Muhammad Yunus Tuanku Sasak
Syekh Muhammad Yunus gelar Tuanku Sasak (18 September 1879 – 28 Oktober 1975) adalah ulama dari Kapa, Pasaman Barat. Ia dikenal sebagai salah satu ulama Kaum Tua di Minangkabau yang turut serta dalam pembentukan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti). Riwayat hidupMuhammad Yunus lahir pada 18 September 1879 di Kapa, salah satu nagari di antara Sasak dan Gunung Pasaman, dari pasangan Abdul Latif Pakiah Tunjuang dan Lukiah. Pendidikan agama pertama Yunus diperoleh dari ayahnya sendiri.[1] Setelah tamat sekolah rakyat, ia mulai merantau untuk pergi belajar kepada ulama di luar kampungnya. Beberapa ulama yang Yunus temui untuk belajar antara lain: Syekh Abdul Gani Batu Basurek, Tuanku Ismail Pisang Hutan, Tuanku Ampalu Tinggi, dan Syekh Ibrahim Kumpulan.[1] Dari dua nama terakhir, ia memperoleh ijazah mursyid Syattariyah dan Naqsyabandiyah.[2] Pada 1919, Tuanku Sasak kembali ke Kapa untuk mengajar di surau. Sejak itu, ia terlibat dalam beberapa perhimpunan ulama Kaum Tua di Minangkabau. Pada 1921, ia bergabung ke Ittihad Ulama Sumatera yang didirikan oleh Syekh Saad Mungka. Ia juga terlibat dalam pembentukan Perti yang diusung oleh Syekh Sulaiman ar-Rasuli pada 1928.[3] Halakah di Surau Tuanku Sasak sempat bertransformasi menjadi Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI).[1] Sekitar 1950-1960, misi Katolik ditemukan di desa-desa transmigrasi di Pasaman Barat. Peristiwa ini memunculkan penentangan dari masyarakat setempat karena dianggap melanggar kesepakatan awal yang hanya mengizinkan transmigran Muslim. Penolakan dari pihak ulama dipimpin oleh Tuanku Sasak.[4] Syekh Muhammad Yunus Tuanku Sasak wafat pada 28 Oktober 1975.[1] Karya tulisSalah satu tulisan Tuanku Sasak yang diketahui ialah Kitab Himpunan Hadis yang terbit pertama kali di Bukittinggi pada 1938.[5] Kitab ini memuat kumpulan hadis mengenai qunut beserta penjelasannya.[6] Catatan kakiRujukan
Daftar pustaka
|