Open Journal Systems (OJS) adalah aplikasi perangkat lunak sumber terbuka untuk mengelola dan menerbitkan jurnal ilmiah secara daring dengan penelaahan sejawat yang dikembangkan oleh Public Knowledge Project (PKP) dan dirilis di bawah Lisensi Publik Umum GNU.[1][2] PKP mengembangkan OJS untuk meningkatkan akses penelitian, meningkatkan jumlah pembaca jurnal, dan kontribusinya bagi kepentingan publik dalam skala global. OJS adalah platform penerbitan jurnal sumber terbuka yang paling banyak digunakan, dengan lebih dari 10.000 jurnal menggunakannya di seluruh dunia.[3]
Rancangan
OJS dirancang untuk memfasilitasi pengelolaan penerbitan akses terbuka jurnal ilmiah melalui penelaahan sejawat dan menyediakan infrastruktur teknis, tidak hanya untuk presentasi daring artikel jurnal ilmiah, tetapi juga seluruh alur kerja manajemen editorial, termasuk pengiriman artikel, penelaahan, penyuntingan, dan pengindeksan. OJS mengakomodasi peran beserta hak aksesnya dalam penerbitan jurnal, seperti manajer jurnal, editor, penelaah, penyunting, penulis, dan pembaca.[4]
Seperti proyek berbasis komunitas lainnya yakni WordPress, perangkat lunak OJS memiliki arsitektur pengaya, yang memungkinkan fitur baru diintegrasikan tanpa mengubah basis kode inti. Pengaya yang tersedia misalnya memfasilitasi pengindeksan di Google Cendekia.
Versi
PKP merilis OJS perdana tahun 2001 dan saat ini sampai pada versi 3.2.1-1 yang dirilis pada Juni 2020.[5] PKP juga memiliki cabang versi 2, yakni OJS 2.4.8-5 yang dirilis pada Mei 2019. Versi 2 menyertakan beberapa fitur dan bahasa yang tidak didukung dalam versi 3. OJS ditulis dalam PHP, menggunakan basis data MariaDB (MySQL) atau PostgreSQL, dan dapat diinangkan pada peladen web Mirip Unix atau Windows.
OJS telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. OJS versi 2.3, memiliki dukungan 17 bahasa dengan terjemahan lengkap (Bulgaria, Ceko, Denmark, Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, Yunani, Indonesia, Italia, Jepang, Persia, Portugis, Spanyol, Turki, dan Ukraina, Arab), dengan banyak bahasa tambahan (termasuk Cina, Hindi, dan Vietnam) dalam pengembangan. Semua terjemahan dibuat dan dikelola oleh komunitas pengguna.[6]
OJS di Indonesia
OJS memungkinkan pengelola jurnal untuk migrasi dari sistem pengelolaan luring menjadi daring. Oleh karena itu, di samping hemat karena bersifat bebas kertas, penggunaan OJS menjadi sangat cocok untuk kondisi Indonesia yang secara geografis sangat luas.[7] Kemenristek/BRIN mendorong pengelolaan jurnal harus dengan sistem daring, salah satunya adalah dengan menerapkan aplikasi OJS.[8] Penggunaan OJS di Indonesia juga dipermudah dengan adanya panduan instalasi dan penggunaan OJS yang masuk dalam Pedoman Akreditasi Jurnal Ilmiah yang dikeluarkan oleh Kemenristek/BRIN.[9]
Berdasarkan survey hingga Agustus 2008, jurnal yang aktif tercatat di PDDI LIPI berjumlah 2.300 penerbit. Jumlah tersebut meningkat pada Agustus 2012 menjadi 5.703. Dari sekian jurnal yang aktif, yang sudah melaporkan menggunakan OJS sebanyak 592 penerbit dengan rincian 346 penerbit berasal dari perguruan tinggi dan 46 penerbit lainnya berasal dari lembaga penelitian.[10] Rumah Jurnal Keilmuan (Rujukan) yang diselenggarakan oleh LIPI, sebagai fasilitator pengelola jurnal yang memerlukan infrastruktur server dan dukungan pengelolaan, menggunakan platform OJS dalam layanannya.[11]
Referensi
Pranala luar