Nandar lahir pada tahun 1995 di Myanmar[1] . Nandar memiliki nama asli Nandu Gyawali. Dia adalah seorang feminis muda di Myanmar [1].
Kehidupan awal
Nandar berasal dari negara bagian Shan utara di Myanmar. Lingkungan hidupnya di sebuah desa pertanian konservatif [2]. Pada usia remaja, ayahnya meninggal karena serangan penyakitepilepsi. Saat itu ibunya sedang mengalami menstruasi. Hal inilah yang menyebabkan ibu Nandar menolak untuk menyentuh ayah Nandar karena khawatir menstruasinya akan memperburuk keadaan kejang sang ayah [2]. Kejadian tersebut membuatnya mulai mempertanyakan tentang hal tabu pada gender.
Perjalanan karier
Untuk pertama kalinya sebuah buku berjudul Chimamanda Ngozi Adichie’s We Should All Be Feminists diterjemahkan menjadi bahasa Burma oleh Nandar pada tahun 2017 [3]. Pengalaman menerjemahkan buku membantunya percaya diri untuk meraih tujuannya sebagai aktivis feminis profesional.
Pada 2018, Nandar menerjemahkan dan mementaskan karya Eve Ensler yang berjudul The Vagina Monologues. Versi dua bahasa dari karya tersebut ia buat saat tahun produksi tahunan ketiga bersama sekelompok teman dari Inggris dan Amerika Serikat[2]. Isi dari pagelaran The Vagina Monologies yaitu tentang misoginis dan stereotip gender.
Setahun setelah itu, Nandar membuat sebuah organisasi bernama Purple Feminist Group. Tujuan organisasi ini untuk promosi sastra feminis, menantang hal-hal tabu, menguatkan suara perempuan, dan untuk meningkatkan kesadaran kekerasan gender [2]. Kegiatan dari Purple Feminist Group yaitu peluncuran The Menstruation Is Not Shameful Campaign, sebuah gerakan kampanye dari bulan Februari sampai Maret 2020 [4] untuk menghilangkan pandangan buruk terhadap periode menstruasi. Karier Nandar lainnya adalah merilis sebuah podcast bernama G-Taw Zagar Wyne pada tahun 2020 [3].