Olahraga di Korea adalah berbagai jenis olahraga yang berasal dari Korea dan diperkenalkan dari negara lain dan populer dimainkan di Korea.[1] Dalam bahasa Korea istilah olahraga disebut 스포츠 (Seupocheu;sport), yang mana belum lama muncul, dan baru dimasukkan sebagai kosakata Bahasa Korea pada abad ke-21.[1] Namun sebenarnya, konsep olahraga telah digunakan sejak awal mula sejarah rakyat Korea.[1] Sejak masa prasejarah, masyarakat Korea sudah melakukan berbagai macam aktivitas olahraga dan permainan tradisional.[2]
Olahraga dan permainan kuno
Olahraga Korea kuno sangat berhubungan dengan agama dan permainan rakyat yang membutuhkan pemain dalam jumlah banyak, antara lain sokchon (pertandingan batu), chajonnori (permainan perang), kossaum (pertandingan tali). Beberapa jenis olahraga, seperti kyokku (jenis sepak bola kuno), dan panahan adalah olahraga khusus kelas bangsawan. Olahraga-olahraga ini dilakukan di lapangan luas.
Sejarah mengenai olahraga Korea kuno dapat ditelusur di catatan sejarah Samguk Sagi dan Samguk Yusa yang menuliskan sejarah Tiga Kerajaan Korea (57 SM – 935 M) yang diterbitkan pada masa Dinasti Goryeo (918-1392).
Dari babad tersebut didapat informasi mengenai olahraga pedang, panahan, tombak, lomba perahu, berkuda, akrobat kuda, dan sepak bola. Di Goguryeo (37 SM – 668 M), terdapat kompetisi berburu yang diselenggarakan secara rutin, dan di Silla (57 SM – 935) dituliskan Hwarang ("pemuda bunga") adalah organisasi yang mahir dalam bidang olahraga, tari, menyanyi, bertualang, dan bermain chukkuk (sepak bola).
Tidak semua olahraga Korea kuno tercatat dalam Samguk Sagi dan Samguk Yusa. Sokchon, pertandingan batu, ditulis dalam Sui-Shu, catatan sejarah Tiongkok yang menjelaskan tentang budaya kerajaan Goguryeo. Di samping sumber-sumber tersebut, material arkeologis juga menyisakan informasi grafis tentang olahraga kuno.
Lukisan-lukisan dinding Goguryeo di makam kuno Yaksu-ri memperlihatkan kegiatan yang dilakukan oleh para pria yang berburu hewan liar seperti babi hutan, harimau dan rusa. Lukisan ini memberikan informasi mengenai olahraga favorit orang Goguryeo. Lukisan dari makam lain, yakni dari situs Anak Nomor 1 di provinsi Hwanghae (Korea Utara) menggambarkan kegiatan berburu dengan menggunakan elang. Tradisi berburu dengan elang adalah budaya asli Korea dan diperkenalkan ke Dinasti Tang di Tiongkok lewat kerajaan Goguryeo.[1] Selain itu diketahui orang Baekje yang pertama kali memperkenalkan olahraga berburu dengan elang tersebut ke Jepang.[1]
Permainan tradisional Korea, sebaliknya, kurang terdokumentasi lewat catatan sejarah. Permainan rakyat seperti sokchon dan chukkuk umumnya muncul dalam tulisan, tetapi tidak lengkap dan tanpa penjelasan mengenai formasi dan aturan permainan. Informasi mengenai permainan ini dapat dikumpulkan dari cerita rakyat dan tradisi yang masih bertahan saat ini dalam festival-festival rakyat. Sebagian besar permainan ini memperlihatkan kompetisi yang keras dan tajam.[1]
Kemajuan ekonomi yang pesat pada dekade-dekade terakhir telah meningkatkan secara drastis minat rakyat Korea Selatan terhadap olahraga.[2] Semakin banyak orang saat ini berlatih dan berkompetisi dalam berbagai kompetisi olahraga yang terorganisasi.
Mempertimbangkan luas wilayah dan jumlah penduduknya, Korea Selatan mencapai prestasi olahraga yang sangat baik. Korea Selatan adalah negara satu-satunya di Asia yang berhasil masuk kualifikasi Piala Dunia FIFA sebanyak tujuh kali.[2]
Di antara jenis-jenis olahraga tradisional yang populer pada zaman modern adalah taekwondo, yang juga olahraga asli Korea yang dipraktikkan secara luas di seluruh dunia. Taekwondo telah menjadi cabang olahraga internasional yang dipraktikkan di lebih dari 150 negara dengan 3000 orang instruktur asal Korea.[2]
Di Korea, Asosiasi Taekwondo telah memiliki anggota yang berjumlah 3,8 juta orang, yang merupakan bagian terbesar dari Dewan Olahraga Korea.[2]Federasi Taekwondo Dunia (World Taekwondo Federation), dengan markas besar di Seoul, secara resmi ditunjuk sebagai lembaga yang mengatur olahraga taekwondo oleh Komite Olimpiade Internasional pada tahun 1980.
Atlet-atlet Korea Selatan mencapai prestasi yang semakin baik dalam setiap Olimpiade. Pada Olimpiade Montreal tahun 1976, Korea Selatan berada pada peringkat ke-19 di antara lebih dari 100 negara peserta.[2] Pada Olimpiade Los Angeles pada tahun 1984, Korea Selatan mencapai peringkat ke-10 di antara 140 negara dan pada tahun 1988 menempati posisi ke-4 dari 160 negara di Olimpiade Seoul.[2]
Korea Selatan mendapat peringkat ke-7 dalam perolehan medali pada Olimpiade Barcelona tahun 1992.[2] Pada saat itu, atlet marathon Hwang Young-jo berhasil meraih medali emas yang menjadikannya sebagai pelari marathon Korea Selatan pertama yang memenangkan cabang olahraga ini di Olimpiade di bawah bendera nasional Korea Selatan.
Pada Olimpiade Barcelona pada tahun 1992, Korea Selatan mendapatkan 12 emas, 5 perak, dan 12 perunggu.[2] Pada Olimpiade Atlanta tahun 1996, Korea Selatan menempati posisi ke-10 dan 4 tahun kemudian di Olimpiade Sydney tahun 2000 menempati posisi 12 dengan perolehan medali emas 8 buah, 9 perak, dan 11 perunggu.[2] Pada Olimpiade Athena tahun 2004, Korea meraih 9 emas, 12 perak, dan 9 perunggu di posisi 9.[2] Prestasi Korea Selatan di Olimpiade Beijing, Tiongkok, pada tahun 2008 dianggap sebagai yang terbaik sepanjang sejarah olahraga Korea Selatan. Pada saat itu, Korea Selatan menempati posisi ke-7 dengan perolehan medali 13 emas, 10 perak dan 8 perunggu.[2] Pencapaian terbaik antara lain medali emas pertama di cabang renang oleh Park Tae-hwan, medali emas diperoleh tim baseball dan 5 rekor dunia dipecahkan oleh lifterangkat beratJang Mi-ran.
^ abcdefghijklmnopFakta-fakta tentang Korea. Seoul: Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea - Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata. 2008. hlm. 204–215. ISBN89-7375-032-0 Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan).