnya, Fadly, Piyu, Ari, Rendra dan Yoyo memilih nama Padi, alasanya nama Padi bersifat membumi, Lebih jauh, mereka tidak hanya mengambil filosofinya saja, semakin berisi semakin merunduk, tetapi juga melihat fungsinya yang melambangkan kesejahteraan. Diawali dari bermain musik dari satu panggung ke panggung lain, grup ini akhirnya dikontrak untuk masuk dunia rekaman. Album pertama mereka Lain Dunia dirilis pada 1999. Padi muncul dengan lagu-lagu kompleks yang ditandai dengan aransemen dua gitar yang hampir selalu berbeda dalam tiap frasa dalam tiap lagu. Album ini mendapatkan platinum pada bulan April 2000 dan quadraple platinum pada tahun 2001. Pada tahun 2001, Padi mengeluarkan album kedua mereka Sesuatu Yang Tertunda. Album ini mampu terjual sebanyak 1,6 juta kopi dan mendapat 10x Platinum pada tahun 2002. Save My Soul adalah nama album musik ketiga Padi. Album ini diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2003. Dalam lagu Sesuatu Yang Tertunda, Padi berduet dengan musikus Iwan Fals. Selain Iwan Fals, kolaborator lainnya yang terdapat dalam album ini adalah saksofonis Australia Robert Burke dan pianis Kiernan Box, Adjie Rao (perkusi), dan penyanyi Astrid Sartiasari. Nasib album ketiga tersebut, meski tak bisa dibilang gagal, tetapi tak segemerlap dua album sebelumnya.[1] Namun disamping dari angka penjualan yang rendah, album ini mendapatkan pengakuan dari Sobat Padi (fans dari Padi) dan banyak orang sebagai album terbaik yang pernah dibuat Padi. Setelah mengalami kegelisahan dan ketakutan di album 'Save My Soul' sebelumnya, Padi kembali tampil dengan penuh keceriaan dan optimisme di album barunya. Satu lagu berjudul 'Prolog' menjadi pembuka album bertajuk 'Padi' ini. Di album ini Padi mencoba memberi sentuhan lain dengan berkolaborasi bersama beberapa musisi yang sudah terkenal di jalurnya masing-masing. Abadi Soesman, Bubby Chen, dan Idris Sardi menyumbangkan kemampuan mereka bermusik masing-masing di satu lagu dalam album ini. Permainan piano Bubby Chen pada interlude lagu Elok dengan teknik yang rumit, jazzy, khas Bubby Chen. Idris Sardi pada lagu Masih Tetap Tersenyum. Sementara Abadi Soesman menyumbang permainan hammond-nya pada lagu Tak Hanya Diam. Setelah lebih dari dua tahun vakum dari dapur rekaman, Padi kembali muncul dengan album baru Tak Hanya Diam. Album yang berisi 10 lagu ini tak lagi bertemakan interpersonal (cinta) seperti empat album sebelumnya, tetapi meluas menjadi kepedulian dari reaksi mereka terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Inti pesan dari lirik-lirik di dalam album Tak Hanya Diam terfokus pada soal tidak berfungsinya komunikasi yang berakibat beberapa bencana yang timbul secara beruntun di Indonesia. Seperti tsunami dan gempa bumi. Tak hanya temanya, peluncuran album ini juga cukup unik. Padi meluncurkan album terbaru mereka dengan tampil menyanyi di atas geladak KRI Teluk Mandar 514 yang berlayar perlahan di perairan Teluk Jakarta, Senin 12 November 2007. Selain itu, Padi juga mengenalkan logo baru mereka. Mereka mengaku perubahan logo ini hanya untuk menghindari kesan kultus pada logo Padi yang pertama karena Padi membuat logo bukan untuk membuat laskar. Cover album Tak Hanya Diam mewakili tema dari album ini, cover yang berbentuk titik-titik yang saling berhubungan mencerminkan adanya saling sinergi satu sama lain didasari saling komunikasi untuk saling mengisi dalam damai. Di album ini juga terlihat keberanian Rindra (bass) dan Piyu (gitar) tampil sebagai vokalis di lagu Belum Terlambat dan Jangan Datang Malam Ini.[2][3][4] Indera Keenam (2019)Setelah vakum selama hampir 9 tahun dan vakum selama 12 tahun tidak merilis studio album terbaru, Padi yang saat ini berada dibawah nama bendera Padi Reborn, merilis album keenam mereka berjudul Indera Keenam pada 25 Oktober 2019. Album ini juga dirilis bersamaan dengan konser perilisan album mereka yang digelar pada 2 November 2019. Proses pengerjaan album ini dilakukan sejak awal tahun 2018, dan memakan waktu selama hampir satu tahun. Album ini sebagian besar berisi lagu-lagu lama mereka yang telah di aransemen ulang serta beberapa lagu-lagu baru.[5] Anggota BandAnggota sekarang
Anggota tambahan
DiskografiAlbum studio
Kompilasi
Single
Daur ulangArtis-artis berikut telah membawakan ulang lagu-lagu milik Padi, baik dalam album maupun tidak dalam album:
Filmografi
Acara televisi
Penghargaan dan nominasi
Referensi
Pranala luar
|