"Ut Salvatus Mundus Per Ipsum" (bdk. Yohanes3:17) (Supaya Dunia diselamatkan oleh-Nya)
Lambang
Maksimus Regus (lahir 23 September 1973) adalah uskup pertama Keuskupan Labuan Bajo. Ia terpilih menjadi Uskup Labuan Bajo pada 21 Juni 2024. Sebelum menjadi uskup, ia merupakan Rektor Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng.
Pendidikan dan karya
Maksimus menjalani pendidikan filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero sejak tahun 1993 hingga 1997. Ia kemudian menjalani pendidikan teologi di tempat yang sama sejak tahun 1999 hingga 2001.[1]
Sebagai diakon, ia menjalani tugas diakonat di Gereja Kristus Raja, Ruteng sejak Mei hingga Agustus 2001. Ia menerima tahbisan imamat dari Eduardus Sangsun, S.V.D. pada 10 Agustus 2001. Tugas pertamanya setelah ditahbiskan ialah sebagai imam kapelan di Gereja Kristus Raja, Ruteng yang ia jalani hingga Agustus 2007. Sejak tahun 2002 ia menjadi Ketua Komisi Hubungan antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Ruteng dan sejak tahun 2005 ia juga menjadi Koordinator Dialog Antaragama Keuskupan Ruteng serta Koordinator untuk Kegiatan Kaum Muda Lintas Agama.[1]
Sejak tahun 2007, Maksimus menjalani tugas studi magister dalam bidang sosiologi pembangunan di Universitas Indonesia. Pada tahun 2012, ia menjadi fellow dalam menjalani riset di International Institute of Social Studies (ISS) pada Universitas Erasmus Rotterdam, Belanda, hingga tahun 2014. Sejak Oktober 2014 hingga Desember 2017, Max menjalani studi doktoral di Graduate School of Humanities pada Universitas Tilburg, Belanda. Dalam program doktoral itu, ia menulis disertasi yang berjudul, "Understanding Human Rights Culture in Indonesia".[2] Sebagai akademisi, Maksimus telah mempublikasikan beberapa buku dan jurnal dengan tema sosial, politik, dan agama.[3]
Sekembalinya ke Indonesia, Maksimus menjadi dosen di Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng sejak tahun 2018. Ia kemudian menjadi Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sejak tahun 2019 hingga tahun 2023, saat ia terpilih menjadi rektor pada perguruan tinggi tersebut untuk periode 2023–2027. Max Regus terpilih menggantikan Yohanes Servatius Lon.[4] Sejak tahun 2020, Maksimus juga merupakan koordinator para imam diosesan Keuskupan Ruteng.[1]
Uskup Labuan Bajo
Pada 21 Juni 2024, Uskup Ruteng mengumumkan pendirian Keuskupan Labuan Bajo sebagai pemekaran dari Keuskupan Ruteng. Dalam pengumuman yang sama, Paus juga menunjuk Maksimus Regus sebagai uskup pertama.[1] Pada 12 Oktober 2024, Max menjalani proses penjemputan dan penerimaan dari Ruteng menuju Labuan Bajo. Proses ini berlangsung dalam rangkaian acara adat Manggarai.[5][6] Beberapa kegiatan juga dilaksanakan sebelum penahbisan uskup berlangsung, antara lain pertemuan dengan Nahdlatul Ulama yang disertai dengan kegiatan pembagian sembako sebagai kegiatan sosial karitatif, pemberkatan rumah uskup, dan peluncuran serta bedah tiga buah buku yang dibuat dalam rangka tahbisan uskup.[7]
Gereja Menyapa Manggarai: Menghirup Keutamaan Tradisi, Menumbuhkan Cinta, Menjaga Harapan. Satu Abad Gereja Manggarai-Flores. Jakarta: Parrhesia. 2001. ISBN978-979-19290-5-9.
Republik Sialan: Memburu Kejernihan di Tengah Belantara Kerancuan. Maumere: Ledalero. 2003. ISBN978-979-944768-5.
Kucium Lukamu Dalam Kebisingan: Kumpulan Renungan Rohani Populer. Jakarta: Fidei Press. 2005.
Menembus Era Kemurungan: Kisah Sebuah Negeri Dengan Amnesia Kronis. Maumere: Ledalero. 2007. ISBN978-979-944727-2.
Tambang dan resistensi lokal analisis hubungan negara, korporasi dan komunitas lokal. Studi kasus tambang di Flores NTT. Depok: Universitas Indonesia. 2009. OCLC769712343.
Understanding human rights culture in Indonesia: a case study of the Ahmadiyya minority group. Universität Tilburg. 2017. OCLC1030418087.Parameter |BandReihe= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |Reihe= yang tidak diketahui mengabaikan (|series= yang disarankan) (bantuan)
Leo Perik SVD Jembatan Peradaban: Menelusuri Jejak-jejak Pendiri Seminari Pius XII Kisol. Jakarta: Obor. 2018. ISBN978-979-5658-33-7.
Human Rights Culture in Indonesia: Attacks on the Ahmadiyya Minority Group. Berlin: De Gruyter. 2021. ISBN978-3-11-069607-3.Parameter |Reihe= yang tidak diketahui mengabaikan (|series= yang disarankan) (bantuan); Parameter |BandReihe= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Demokrasi HAM minoritas: telaah konseptual dan isu-isu kunci. Sleman: Bintang Semesta Media. 2021. ISBN978-6-23592518-9.
Artikel
"Interreligious Conflicts in Post-Authoritarian Indonesia: Assumptions, Causes, and Implications". Jurnal Politik (2): 199–220. 2020. OCLC8631866642.Parameter |Band= yang tidak diketahui mengabaikan (|volume= yang disarankan) (bantuan)
"Narratives of life-maneuvering in reshaping new living space during Covid-19: A case study of women activist in Manggarai Region, Eastern Indonesia". Gender, work, and organization: 566–573. 2021. OCLC8987047590.Parameter |Band= yang tidak diketahui mengabaikan (|volume= yang disarankan) (bantuan)
"Islam and the Making of a Non-Violent and Peaceful Public Sphere in Indonesia". Afkaruna: Indonesian Interdisciplinary Journal of Islamic Studies (2): 279–294. 2022. OCLC9818291694.Parameter |Band= yang tidak diketahui mengabaikan (|volume= yang disarankan) (bantuan); Parameter |KBytes= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |Online= yang tidak diketahui mengabaikan (|url= yang disarankan) (bantuan); Parameter |Format= yang tidak diketahui mengabaikan (|format= yang disarankan) (bantuan)
"Educating from the Periphery: The Mission of the Catholic Church in Advancing a Knowledge Society in Manggarai Region, Indonesia". International Studies in Catholic Education (2): 216–230. 2022. OCLC9679368134.Parameter |Band= yang tidak diketahui mengabaikan (|volume= yang disarankan) (bantuan)
"Centering Acculturation as an Approach to Challenging the Fragility of Human Rights in Indonesia". Journal of Southeast Asian Human Rights (2): 299–322. 2022. OCLC9729489799.Parameter |Band= yang tidak diketahui mengabaikan (|volume= yang disarankan) (bantuan); Parameter |KBytes= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |Online= yang tidak diketahui mengabaikan (|url= yang disarankan) (bantuan); Parameter |Format= yang tidak diketahui mengabaikan (|format= yang disarankan) (bantuan)
"Multiculturalism under Threat and Strategies in Constructing Inclusive Spaces in Europe and Southeast Asia Regions". Global Focus (2): 96–109. 2023.Parameter |Band= yang tidak diketahui mengabaikan (|volume= yang disarankan) (bantuan); Parameter |KBytes= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |Online= yang tidak diketahui mengabaikan (|url= yang disarankan) (bantuan); Parameter |Format= yang tidak diketahui mengabaikan (|format= yang disarankan) (bantuan)