Walt tersungkur dengan sedih, menyerupai baris "wajah hancur yang setengah tenggelam" dari puisi Percy Shelley dan reaksi Gus terhadap kematian Max.[1][a]
"Ozymandias" adalah episode ke-14 dari musim kelima seri televisi drama Amerika Serikat Breaking Bad, dan episode ke-60 dari seri. Ditulis oleh Moira Walley-Beckett dan disutradarai oleh Rian Johnson, ia pertama kali ditayangkan di AMC di Amerika Serikat dan Kanada pada 15 September 2013. Episode ini menceritakan bagaimana protagonis seri, Walter White (Bryan Cranston), kehilangan kekayaan dan hubungan dengan keluarganya.
Walley-Beckett dan Johnson sebelumnya pernah bekerja sama di episode musim 3 "Fly" dan bekerja sama dengan baik hingga akhir produksi episode. Walley-Beckett mendapat kebebasan kreatif yang lebih besar dari yang dia sebelumnya dapatkan. Dikarenakan intensitas cerita episode, produksinya terasa sulit secara emosi bagi orang-orang yang terlibat.
Episode ini banyak dianalisis setelah dirilis. Hal-hal yang biasa dianalisis adalah perbandingan episode dengan puisi "Ozymandias" karya Percy Shalley, penebusan kesalahan yang terjadi di dalam episode, dan adegan panggilan telepon Walt kepada Skyler (Anna Gunn).
"Ozymandias" telah mendapat sanjungan sejak pertama ditayangkan dan dianggap sebagai salah satu episode terbaik Breaking Bad dan episode terbaik di televisi. Para kritikus memuji penulisan dan pengarahan episode serta terbayarnya cerita yang dibangun selama semusim. Pada Primetime Emmy Awards ke-66, Walley-Beckett memenangkan Outstanding Writing for a Drama Series atas naskahnya; Cranston dan Gunn masing-masing memenangkan Lead Actor dan Supporting Actress atas penampilan mereka di episode ini.
Plot
Dalam sebuah kilas balik,[b]Walt dan Jesse melakukan pembuatan sabu-sabu mereka yang pertama. Walt menelepon istrinya, Skyler, yang sedang hamil untuk mengatakan dalih mengapa dia tidak ada di rumah, dan Skyler mengusulkan bayi mereka akan diberi nama Holly. Di masa sekarang dan di tempat yang sama, Hank terluka dan Gomez telah tewas setelah adu tembak dengan geng Jack dan Todd.[c] Melihat Jack bersiap membunuh Hank, Walt memohon dan menawarkan uang 80 juta dolar miliknya yang ia kubur di tempat tersebut agar Jack membiarkan Hank hidup. Hank memberi tahu Walt bahwa niat Jack sudah bulat dan menerima kematiannya. Jack membunuh Hank sehingga Walt tersungkur karena putus asa.
Geng Jack menggali tong-tong yang berisi uang Walt dan mengambil enam tong. Atas permintaan Todd, mereka membiarkan Walt mengambil satu tong yang tersisa. Geng kemudian mengubur Hank dan Gomez di tempat tong-tong tersebut sebelumnya dikubur. Walt menemukan tempat persembunyian Jesse dan menyuruh Jack membunuhnya seperti yang Walt sudah minta.[c] Todd mengusulkan Jesse ditangkap saja untuk dipergunakan. Karena masih dendam, Walt mengungkap kepada Jesse bahwa dia membiarkan pacar Jesse, Jane, meninggal.[d] Geng membawa Jesse pergi, mengurungnya, dan memaksanya membuat sabu-sabu.
Mobil Walt kehabisan bahan bakar di tengah gurun karena sebuah peluru melubangi tangkinya saat adu tembak tadi. Ia pun menggulingkan tongnya sampai mencapai sebuah rumah dan membeli truk pemilik rumah itu. Sementara itu di pencucian mobil keluarga Walt, Marie memberi tahu Skyler bahwa Hank telah menangkap Walt. Marie menyuruh Skyler menyerahkan semua salinan dari video pengakuan palsu yang Walt dan Skyler buat[e] dan mengungkapkan rahasia mereka kepada Walt Jr.. Di rumah, Skyler memberi tahu Walt Jr. tentang bisnis narkoba Walt, sehingga Walt Jr. menganggap bahwa Skyler sama buruknya dengan Walt karena ikut serta dalam bisnis tersebut. Saat sampai di rumah, Walt dengan panik mencoba mengajak Skyler dan Walt Jr. pergi bersamanya. Skyler berkelahi dengan Walt karena berpikir Walt telah membunuh Hank, sedangkan Walt Jr. menghubungi polisi. Walt membawa Holly dan melarikan diri.
Saat Walt mengganti popok Holly, Holly memanggil-manggil "mama" sehingga Walt merasa bersalah. Marie dan polisi tiba di rumah keluarga Walt. Polisi menyadap telepon rumah ketika Walt menelepon Skyler. Walt memarahi Skyler dan berbohong dengan mengatakan bahwa dia membangun bisnis narkobanya sendiri agar Skyler terlihat tidak bersalah. Walt mengonfirmasi bahwa Hank sudah meninggal lalu menutup telepon. Dia meninggalkan Holly di stasiun pemadam kebakaran dengan catatan yang bertuliskan alamat rumahnya. Keesokan paginya, Walt pergi naik mobil bersama seorang pemalsu identitas.
Produksi
"Ozymandias" ditulis oleh Moira Walley-Beckett dan disutradarai oleh Rian Johnson.[3] Karena penulis dipilih sebelum titik-titik cerita dibentuk, terpilihnya Walley-Beckett, menurut dirinya sendiri, adalah "keberuntungan dalam undian".[4] Dia meminta agar bekerja sama dengan Johnson karena mereka sudah punya pengalaman bekerja bersama untuk episode musim ketiga "Fly".[5] Keduanya bekerja sama selama produksi hingga mengawasi final cut, final cut pertama bagi Walley-Beckett.[4][6] "Ozymandias" pertama ditayangkan di AMC di Amerika Serikat dan Kanada pada 15 September 2013.[7]
Episode ini adalah penampilan terakhir Hank Schrader (Dean Norris) dan Gomez (Steven Michael Quezada). Meninggalnya Hank direkam dengan take sesedikit mungkin, karena kru punya waktu yang terbatas dan cuacanya sedang tidak mendukung.[4] Meskipun para penulis membicarakan berbagai pilihan untuk kematiannya, mereka sepakat dari awal bahwa Hank akan mati secara bermartabat. Hank awalnya direncanakan meninggal di akhir episode sebelumnya, tetapi kematiannya dipindahkan ke "Ozymandias" untuk memperbaiki laju cerita.[6][8] Untuk menjaga drama dari meninggalnya Hank, produser acara mendapatkan izin khusus dari serikat-serikat Hollywood untuk menunda kredit pembuka sampai episode sudah berjalan selama 19 menit.[9] Norris meminta momen terakhir Hank tidak diarahkan kepada geng ataupun Walt.[10]
Adegan kilas balik pembuka episode ini adalah adegan terakhir yang direkam untuk seluruh seri. Kru menunda perekamannya dan menunggu rambut Bryan Cranston dan Aaron Paul kembali panjang seperti saat Walt belum botak dan Jesse belum memangkas rambutnya. Meskipun adegan itu direkam beberapa bulan setelah perekaman sisa episode, Johnson bisa kembali untuk menyutradarainya.[5][8]
Shot yang menampilkan reaksi Walt terhadap meninggalnya Hank, menurut Walley-Beckett, adalah buatan Johnson. Untuk menekankan tumbukan yang terjadi, Johnson meminta potongan-potongan puzzle diletakkan di bawah dan dilapisi dengan tanah. Potongan-potongan tersebut dikendalikan oleh sebuah pemicu dan dibongkar begitu Walt mendarat, sehingga meniru efek "memecahkan bumi".[11]Shot bawah dari Hank dan Jesse membutuhkan peralatan derek khusus dan "lensa periskop".[10] Untuk shot saat Walt menggulingkan tong, Johnson ingin menirukan tinggi kumbang kotoran. Untuk melakukannya, dia mendapatkan "lensa terpanjang" yang bisa mereka beli dan mengirim "kru kamera-B pergi jauh naik truk".[12] Penyiksaan Jesse tidak ditampilkan karena naskah tidak mencantumkannya dan Johnson merasa tidak adil apabila penonton dimanipulasi menggunakan kepedulian mereka terhadap Jesse.[13]
Betsy Brandt mengatakan bahwa selama produksi dia berusaha tidak membaca naskah adegan kematian Hank, karena dia rasa adegan itu terlalu emosional. Brandt mengatakan bahwa tujuh tahun setelah episode ditayangkan, dia belum menontonnya.[14] Salah satu produser eksekutif, Melissa Bernstein, menyebut pembacaan naskah episode adalah "pengalaman yang menegangkan".[12]Anna Gunn meningat bahwa saat perekaman adegan penculikan Holly, "rasanya seperti" dilihat seratus orang. Hal tersebut, ditambah dengan perekaman yang terlambat dan cuara yang tidak menentu, membuatnya tertekan dan meminta dukungan dari Johnson. Pada tahun 2014, Gunn menyebut itu adegan tersulit yang pernah dia rekam, tetapi juga salah satu yang "paling kaya".[15]
Walley-Beckett mengatakan bahwa adegan perkelahian Walt dan Skyler "sangat rumit" untuk ditulis, dikarenakan tujuan karakter yang berlawanan, sifat "operatis" adegan itu, dan beberapa "crescendo dan descrendo".[16] Johnson—yang "memetakan" semuanya[4]—merasa adegan tersebut adalah adegan yang paling sulit untuk direkam, mengatakan bahwa kalimat "Aku mencoba menyelamatkannya" melalui beberapa take sebelum Bryan Cranston berkomentar bahwa Walt seharusnya berbicara bukan dengan canggung, melainkan dengan putus asa.[16] Cranston dan Gunn melakukan semua gerakan berbahaya dalam adegan, kecuali dalam dua shot.[4] Naskah adegan saat Walt mengganti popok Holly tidak mengandung dialog untuk Holly. Johnson menjelaskan, "ibu bayinya ada di dekat kamera" sehingga bayinya berkata “mama”. Ketika itu terjadi, Cranston terus memainkan perannya dan itu pada akhirnya masuk ke dalam episode.[17]
Analisis
Amanda Knopf dari Universitas Colorado Boulder mengatakan bahwa adegan adu tembak yang terjadi selaras dengan tropus genre Barat konvensional tentang kemungkinan kecil memenangkan adu tembak dan merupakan contoh kepercayaan dan kode moral Walt bahwa meninggal dalam keadaan tersebut akan mengembalikan maskulinitas dan kepahlawanannya.[18] Dengan berbagai cara, kejantanan Walt melemah di sepanjang episode.[19] Dia juga menyebatkan bahwa, sepanjang seri, gurunnya terlihat unik karena "tidak berubah" meskipun terjadi kehancuran dan kehilangan di sana.[18]
Austin Gill dari Universitas Xavier menyebut lirik lagu "Take My True Love by the Hand" karya The Limeliters yang dimainkan saat berjalan di gurun merupakan pertanda Walt akan terpisah dari keluarganya.[20]
Perbandingan dengan puisi Ozymandias
Judul episode ini mengacu pada puisi "Ozymandias" karya Percy Bysshe Shelley, yang menceritakan runtuhnya warisan raja yang dahulu bangga.[21][22]Bryan Cranston membaca seluruh puisi tersebut pada sebuah cuplikan seri pada tahun 2013.[23][24] Walley-Beckett sudah lama ingin menggunakan puisi trsebut, jadi dia memperkenalkannya kepada showrunnerVince Gilligan.[12]
Meskipun episode tidak secara eksplisit mengatakan apa-apa yang terkait dengan puisi tersebut,[25] Austin Gill dari Universitas Xavier merasa bahwa pada episode ini, Walt sudah menyerupai "aspirasi tiranis rasa tidak terkalahkan dan kesombongan" yang dimiliki oleh raja dalam puisi itu, yang kejatuhannya memiliki paralel dengan kejatuhan Walt.[20] Douglas Eric Rasmussen dari Universitas Saskatchewan mengatakan bahwa reaksi Walt terhadap meninggalnya Hank mennandakan bahwa dia telah menjadi "kehancuran kolosal" dari puisi—Imperium Britania, yang diacu oleh Shelley.[1]
Paralel-paralel lainnya yang dilihat baik di episode maupun puisi adalah keduanya berakhir dengan protagonis mereka sudah tidak punya apa-apa dan bagaimana "konsep keangkuhan dan hukuman atas proyek muluk yang melayani egotisme seseorang merupakan aspek inti dari kedua karya".[20][1] Penampilan Walt yang tidak memakai celana di kilas balik serupa dengan baris "Dua kaki batu yang luas dan tak berbadan".[18] Dengan menggunakan puisi, Rasmussen mengatakan bahwa acara mengkritik kekuasaan Walt, "keinginan hampa"-nya dan neoliberalisme—yang menurutnya terjelma dalam diri Walt.[1] Gill mengatakan bahwa episode ini—serta acara—menggunakan puisi untuk "menggarisbawahi dan memperingatkan tentang akibat dari kesombongan" dan "menjaga kehidupan dan kekuatan budaya".[20]
Penebusan kesalahan
Donna Bowman dari The A.V. Club mengatakan bahwa episode ini menggambarkan Walt pada saat dia "paling manusiawi" dan "paling teperdaya" sedangkan Hank "telah diubah oleh pengejarannya terhadap Heisenberg menjadi penegak hukum yang dia selalu inginkan". Dia menyimpulkan bahwa penculikan Holly adalah titik terakhir dari kemanusiaannya.[7] Alberto Nahum García Martínez dan kawan-kawannya memiliki tafsiran yang menyebut bahwa tindakan sebelum dan, khususnya, setelah "Ozymandias" menandakan sebuah penebusan moral dengan niat agar penonton kembali mendukung Walt.[26] Dalam ulasan untuk Slate yang diterbitkan pada hari yang sama dengan diterbitkannya episode, Matthew Yglesias berspekulasi bahwa ini adalah tujuan penulis.[27]
Ketika ditanya apakah penulis mencoba membuat penonton mendukung Walt, Walley-Beckett menjawab secara samar dengan mengatakan bahwa "ambiguitas moral adalah fondasi seri" dan bahwa mereka selalu "mencoba sungguh-sungguh mengacaukan ekspektasi dan meletakkan orang di posisi moral mendukung seseorang yang telah menjadi kanker bagi dirinya sendiri dan semua yang ada di sekitarnya.[6] Cranston mengatakan bahwa episode ini "memutar kesetiaan, menguji penonton" dan bahwa banyak orang memberitahunya bahwa, setelah Walt mengungkap keterlibatannya dalam meninggalnya Jane, mereka kehilangan kepercayaan pada Walt.[12]
Panggilan telepon
Aspek yang paling dianalisis dan dibicarakan dari episode adalah panggilan telepon antara Walt dan Skyler. Beberapa penonton merasa Walt berpura-pura marah untuk membantu Skyler menghindari tuntutan hukum; penonton lainnya merasa Walt sungguh-sungguh marah.[28][29] Walley-Beckett "secara pribadi [merasa] itu tidak terbuka untuk ditafsirkan" dan berharap penonton memandangnya sebagai sandiwara dari Walt dan bersimpati kepada Skyler.[4] Walaupun begitu, dia merasa sebagian perkataan Walt memang benar.[3] Dalam artikel untuk IndieWire, satu pekan setelah episode ditayangkan, Sam Adams mengatakan bahwa "kebanyakan orang setuju" bahwa Walt berusaha melepaskan Skyler dari tuduhan bersalah.[29]
Brandon Taylor dari Universitas British Columbia mengatakan bahwa kritik episode ini terhadap Walt, secara tidak langsung, merupakan kritik terhadap penonton karena sebelumnya telah menikmati tindakan-tindakannya.[19] Drusilla Moorhouse, kontributor daring di situs web The Today Show, merasa panggilan telepon tersebut bersifat tanpa pamrih dan "menulis ulang sejarah keterlibatan [Skyler]".[30]
Matt Zoller Seitz dari Vulture mengatakan bahwa "Kontroversi mengenai panggilan telepon Walter sebenarnya adalah tentang hubungan antara penonton dan televisi...Itu tentang rasa tidak nyaman yang terjadi ketika episode atau adegan atau momen memaksa kita melihat dengan keras mengapa kita menonton suatu acara, apa yang kita sebenarnya dapatkan dari itu, dan apa yang itu gambarkan tentang kita".[31]Emily Nussbaum dari The New Yorker mengatakan bahwa episode ini "men-troll" dirinya—"si Penggemar Progresif Sopan"—dan "penggemar jahat"—yang menonton acara demi fantasi kekuatan. Menurut Nussbaum, episode ini ingin mengkritik baik penggemar yang memandang Skyler sebagai "korban murni" maupun "bitch".[32]
"Ozymandias" menerima "pujian kritis universal"[34] dan banyak dianggap sebagai episode terbaik acara dan salah satu episode terbaik dalam sejarah televisi.[35][36][37] Beberapa publikasi menyebutnya episode terbaik dari tahun 2013 dan beberapa menyebutnya salah satu episode terbaik dasawarsa tersebut.[f][g] "Ozymandias" sering memenangkan pemungutan suara untuk episode terbaik Breaking Bad.[47][48][h] Saat pertama ditayangkan, episode ini ditonton oleh 6,4 juta penonton yang memecahkan rekor untuk episode Breaking Bad yang paling banyak ditonton.[54] Episode ini juga dipuji oleh para penggemar; per tahun 2022, ia mendapat nilai 10 dari 10 di Internet Movie Database dengan lebih dari 149.000.[3][55]
Tom Mendelsohn dari The Independent memuji bagaimana "Ozymandias" menyelesaikan apa yang telah dibangun oleh musimnya.[56] Seth Amitin dari IGN menyebutkan hal serupa.[57] Emily VanDerWerff dari Los Angeles Times menyebut episode ini "kaya" dan secara khusus memuji bagaimana cerita Skyler yang berubah dari korban menjadi kaki tangan yang bersedia terbayar oleh episode ini, setelah dia sebelumnya merasa cerita tersebut merupakan kelemahan musim ini.[58] Kevin Jagernauth dari IndieWire memuji bagaimana episode ini melakukan apa yang seharusnya terjadi pada cerita setiap anggota keluarga White.[59] Maureen Ryan dari The Huffington Post menyanjung bagaimana episode ini mewujudkan akibat dari perbuatan-perbuatan Walt, yang menurutnya dilakukan secara mendalam.[60] Tyler Hersko, dalam artikel untuk IndieWire, menyanjung bagaimana "Ozymandias" merupakan "puncak" dari acara pada saat itu.[33]
Beberapa penilai merasa "Ozymandias" sulit untuk ditonton. Ryan, meskipun menyebut episode tersebut "terwujud dengan sempurna," juga mengatakan bahwa episode tersebut membuatnya merasa sakit dan menangis.[60] Linda Holmes, dalam ulasan positif terhadap episode, merasa senang acaranya berakhir, karena dia mulai merasa "kejujuran acara tentang ketamakan dan kekerasan...tidak dapat ditahan".[28]
Naskah Walley-Beckett dan penyutradaraan Johnson masing-masing disebut "indah" dan "cantik" oleh Vanderwerff.[58] Kontributor reguler di Paste, Ross Bonaime merasa penyutradaraan Johnson mendalam, perasaan yang dirasakan juga oleh Bowman.[7][51] Jagernauth bersyukur Johnson "menyajikan skrip dengan menjaga penggayaan tetap minimum dan membiarkan adegan emosional terjadi dengan kekuatan apa yang jelas ada di halaman".[59] Dustin Rowles menyebut Johnson, dalam artikel tahun 2014 untuk Uproxx, sutradara terbaik di pertelevisian secara langsung karena pekerjaannya di "Ozymandias".[61]
Alex Berenson dari Esquire memberikan kritik tentang permintaan Todd untuk membiarkan Walt hidup dan menyebut Walt kehabisan gas adalah hal yang "canggung dan tidak halus", tetapi mengakui bahwa itu bekerja di dalam cerita.[62] Vanderwerff menyebut Jesse bertahan hidup adalah hal yang kecil kemungkinannya.[58] Yglesias merasa Walt mengungkap seluruh kekayaannya dan kehidupan barunya adalah keputusan yang tidak sesuai dengan karakternya; geng menahan Jesse untuk meneruskan penjualan sabu dan tidak adanya pertengkaran di antara mereka juga membuatnya bingung.[27]
^Salon dan USA Today menyebutnya salah satu episode televisi terbaik dasawarsa itu;[43][44]Variety menyebutnya episode terbaik ke-4; The Ringer menyebutnya episode terbaik ke-10.[45][46]
^ abcBowman, Donna (15 September 2013). "Breaking Bad: Ozymandias". The A.V. Club. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 September 2013. Diakses tanggal 16 September 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Seitz, Matt Zoller (16 September 2013). "Breaking Bad Recap: Father Knows Beast". Vulture (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Januari 2021. Diakses tanggal 10 Februari 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Jeffery, Morgan; Wightman, Catriona (24 Desember 2013). "Digital Spy's top TV episodes of 2013: 5-1". Digital Spy (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Januari 2021. Diakses tanggal 20 Februari 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^The Playlist Staff (12 Desember 2013). "The 15 Best TV Episodes Of 2013". IndieWire (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Januari 2021. Diakses tanggal 20 Februari 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Poniewozik, James (4 Desember 2013). "Top 10 TV Episodes". Time. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Juli 2014. Diakses tanggal 9 Juni 2014.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Seitz, Matt Zoller (19 Desember 2013). "Seitz's Top Drama TV Episodes of 2013". Vulture (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Oktober 2020. Diakses tanggal 20 Februari 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Framke, Caroline; D'Addario, Daniel (20 Desember 2019). "TV's Top 25 Episodes of the Decade". Variety (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Februari 2021. Diakses tanggal 11 Februari 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Amitin, Seth (4 Oktober 2013). "Top 10 Breaking Bad Episodes". IGN. Diakses tanggal 20 Februari 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Potts, Kimberly (10 Oktober 2019). "Every Episode of Breaking Bad, Ranked". Vulture (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Desember 2020. Diakses tanggal 19 Februari 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Amitin, Seth (15 September 2013). "Breaking Bad: "Ozymandias" Review". IGN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 September 2013. Diakses tanggal 16 September 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Berenson, Alex (16 September 2013). "The Breaking Bad Recap: Hitting Bottom". Esquire (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2014. Diakses tanggal 13 Februari 2021.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)