Max Schmeling
Maximilian Adolph Otto Siegfried Schmeling (pelafalan dalam bahasa Jerman: [maks ˈʃmeːlɪŋ], ⓘ; 28 September 1905 – 2 Februari 2005) adalah seorang petinju berkebangsaan Jerman yang menjadi juara dunia tinju kelas berat dari tahun 1930 hingga 1932. Dua pertandingannya dengan Joe Louis pada tahun 1936 dan 1938 dipandang sebagai ajang kebudayaan tingkat dunia karena dua petinju itu dikaitkan dengan bangsa masing-masing. Schmeling adalah satu-satunya petinju yang memenangkan gelar juara tinju kelas berat karena lawannya melakukan pelanggaran. Schmeling memulai karier tinju profesionalnya pada tahun 1924 dan kemudian pergi ke Amerika Serikat tahun 1928. Dia membuat gempar karena menang TKO atas Johnny Risko. Pada tahun 1930 Schmeling menjadi petinju pertama yang memenangkan gelar juara tinju kelas berat (yang saat itu sedang kosong) karena lawannya didiskualifikasi. Lawannya, Jack Sharkey, memukul jatuh dia dengan pukulan low blow pada ronde keempat. Schmeling berhasil mempertahankan gelarnya pada tahun 1931 dengan menang TKO atas Young Stribling. Pertandingan ulang melawan Sharkey yang berdurasi 15 ronde digelar pada tahun 1931 dan petinju Amerika itu merebut gelar juara dari Schmeling melalui split decision yang kontroversial. Pada tahun 1933 Schmeling dikalahkan oleh Max Baer karena mengalami TKO pada ronde kesepuluh. Kekalahan itu membuat orang-orang pada saat itu percaya bahwa masa kejayaan Schmeling sudah lewat. Sementara itu, Adolf Hitler dan Partai Nazi mengambil alih kekuasaan di Jerman, dan Schmeling, kendati tidak pernah bergabung dengan NSDAP, mulai dianggap sebagai boneka Nazi.[butuh rujukan] Pada tahun yang sama dia menikahi aktris film asal Ceko bernama Anny Ondra. Pada tahun 1936, dalam pertandingan pertama mereka, Schmeling menang KO atas petinju Amerika, Joe Louis, yang tengah naik daun. Kemenangan ini membuatnya menjadi penantang utama bagi Jim Braddock yang saat itu memegang gelar juara. Namun, Louis kemudian mendapatkan kontrak untuk bertanding melawan Braddock dan menang KO atas dia sehingga memenangkan kejuaraan pada tahun 1937. Schmeling akhirnya mendapat kesempatan untuk merebut kembali gelar juara pada pertandingan ulang yang digelar pada tahun 1938, tetapi Louis menang TKO pada ronde pertama. Pada Perang Dunia II Schmeling bertugas di dalam Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) sebagai elite penerjun payung (Fallschirmjäger).[1] Setelah perang, Schmeling kembali bertinju, tetapi pensiun permanen mulai tahun 1948. Setelah pensiun bertinju, Schmeling bekerja di The Coca-Cola Company. Schmeling berteman dengan Louis, dan pertemanan mereka bertahan hingga kematian Louis pada tahun 1981. Schmeling meninggal pada tahun 2005 pada umur 99 tahun sebagai pahlawan dalam bidang olahraga bagi tanah airnya, Jerman. Lama setelah Perang Dunia berakhir, terungkap bahwa Schmeling pernah mempertaruhkan hidupnya demi menyelamatkan dua anak beretnis Yahudi pada tahun 1938.[2] Berusia hingga 99 tahun, Schmeling adalah juara tinju dunia kelas berat yang umur terpanjang dalam sejarah. Pada tahun 2003 majalah The Ring memasukkan Schmeling ke dalam daftar 100 petinju hebat sepanjang masa yang punya pukulan keras. Da berada pada peringkat ke-55.[3] BiografiMasa awalSchmeling lahir di Klein Luckow, Provinsi Brandenburg, Prussia, sebagai putra pasangan Max dan Amanda (dengan nama lahir Amanda Fuchs) Schmeling. Dia memiliki kakak laki-laki bernama Rudolf yang lahir pada tahun 1902 dan adik perempuan bernama Edith yang lahir tahun 1913.[4] Dia berkenalan dengan dunia tinju saat remaja, ketika ayahnya mengajaknya menonton film tentang pertandingan kejuaraan tinju kelas berat antara Jack Dempsey dan Georges Carpentier. Karena terkesan dengan kemampuan Dempsey dalam pertandingan tersebut, Schmeling muda kemudian bertekad mengikuti jejak idola barunya itu. Dia mulai bertinju pada kejuaraan amatir dan pada tahun 1924 memenangkan gelar juara tinju amatir Jerman pada kelas berat-ringan. Tidak lama kemudian, dia pindah ke tinju profesional. Ironisnya, meskipun dia mengidolakan Dempsey yang menggunakan gaya "mengamuk" dan kasar, Schmeling mengembangkan gaya bertinju yang penuh teknik dan kehati-hatian. Gaya itu membantunya untuk melakukan serangan balik. Dengan gaya itu, dia memenangkan 17 dari 23 pertandingan pertamanya, sebanyak 13 di antaranya adalah kemenangan KO. Pada tahun 1925 dia naik ke atas ring bersama Dempsey yang saat itu masih menjadi juara dunia tinju kelas berat dan sedang melakukan tur ke Eropa. Dempsey bertinju selama dua ronde melawan Schmeling yang saat itu masih menjadi petinju Jerman yang belum dikenal. Menurut kisah yang kemudian diceritakan oleh Schmeling, Dempsey sangat terkesan dengannya. Pada tanggal 24 August 1926 dia membuktikan bahwa pujian dari Dempsey memang tepat karena pada hari itu dia memenangkan gelar tinju kelas berat-ringan Jerman setelah membuat lawannya, Max Diekmann, KO pada ronde pertama. Diekman sebelumnya pernah mengalahkan Schmeling.[5] Pada tahun berikutnya Schmeling memenangkan kejuaraan tingkat Eropa dengan menghentikan Fernand Delarge pada pertandingan tinju pertama di Jerman yang disiarkan secara langsung. Setelah mempertahankan gelar juaranya dalam pertandingan melawan Hein Domgoergen pada tahun yang sama, dan mempertahankan gelar juara tingkat Eropa pada tahun 1928 dengan menang KO atas Michele Bonaglia pada ronde pertama, dia berhasil menggondol gelar juara tinju kelas berat Jerman karena menang poin atas Franz Diener. Schmeling kemudian memutuskan untuk mencari pertandingan dan bayaran yang lebih besar dengan pergi ke Amerika Serikat. Ketika tiba di New York untuk pertama kalinya pada tahun 1928, Schmeling hampir tidak mendapat perhatian dari kalangan petinju Amerika. Dipandang sebagai petinju kuat asal Eropa yang menambah rekor bertinjunya melalui pertandingan melawan para petinju Jerman dan Eropa yang tidak terkenal, dia diberi beberapa kesempatan untuk membuktikan kemampuannya hingga dia bertemu dengan Joe Jacobs, manajer tinju asal Amerika. Debut Schmeling di Amerika berlangsung di Madison Square Garden, dengan melawan Joe Monte. Pada ronde kedelapan, Schmeling menang KO atas Monte yang bukan petinju bagus, tetapi telah melakoni sejumlah pertandingan sulit. Dua kemenangan berikutnya mengantar Schmeling untuk bertanding melawan Johnny Risko, salah satu petinju paling terkenal di divisi kelas berat, meski masa primanya sudah agak lewat . Pada tanggal 1 Februari 1929 Schmeling sempat merobohkan Risko sebanyak empat kali dengan pukulan tangan kanannya sebelum wasit menghentikan pertandingan pada ronde kesembilan. Ini menjadi satu-satunya kakalahan TKO yang pernah dialami Risko. Para penonton yang hadir tercengang dan meneriakkan pujian. Majalah The Ring kemudian menganggap kemenangan itu sebagai "Fight of the Year" atau "Pertandingan Terbaik Tahun Ini". Menjadi juara karena pukulan low blowSetahun kemudian, ketika dikalahkan oleh Paulino Uzcudun, petinju Spanyol yang dianggap berkemampuan sangat baik, melalui keputusan juri dalam pertandingan 15 ronde di Yankee Stadium, Schmeling telah dianggap sebagai petinju muda yang menjadi penantang utama di divisi kelas berat. Karena juara dunia tinju kelas berat, Gene Tunney, baru saja pensiun, promotor merencanakan pertandingan antara Schmeling dan Jack Sharkey, petinju kawakan yang berstatus penantang, untuk mengisi kekosongan itu. Pada tanggal 12 Juni 1930 di Yankee Stadium dalam pertandingan yang dijuluki "Battle of the Continents" atau "Pertandingan Benua", Schmeling, yang dikenal belum "panas" pada ronde-ronde awal, tertinggal poinnya saat memasuki ronde keempat. Dia berusaha menyudutkan lawannya ketika Sharkey melayangkan pukukan sangat capat dan dengan jelas mengenai area selangkangan Schmeling. Schmeling jatuh di atas kanvas dan mengatakan telah dicurangi. Ketika manajernya, Jacobs, bergegas masuk ke dalam ring sehingga membuat situasi kacau, wasit mendiskualifikasi Sharkey dan menyatakan Schmeling sebagai pemenang. Dia menjadi petinju pertama yang memenangkan gelar tinju dunia kelas berat karena adanya pelanggaran. New York State Athletic Commission (NYSAC) meninjau keputusan itu dan menyetujuinya. Schmeling menjadi petinju kelahiran Eropa pertama yang memenangkan kejuaraan tinju dunia kelas berat dalam 30 tahun terakhir. Schmeling juga menjadi petinju Jerman pertama yang mendapatkan gelar juara tinju dunia kelas berat. Namun, cara dia mendapatkan gelar itu ternyata menjadi sesuatu yang memalukan. Dia disebut sebagai "low blow champion" dan direndahkan di Amerika dan Eropa karena dianggap belum terbukti layak menjadi pemegang gelar juara. Ketika dia awalnya menolak menghadapi Sharkey dalam pertandingan ulang, NYSAC resmi mencopot gelarnya dan tidak lagi mengakuinya sebagai juara dunia. Namun, dia tetap diakui oleh National Boxing Association (NBA) and majalaj The Ring. Sebagian besar dari kritik itu perlahan menghilang setelah Schmeling berhasil menang dalam pertandingan pertamanya untuk mempertahankan gelar juara. Pada ronde ke-15 dia menang TKO atas Young Stribling, calon hall of famer yang pada tahun 1931 telah memenangkan 239 pertandingan. Agar gelarnya menjadi lebih diakui, Schmeling menandatangani kontrak untuk kembali melawan Sharkey yang berjuluk "Boston Gob" itu. Pada tanggal 21 June 1932 situasi dalam kejuaraan bahkan bertambah rumit ketika Sharkey menang melalui split decision yang sangat kontroversial dan merebut gelar juara. Banyak penonton yang hadir, termasuk mantan juara dunia tinju kelas berat, Gene Tunney, dan Wali Kota New York, menganggap bahwa Schmeling telah membuktikan dirinya sebagai pentinju yang lebih baik dan kemenangannya telah dirampok. Meski kehilangan gelar juara, petinju Jerman itu telah menaikkan reputasinya di dalam benak para penggemar tinju. Walker dan BaerKetika Schmeling menghadapi Mickey Walker, calon hall of famer yang baru saja menahan imbang Sharkey dan banyak yang merasa Walker pantas mendapatkannya, pertandingan itu dianggap sebagai pertandingan kejuaraan kelas berat yang sebenarnya. Walker yang sebelumnya bertanding di kelas welterweight adalah petinju yang dikenal bergaya slugger dan baru saja memenangkan kejuaraan di dua kelas berbeda, tetapi tubuhnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan Schmeling. Meski Walker poinnya lebih banyak, Schmeling menyiksa Walker dengan pukulannya saat pertandingan berjalan. Setelah ronde kedelapan, pelatih Walker melempar handuk tanda menyerah, menegaskan status Schmeling sebagai salah satu petinju kelas berat terbaik di dunia. Namun, menginjak tahun 1933, kesan terhadap Schmeling di Amerika mulai berubah. Pada tahun 1932 Partai Nazi Party menjadi kekuatan politik paling kuat di Jerman, dan ideologinya, yang disuarakan sang pemimpin partai, Adolf Hitler, dipenuhi dengan kecenderungan anti-Semitik. Kota-kota besar di Amerika seperti New York memiliki banyak penduduk Yahudi khawatir partai itu bisa berdampak bagi orang-orang dari kalangan agama mereka kelak pada masa mendatang. Karena Schmeling adalah warga Jerman, dia dipandang sebagai perpanjangan dari rencana Hitler untuk mendominasi dunia. Ketika dia dijadwalkan melawan Max Baer, seorang penantang gelar yang memiliki pukulan keras, pada tanggal 8 Juni 1933, Schmeling segera dipandang sebagai "orang jahat" di mata para penggemar. Baer, yang tidak mempraktikkan ajaran Yahudi, tetapi memiliki ayah seorang Yahudi, masuk ke dalam ring dengan mengenakan celana bergambar Bintang David. Sang promotor, Jack Dempsey, memainkan cara pandang ini dan pertandingan itu segera dianggap sebagai pertandingan yang di dalamnya Baer sedang mempertahankan keyakinannya melawan prasangka dari Nazi yang diwakili oleh Schmeling, kendati petinju Jerman itu enggan. Schmeling yang kurang bersungguh-sungguh dalam pertandingan itu, sebagian karena publisitas buruk dan karena gaya bertarung Baer yang agresif dan mengajak bertukar pukulan serta seringnya pelanggaran (termasuk backhand punches dan rabbit punches), dihajar habis-habisan setelah ronde kesepuluh di depan para penonton di Yankee Stadium yang berjumlah hampir 60.000 orang. Ketika petinju Jerman itu menerima banyak pukulan keras di depan tali ring pada ronde kesepuluh, wasit melompat mendekati mereka untuk menghentikan pertandingan. Pertandingan itu, ditambah dengan kekalahan berikutnya ketika melawan petinju penantang bernama Steve Hamas pada awal tahun 1934, membuat banyak orang bertanya-tanya apakah Schmeling masih menjadi petinju kelas dunia. Melawan Joe LouisSchmeling kembali ke Jerman dan kemudian memenangkan tiga dari empat pertandingan berikutnya. Rinciannya adalah satu kali hasil imbang, dua kemenangan KO atas Walter Neusel, dan kemudian dia berhasil mengalahkan Steve Hamas untuk membalaskan kekalahan sebelumnya. Namun, banyak media Amerika dan penggemar yang tidak memberikan dukungan kepada Schmeling mengingat tindakan yang dilakukan Partai Nazi. Artikel terus diterbitkan untuk menyatakan bahwa petinju Jerman itu tidak lagi bertaji, "telah selesai", atau "boneka Nazi". Ketika dia ditandingkan dengan Joe Louis, petinju sensasional yang belum terkalahkan pada tahun 1936, dalam pertandingan pertama Schmeling di Amerika dalam lebih dari dua tahun terakhir, dia dengan jelas berstatus underdog dan dianggap sebagai petinju terkenal yang bisa menjadi lawan Louis dalam perjalanannya meraih gelar juara. Kendati demikian, dia adalah penantang nomor dua dalam perebutan gelar juara, di belakang Louis. Sebelum pertandingan digelar, Schmeling dengan cermat mempelajari rekaman pertandingan-pertandingan Louis sebelumnya dan menemukan kelemahan nyata pada teknik yang digunakan petinju asal Detroit itu. Salah satunya kelemahan yang dia sadari adalah Louis merendahkan posisi tangan kirinya setelah dia melayangkan pukulan jab tangan kiri. Di dalam ring, Schmeling memanfaatkan kelemahan yang tidak begitu terlihat ini menjadi keuntungannya. Schmeling membalas hampir setiap jab Louis dengan pukulan terbaiknya, yakni cross kanan. Pertandingan itu ternyata menjadi pertarungan yang kompetitif dan dipenuhi dengan pukulan keras pada tiga ronde pertama. Namun, pada ronde keempat, sebuah pukulan balasan dari tangan kanan petinju Jerman merobohkan Louis untuk pertama kalinya dalam kariernya. Meskipun Louis kemudian bangkit, dia terlihat sangat kebingungan pada sisa pertandingan itu. Selama delapan ronde berikutnya, Schmeling berkali-kali melayangkan pukulan keras ke arah Louis dan kerap berhadap-hadapan dengan petinju Amerika yang dipuja-puja itu. Schmeling berulang kali mendaratkan pukulan tangan kanan yang sama ke arah rahangnya. Pada ronde kedua belas, dia sekali lagi merobohkan Louis ke atas kanvas dan kali ini Louis tidak bisa bangkit. Louis belum bisa berdiri pada hitungan kesepuluh, dan Schmeling telah membuat petinju Amerika itu menelan kekalahan mengejutkan yang paling diperbincangkan pada tahun itu. Kini secara tidak terduga menjadi penantang nomor satu bagi pemegang gelar divisi kelas berat, Jim Braddock, Schmeling menunggu kesempatan menjadi petinju pertama yang kembali meraih gelar divisi kelas berat dengan memenangkan pertandingan melawan Braddock yang dijadwalkan digelar bulan September. Namun, pertandingan itu ditunda karena tangan Braddock mengalami cedera ketika berlatih. Ada rumor bahwa penyelenggara menangguhkan pertandingan tersebut karena khawatir akan publisitas buruk yang bakal muncul lantaran seorang petinju yang dianggap mewakili Nazi diberi kesempatan untuk merebut gelar juara dunia. Ketika dikonfirmasi bahwa manajer Braddock sedang melakukan pembicaraan dengan pihak Louis, Komisi New York resmi meminta Braddock untuk melawan Schmeling dalam perebutan gelar juara. Pertandingan lainnya, melawan Louis atau petinju lain, tidak akan diakui oleh Komisi New York sebagai pertandingan kejuaraan. Madison Square Garden Corporation, perusahaan promosional terbesar dalam olahraga itu pada masa itu, bahkan berusaha mendapatkan keputusan pengadilan (injunction) yang melarang pertandingan Braddock-Louis (Louis tidak berada dalam daftar mereka). Namun, pada bulan Februari 1937 Schmeling menerima kabar sang juara memang harus menandatangi pertandingan mempertahankan gelar juara dengan melawan Louis. Schmeling sangat marah dan memprotes, tetapi tidak membuahkan hasil, dan dia terpaksa menonton dari sisi ring ketika Louis meng-KO Braddock dan mendapatkan gelar juara. Merasa sangat kecewa dan yakin bahwa dia tidak akan pernah menerima kesempatan untuk melakukan penebusan, Schmeling hanya bertanding satu kali lagi di Amerika, menang KO atas Harry Thomas, seorang calon penantang, pada ronde kedelapan, sebelum kembali ke Jerman. Di tanah airnya, Schmeling dianggap sebagai pahlawan dan dipromosikan oleh mesin propaganda Nazi sebagai contoh sempurna dari keunggulan Jerman dibandingan dengan yang lainnya di dunia karena mengalahkan juara saat ini, Louis. Pemerintah memerintahkan digelarnya parade dan pawai untuk menghormatinya. Dia kemudian menjadi teman Hitler dan sosok kuat lainnya dalam pemerintahan dan juga tokoh populer dalam artikel surat kabar dan film. Dia terus mendesak agar diberi kesempatan untuk kembali melawan Louis dan dalam pada itu menambah rekornya dengan melawan Ben Foord dan Steve Dudas yang kalah kuat. "Pertandingan Abad Ini"Pada tahun 1938 Joe Louis sang juara mengumumkan bahwa dia akan menghadapi Schmeling dalam pertandingan kejuaraan. Pertandingan ulang itu langsung menjadi sensasi internasional. Banyak yang ribut tidak sabar menunggu pertandingan itu digelar, tetapi yang lainnya, yang khawatir akan ketegangan internasional dan kemungkinan Hitler mengambil alih kejuaraan, memprotes. Kontroversi dan kehebohan telah membuat ajang itu menjadi pertandingan tinju paling dinantikan sejak pertandingan ulang antara Dempsey and Gene Tunney, atau mungkin yang sebelumnya. Louis yang berasal dari kalangan miskin dan kelas bawah digunakan oleh para penggemar tinju Amerika sebagai simbol bahwa Amerika adalah tanah yang menawarkan banyak kesempatan untuk sukses. Sebaliknya, penggemar tinju Amerika menganggap Schmeling dan hubungannya dengan Hitler sebagai ancaman nyata terhadap kesempatan dan cita-cita tersebut. Ketika petinju Jerman itu melangkah ke ring di Yankee Stadium pada tanggal 22 Juni 1938, dia benar-benar berada di bawah hujan sampah yang dilempar dari tribun penonton. Louis tampil ganas pada ronde pertama dan Schmeling berusaha melakukan serangan balik seperti yang dia lakukan pada pertandingan pertama, tetapi tidak membuahkan hasil. Dipaksa bergerak ke sisi tali ring dan dihajar berkali-kali dengan berondongan pukulan pendek dan tajam dari setiap sisi, Schmeling membelakangi lawannya dan menggenggam tali ring serta mengeluarkan teriakan yang bahkan masih bisa diingat dengan jelas oleh para penonton bertahun-tahun kemudian. Schmeling kemudian mengatakan dia berteriak karena dipukul pada area ginjal. Lutut Schmeling melengkung saat dia menghadapi pukulan-pukulan itu, dan wasit Arthur Donovan mendorong Louis menjauh kemudian mulai menghitung. Schmeling dengan enggan menjauh dari tali, dan Donovan mengizinkannya untuk lanjut. Kembali menerima beberapa pukulan, Schmeling roboh lagi. Mulai dari saat itu, dia tidak berdaya. Dia bangkit, jatuh lagi beberapa saat kemudian, dan Donovan menghentikan pertandingan. Bertahun-tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1975, Schmeling mengatakan, "Ketika mengenang kembali, aku bahagia karena kalah dalam pertandingan itu. Bayangkan saja jika aku kembali ke Jerman dengan kemenangan. Aku tak ada hubungannya dengan para Nazi, tetapi mereka akan memberiku sebuah medali. Setelah perang, aku mungkin dianggap sebagai penjahat perang."[6] Kehidupan selanjutnyaKembali ke Jerman setelah dikalahkan oleh Joe Louis, Schmeling kini dijauhi Nazi. Dia memenangkan kejuaraan tinju kelas berat Jerman dan Eropa pada malam yang sama karena menang KO atas Adolf Heuser pada ronde pertama. Selama pembersihan orang Yahudi di Berlin yang dilakukan oleh Nazi, dia sendirian menyelamatkan nyawa dua anak etnis Yahudi dengan menyembunyikan mereka di dalam apartemennya.[7] Itu bukan pertama kalinya Schmeling menolak kebencian terhadap orang Yahudi yang digaungkan rezim Nazi. Sebagaimana yang diceritakan, Hitler melalui Kementerian Olahraga Reich membiarkan orang tahu bahwa dia sangat membenci hubungan Schmeling dengan Joe Jacobs, promotornya yang beretnis Yahudi. Dia ingin menyudahi hubungan itu, tetapi Schmeling menolak patuh, bahkan kepada Hitler. Selama perang, Schmeling menjalani wajib militer dan bertugas di dalam Angkatan Udara atau Luftwaffe serta dilatih menjadi penerjun payung. Dia turut serta dalam Pertempuran Kreta pada bulan Mei 1941. Dalam pertempuran itu, lutut kanannya terluka oleh pecahan peluru mortir pada hari pertama pertempuran itu. Setelah menjalani pemulihan, dia dibebaskan dari wajib militer karena dari segi kesehatan dianggap tidak layak untuk bertugas akibat lukanya. Namun, pada bulan Juli 1944 ada rumor bahwa dia tewas ketika bertugas dan menjadi berita dunia.[8] Dia kemudian mengunjungi kamp tawanan perang Amerika di Jerman dan terkadang berupaya membantu memperbaiki kondisinya untuk para tawanan. Pada awal tahun 1945 dia menghabiskan waktunya dengan melakukan pertandingan eksibisi melawan mantan anggota British Free Corps, Eric Pleasants, di mes perwira Jerman.[9] Setelah perang, Schmeling tinggal di Hamburg. Mengalami kesulitan keuangan, Schmeling pada tahun 1947 mulai kembali bertinju dan hasilnya cukup memuaskan. Dia memenangkan tiga dari lima pertandingan dan mengalami dua kali kekalahan (kalah poin) sebelum kembali pensiun untuk selamanya pada bulan Oktober 1948. Pada tahun 1950-an Schmeling mulai bekerja di The Coca-Cola Company di Germany. Tidak lama kemudian, dia memiliki pabrik pembotolannya sendiri dan memengang jabatan pelaksana di dalam perusahaan itu. Dia berteman dengan Joe Louis dan memberikan bantuan finansial kepada mantan lawannya itu pada penghujung hidupnya, dan pada akhirnya membiayai pemakamannya pada tahun 1981.[10] Istrinya yang telah dinikahinya selama 54 tahun, yakni aktris Anny Ondra kelahiran Ceko, meninggal pada tahun 1987. Pada tahun 1992 dia dimasukkan ke dalam International Boxing Hall of Fame. Dia menghabiskan sisa hidupnya sebagai orang kaya dan penggemar berat tinju. Schmeling meninggal pada tanggal 2 Februari 2005 pada usia 99 tahun.[11] Pada tahun 2010 patung Schmeling yang terbuat dari perunggu didirikan di Hollenstedt.[12] Pencapaian
Kaitannya dengan kebudayaanSchmeling tinggal di Stettin, Jerman (Kini dikenal sebagai Szczecin, Polandia); sebuah grup musik dari kota ini, the Analogs, membuat rekaman lagu "Max Schmeling" dalam album mereka, Hlaskover rock (2000). Pada sebuah episode dalam drama "Law and Order" musim ke-9 atau ke-10, nama Schmeling disebutkan ketika para detektif sedang mencari senapan tertentu. Orang yang dianggap memilikinya adalah seorang petinju era 1930 yang bertarung hingga ronde penghabisan dengan Schmeling pada tahun 1937. Schmeling muncul sebentar sebagai dirinya sendiri dalam film The Zurich Engagement (1957) Film Amerika-Jerman berjudul Joe and Max (2002) menceritakan kisah sebenarnya dari Joe Louis dan Max Schmeling serta persahabatan panjang mereka. Dalam buku The Amazing Adventures of Kavalier and Clay, Joe Kavalier dikalahkan oleh seseorang yang mungkin (atau mungkin bukan) adalah Max Schmeling. Penulisnya memberikan petunjuk bahwa petinju itu mungkin bukan Schmeling karena dia bertanding di Polandia pada saat itu. Dalam film Rocky IV, pertandingan puncak antara petinju Amerika Rocky Balboa dan petinju Rusia Ivan Drago terinspirasi oleh pertandingan antara Joe Louis dan Max Schmeling, hanya saja diperbarui untuk menggambarkan hubungan saat Perang Dingin.[butuh rujukan] Schmeling juga muncul sebagai tokoh opera Shadowboxer, yang dibuat berdasarkan kehidupan Joe Louis.[13] Sosok Schmeling muncul dengan jelas dalam A Call From Jersey karya P.F. Kluge Dalam novel karya Curzio Malaparte, Kaputt (1944), sosok Schmeling muncul dengan jelas dalam bab "Cricket in Poland" yang menggambarkan sebuah pertemuan pada bulan Februari 1942 yang digelar oleh Gubernur Jenderal Dr. Hans Frank di Istana Belvedere di Warsawa. Schmeling yang bertugas sebagai penerjun payung paratrooper pada Perang Dunia II dalam novel karya Günter Grass, The Tin Drum (1959). Schmeling adalah tokok utama dalam drama panggung The Measure of a Man yang ditulis oleh Brian C. Petti. Dalam Max Schmeling – Eine deutsche Legende (2010) mantan juara tinju lainnya, yang telah mengenal Schmeling, memerankan tokoh Max Schmeling: Henry Maske. Novel The Berlin Boxing Club (2011) karya Robert Sharenow yang berlatar belakang Kota Berlin tahun 1930-an menggambarkan Schmeling sebagai tokoh penting yang mengenalkan tinju kepada seorang anak muda etnis Yahudi, dan kemudian memainkan peran yang lebih besar. Episode "All Fall Down" dalam serial TV Voyagers! menampilkan pertandingan tinju keduanya melawan Joe Louis. Dua tokoh utama dalam serial bertema perjalanan-waktu itu, Phineas Bogg dan Jeffrey Jones, meyakinkan Louis untuk tidak mundur dari pertandingan dan menyaksikan kemenangannya atas Schmeling di Yankee Stadium pada tanggal 22 Juni 1938. Musim 1, episode 9 dari "Babylon Berlin", tokoh Bruno menyebut Max Schmeling untuk merujuk kepada sepasang sarung tangan tinju: "You've found my gloves. Come with me, little Schmeling." Schmeling disebut dalam lagu "Ambling Alp" karya grup musik indie Yeasayer, "Oh Max Schmeling was a formidable foe, Ambling Alp was too at least that's what I'm told" Schmeling juga disebut dalam gim video Call of Duty: Black Ops 4 oleh tokoh Richtofen, yang berasal dari Jerman, ketika dia diserang oleh zombie di "Alpha Omega" DLC Zombies mode map ("OW! What are you, the undead Max Schmeling?!"). Residensi kehormatan
Karier tinju profesional
Literatur dan media
Film
Lihat jugaReferensi
Pranala luarWikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Max Schmeling. Wikimedia Commons memiliki media mengenai Max Schmeling.
|