Jalur kereta api Brumbung–Gambringan
Jalur kereta api Brumbung–Gambringan adalah jalur kereta api aktif di Indonesia yang menghubungkan Brumbung dengan Gambringan. Jalur kereta api ini ini termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang dan merupakan jalur eks-Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) yang merupakan dari lintas utara Pulau Jawa. Jalur ini menghubungkan DKI Jakarta serta Jawa Barat dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, rute utama Bandung–Surabaya adalah jalur selatan Pulau Jawa melalui Yogyakarta. Seluruh jalur kereta api ini dibangun oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) sebagai bagian dari proyek perkembangan jalur kereta apinya setelah sukses dengan jalur kereta api Semarang–Vorstenlanden. Jalur ini dibina oleh Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang.[1] SejarahAwal pembangunanPada tahun 1910, Staatsspoorwegen (SS) berencana untuk membeli jalur Batavia–Buitenzorg dari Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan nilai tawaran sebesar ƒ10.600.000. Namun rencana ini ditolak oleh Tweede Kamer, sehingga upaya.negosiasi dilanjutkan untuk menetapkan harga pembelian sebesar ƒ8.500.000. Karena nilai kompensasi yang diberikan justru rendah, dilakukan revisi konsesi NIS dan kemungkinan penambahan konsesi baru akan ditunda hingga 31 Desember 1935. Pada saat itu, beberapa proposal yang diajukan NIS antara lain:[2]
Selama negosiasi, permintaan tersebut mengalami beberapa pengubahan seperlunya, sehingga permintaan terakhir adalah menyetujui kondisi konsesi baru untuk jalur yang sudah dibangun dan mencari konsesi dengan kondisi yang sama untuk:[2]
Tujuan dari pembangunan jalur stoomtram ini adalah untuk mewujudkan hubungan satu hari kereta api Batavia–Surabaya melalui lintas utara Jawa. Pembangunan jalur ini dilatarbelakangi Gewestelijke Raad Semarang menanggapi positif hal ini, dengan dua syarat: membuat sepur sempit ke Semarang dan membangun stasiun pusat di Semarang untuk lalu lintas penumpang. Hubungan Brumbung–Gambringan tampaknya lebih penting bila dibandingkan rencana meningkatkan kelajuan kereta api antara Semarang dan Surabaya menggunakan jalur eksisting. Yang jelas, NIS sudah berangan-angan untuk menghadirkan layanan satu hari Batavia–Surabaya.[3] Konsesi jalur ini disetujui dengan keluarnya besluit tertanggal 28 Oktober 1913.[2] Syarat-syarat yang diajukan tersebut terpenuhi ketika stasiun pusat yang baru (Semarang Tawang) telah selesai dibangun dan diresmikan pada 1 Juni 1914.[4] Jalur ini pertama-tama dibuat sejajar dengan jalur eksisting (sepur 1.435 mm Semarang–Vorstenlanden). Ketika mencapai Stasiun Brumbung, jalur ini bercabang menjadi dua, satu ke arah Gubug sampai Gambringan, dan satu ke arah Gundih. Hingga 1922, banyak orang yang mempertanyakan status jalur ini, tetapi para pekerja NIS terus bersemangat menggarap jalurnya, di bawah mandor dari NIS dan juga Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). Hubungan ini diklaim lebih pendek (dan memungkinkan waktu tempuh lebih cepat) daripada jalur lintas selatan Jawa yang dibangun SS, dengan biaya operasi dan tarif tiket lebih murah karena menggunakan sistem stoomtram.[5] Hubungan ini akhirnya diwujudkan dengan dibukanya segmen Brumbung–Gubug pada 1 September 1922 serta dua segmen Semarang Tawang–Brumbung dan Gubug–Gambringan pada 3 Januari 1924.[2] Pembangunan jalur gandaPada tahun 2011, jalur ganda antara Semarang hingga Surabaya Pasarturi mulai dikerjakan.[6] Pada tanggal 26 Maret 2014, Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, meninjau kesiapan pembangunan jalur ganda lintas Semarang–Bojonegoro, dilanjut dengan mulai dijalankannya lintas tersebut pada tanggal 28 Maret 2014, walaupun sempat tertunda lantaran proses switch-over.[7][8] Pada tanggal 24 April 2014, Wakil Presiden RI saat itu, Boediono, meninjau kesiapan peresmian jalur ganda di Stasiun Bojonegoro, bersamaan dengan peluncuran Gapeka 2014.[9] Secara rinci, switch-over jalur ganda ini terbagi menjadi beberapa segmen, yakni:
Jalur terhubungLintas aktifLintas nonaktifLayanan kereta apiPenumpangAntarkota
Lokal dan komuter
Barang
Daftar stasiun
Referensi
Pranala luarPeta rute:
|
Portal di Ensiklopedia Dunia