Meliá Bali adalah sebuah hotel mewah yang terletak di kawasan pariwisata Nusa Dua. Dibuka pada tahun 1985, hotel ini adalah hotel ketiga yang berada di kawasan Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, dan hotel pertama yang didanai dan dikelola secara swasta. Menempati lahan 10 hektare, hotel ini dimiliki oleh Surya Semesta Internusa dan dikelola oleh Meliá Hotels International, perusahaan penyantunan asal Spanyol.[1] Meliá Bali merupakan hotel Meliá pertama di Asia.[2]
Sejarah
Pada bulan Januari 1983, rencana pembangunan hotel diisukan dalam laporan mengenai Bali Tourism Development Corporation (BTDC) di koran Berita Yudha. Beberapa bulan kemudian, Kepala Dirjen Pariwisata Departemen Perhubungan Joop Ave mengumumkan bahwa izin pembangunan hotel sudah disetujui oleh Presiden Soeharto. Pembangunan hotel didanai oleh Surya Semesta Internusa, dengan Hoteles Mallorquines sebagai pengelola. Menurut Joop Ave, pendiri Hoteles Mallorquines, Gabriel Escarrer Julià, tertarik untuk membuka cabang hotel di Nusa Dua setelah berkunjung ke Bali pada tahun 1982.[3]
Dibangun oleh Nusa Raya Cipta dan Jamin Jaya, konstruksi hotel dimulai pada tahun 1983 dan selesai dua tahun kemudian. Pada tanggal 2 Desember 1985, hotel dibuka dengan nama Sol Bali setelah acara peresmian yang dihadiri oleh Soeharto. Investasi pembangunan hotel dilansir mencapai Rp25 miliar. Saat dibuka, hotel ini adalah hotel pertama di Nusa Dua yang dibangun dan dikelola secara swasta; dua hotel sebelumnya yang sudah ada, Nusa Dua Beach Hotel & Spa dan Hotel Bali Nusa Dua (sekarang Merusaka Nusa Dua), dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.[3]
Hoteles Mallorquines berganti nama menjadi Hoteles Sol pada tahun 1984, kemudian bergabung dengan Meliá pada tahun 1987 untuk membentuk Sol Meliá. Beberapa tahun setelah penggabungan ini, Sol Bali "naik kelas" dengan bersalin nama menjadi Meliá Bali.[3]
Pada tanggal 26 Maret 2024, Meliá mengumumkan bahwa hotel akan ditutup mulai tanggal 5 Oktober di tahun yang sama demi kepentingan renovasi. Rencananya, hotel akan dibuka kembali pada tanggal 5 Juli 2025. Selain itu, pihak hotel juga berencana untuk memindahkan mereknya menjadi Paradisus by Meliá, salah satu merek Meliá Hotels International khusus untuk properti-properti paling mewah mereka, per tahun 2027.[4]
Arsitektur
Meliá Bali dirancang oleh Emilio Nadal de Olives, seorang arsitek asal Spanyol. Konsep hotel ini menonjolkan sisi-sisi alam Bali, seperti pemakaian batu padas, kolom-kolom gedung yang terinspirasi oleh nyiur pohon kelapa, dan suasana asri alam Bali. Penempatan gedung berpatok pada modul 4 x 4 m2. Jika dilihat dari atas, bangunan hotel seperti membentuk huruf T. Selain Meliá Bali, de Olives juga dipercaya untuk merancang hotel Meliá di Jakarta, Gran Meliá Jakarta.[3]
Fasilitas
Meliá Bali memiliki kapasitas kamar sebanyak 494 yang dibagi menjadi 18 tipe dengan 3 kategori besar, yakni Room, Suite, dan Villa. Hotel menyediakan 12 rumah makan (El Patio Restaurant, Kopi Petani, Lagoon Bar, Lobby Bar, Lotus Asian Restaurant, Mount Agung View Bar, Sakura Japanese Restaurant, Sateria Beachfront Restaurant, Sorrento Mediterranean Restaurant, Taman Surya Bar, Tapas Bar, The Lunch), kolam renang berbentuk laguna, pusat kebugaran, spa, sarana dan prasarana olah raga seperti lapangan tenis dan futsal, dan 10 ruang pertemuan.[5]
Layaknya hotel-hotel Meliá lainnya, Meliá Bali menawarkan The Level, sebuah layanan naratama yang memberikan beberapa keuntungan tambahan kepada tamu, seperti makanan dan minuman sambutan, akses ke kolam renang khusus, dan layanan check-in dan check-out sendiri. Beberapa tipe kamar otomatis akan memberikan status The Level pada tamu saat dipesan; seluruh kamar bertipe Villa, yang masing-masing memiliki fasilitas kolam renang pribadi, masuk dalam kategori The Level.[6]
Rujukan
Pranala luar