Masjid Raya Syahabuddin atau Masjid Raya Siak merupakan salah satu masjid yang berlokasi di Jalan Sultan Ismail, Kampung Dalam, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, sekitar 500 m dari lokasi Istana Siak. Masjid ini dibangun pada tahun 1926 pada masa Sultan Al Said Al Kasyim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II (Sultan Siak ke-12), dan selesai dibangun pada tahun 1935. Masjid Raya Syahabuddin tidak hanya digunakan sebagai tempat beribadah, lebih dari itu masjid ini juga menjadi salah satu situs cagar budaya.[1][2] Masjid Raya Syahabuddin terletak berdampingan dengan komplek pemakaman Sultan Syarif Kasim II beserta keluarganya.[3]
Sejarah
Masjid Syahabuddin yang pertama terletak di Jalan Syarif Kasim,[1] dibangun pada tahun 1882 pada masa pemerintahan Sultan Syarif Kasim I dengan arsitektur sederhana terbuat dari kayu.[4][5] Pada zaman pemerintahan Sultan Syarif Kasim II pada tahun 1926, masjid dipindahkan secara permanen pembangunannya ke Jalan Sultan Ismail di tepi Sungai Siak. Dana pembangunan masjid berasal dari dana kerajaan dan partisipasi masyarakat Siak.[1]
Nama Syahabuddin berasal dari gabungan kata syah dan al-din, Kata syah berasal dari bahasa Persia yang berarti penguasa, sedangkan kata al-din berasal dari bahasa Arab yang berarti agama. Syahabuddin dimaksudkan sebagai lambang bahwa Sultan/Raja bukan hanya penguasa negara, melainkan juga sekaligus seorang "penguasa agama" (Syahabuddin).[2] Masjid Raya Syahabuddin telah mengalami beberapa renovasi yang antara lain penambahan pembangunan pada teras bagian kanan dan kiri masjid, meski demikian bentuk aslinya masih tetap dipertahankan dan identitas budaya yang menempel di masjid tetap terjaga.[6]
Arsitektur
Arsitektur bangunan masjid merupakan perpaduan bangunan Timur Tengah (Turki) dan Melayu.[2] Masjid ini berdenah persegi silang, dengan luas bangunan 399.6 m2. Pintu masuk berada di sisi timur, utara, dan selatan. Bangunan utama ditopang tiang bulat silinder dari beton dengan formasi membentuk lingkaran. Pintu dan jendela bagian atas membentuk lengkung kubah. Lengkung kubah di atas pintu dan jendela pada bagian dalam berhias tulisan dari petikan ayat-ayat Al-Qur'an.[1]
Atap masjid berupa atap sirap yang pada bagian puncaknya berbentuk "kuncup teratai". Masjid ini mempunyai mihrab dengan ukuran tinggi 2,4 m, lebar 104 cm, dan panjang 210 cm. Di dalam masjid terdapat sebuah mimbar yang terbuat dari kayu bermotif daun, sulur dan bunga.[4][5]
Dakwah Islam
Kesultanan Siak pada zaman dahulu merupakan pusat pendidikan terbesar di asia tenggara, banyak negara seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand belajar pendidikan Islam di Kesultanan Siak. Masjid Syahabuddin pada saat itu berfungsi sebagai salah satu pusat pengkajian Islam semasa Kesultanan Siak.[3]
Lihat Pula
Referensi