Liga Arkadia adalah sebuah liga federal negara-kota di Yunani kuno. Liga Arkadia menggabungkan berbagai kota Arkadia, di Peloponnesia, menjadi satu negara. Terbentuk pada 370 SM, dengan memanfaatkan peluang dari berkurangnya kekuatan Sparta, yang sebelumnya mengontrol dan mendominasi Arkadia. Mantinea, sebuah kota yang menderita dibawah dominasi Sparta, sangat mendorong terbentuknya liga ini. Liga Arkadia kemudian membangun Megalopolis, sebagai ibu kotanya, di mana 10.000 majelis berkumpul sebagai badan pemerintahan.
Meskipun pada awalnya berhasil melawan pengaruh Sparta di Arkadia, liga Arkadia dengan cepat terbagi karena perebutan kekuasaan yang melanda Yunani pada abad ke-4 SM. Thebes, yang memiliki peran penting dalam pembentukan liga Arkadia, kemudian berkonflik dengan Mantinea. Saat Pertempuran Mantinea (362 SM), kota-kota liga Arkadia saling bertempur, Mantinea bertempur bersama Sparta dan Athena, sedangkan Tegea dan lainnya memihak Thebes. Walaupun demikian, liga Arkadia berhasil bertahan hingga abad ke-3 SM.
Arkadia dan Peloponnesia sebelum 370 SM
Dimulai pada abad ke-6 SM dan terus berlanjut hingga abad ke-5 dan ke-4 SM, Sparta mendominasi Peloponnesia, dan memaksa negara-negara tetangganya untuk bergabung dengan Liga Peloponnesia dan bertarung dalam perang mereka. Dominasi ini secara alami membangkitkan rasa kemarahan di antara negara-negara tetangga tersebut, dan sekutu Sparta terbukti bersedia untuk bangkit dan melawan Sparta pada beberapa kesempatan. Pada 418 SM, Mantinea bergabung dalam liga negara demokrasi Peloponnesia yang dengan singkat menerapkan kebijakan anti-Sparta sebelum akhirnya kalah dalam Pertempuran Mantinea (418 SM).
Setelah selesainya Perang Peloponnesia pada 404 SM, Sparta, dibawah raja Agesilaus, mengambil beberapa kesempatan selama beberapa tahun berikutnya untuk mendisiplinkan beberapa sekutu yang gelisah. Pada 385 SM, Sparta menyerang Mantinea dan memaksa kota tersebut untuk bubar, memecahkannya menjadi 5 desa yang terpisah, yang masing-masing diperintah oleh oligarki yang didukung Sparta.[1] Pemerintahan oligarki diseluruh Arkadia juga mendapatkan dukungan Sparta.
Dominasi militer Sparta yang memungkinkan terjadinya gangguan dalam urusan Arkadia seketika berakhir pada 371 SM, ketika Epaminondas dan pasukan Boiotianya mengalahkan pasukan Sparta di Leuktra, menewaskan banyak kelas elit Spartiate. Perkembangan ini mengganggu keseimbangan kekuatan di Peloponnesia dan membuka kemungkinan baru untuk aksi oleh faksi anti-Sparta.
Pembentukan liga
Tanda pertama dari aktifitas memberontak di Arkadia dimulai saat musim semi pada 370 SM, ketika kota Mantinea mulai bersatu kembali dari desa-desa yang awalnya terpecah dibawah kepemimpinan yang demokratis. Tidak lama kemudian, sejumlah komunitas Arkadia mulai bersatu menjadi liga Arkadia, sebuah upaya oleh Lycomedes, untuk melindungi diri dari Sparta. Perlawanan yang besar terjadi di tegea, yang dikuasai oleh pemerintahan oligarki, tetapi para demokrat Tegea berhasil menggulingkan pemerintahan oligarki tersebut dengan bantuan dari pasukan Mantinea. Kemudian, pasukan Sparta dibawah Agesilaus dikirim sebagai upaya untuk memulihkan kembali oligarki di Tegea, akan tetapi upaya tersebut gagal. Setelah berhasil mengusir Sparta, liga Arkadia mulai membangun kota Megalopolis, ibu kota dengan pertahan yang kuat untuk menahan pasukan Sparta.[2]
Meskipun percobaan pertama yang dilakukan oleh Sparta untuk membubarkan liga Arkadia berakhir dengan kegagalan, ancaman akan terjadinya intervensi militer lanjutan membuat Arkadia mengirim duta menuju Athena untuk meminta perlindungan. Athena secara teori terikat dengan ketentuan dari perjanjian yang ditandatangangi pada akhir 371 SM untuk melindungi otonomi seluruh negara Yunani, akan tetapi keinginan mereka untuk mempertahankan kekuatan Sparta untuk mengontrol ambisi Thebe membuat Athena menolak permintaan Arkadia. Namun kemudian, Arkadia mendapatkan bantuan yang mereka cari. Pasukan Boeotia yang besar, dipimpin oleh Epaminondas dan Pelopidas, dikirim menuju Peloponnesia.[3]
Dengan kedatangan pasukan Argive, Elean, dan Arkadia, pasukan tersebut mencapai 50.000 hingga 70.000 orang. Selama beberapa bulan kedepan, Epaminondas memimpin pasukan tersebut sebanyak dua kali menuju wilayah Sparta, untuk merusak Lakonia kemudian untuk membebaskan Messinia. Aksi tersebut membuat Sparta kehilangan banyak wilayahnya, dan mengakhiri ancaman serius terhadap Arkadia. Setelah pasukan Thebe kembali ke utara, Arkadia menjadi bebas untuk mengatur liga Arkadia tanpa takut adanya gangguan dari Sparta.[4] Pada 369 SM, hampir seluruh negara Arkadia telah bergabung ke dalam liga Arkadia.[5]
Pemerintahan dan struktur
Kota yang bergabung dengan liga Arkadia harus menyerahkan sebagian besar otonomi mereka kepada pemerintah federal. Liga Arcadia menaruh pasukan yang selalu siap, dan salah satu bagian dari Megalopolis diisi dengan bangunan federal dan barak bagi pasukan tersebut. Liga Arkadia membuat kebijakan luar negeri yang terpadu, dipimpin oleh kepala eksekutif atau eksekutif—yang masih belum jelas—yang memegang gelas strategos.[6]
Liga Arkadia memiliki struktur yang demokratis. Badan pemilihan rakyat dikenal dengan nama myrioi, atau "sepuluh ribu". Badan yang lebih kecil, dikenal dengan nama Boule, terdiri dari jumlah perwakilan yang tidak diketahui jumlahnya dari berbagai kota di federasi. Badan tersebut kemungkinan menangani urusan-urusan administratif. 50 pejabat yang dikenal dengan sebutan demiourgoi menjabat sebagai komite kerja Boule.[6]
Sejarah setelah 370 SM
Setelah pembentukkannya pada 370 SM, liga Arkadia mengambil peran aktif dalam politik Peloponnesia. Pasukan Arcadia melakukan operasi militer bersama pasukan Thebe saat invasi Peloponnesia kedua yang dilakukan Epaminondas pada 369 SM, dan berlanjut pada 368 SM, mengalahkan kekuatan gabungan pasukan Athena dan Korintus, kemudian berhasil melakukan serangan menuju wilayah Sparta, akan tetapi pada musim panas 368 SM, pasukan Sparta menginvasi Arkadia dan memusnahkan pasukan Arkadia tanpa menderita korban jiwa satu pun, yang kemudian dikenal sebagai "pertempuran tanpa air mata". Setelah kekalahan tersebut, Arkadia mempercepat penyelesaian benteng di Megalopolis untuk mencegah serbuan Sparta lebih lanjut.[7]
Pasukan Thebe telah menginvasi Peloponnesia pada 366 SM, tetapi tujuan dari invasi tersebut adalah untuk mendirikan Akhaya sebagai penyeimbang pengaruh Arkadia. Pada tahun yang sama, Lycomedes membujuk myrioi untuk membuat aliansi dengan Athena; Athena, meskipun enggan untuk beraliansi dengan musuh sekutunya yaitu Sparta, tidak dapat melewatkan kesempatan untuk mengurangi pengaruh Thebe.[8] Pada 362 SM, pertanyaan apakah akan tetap menjadi sekutu Thebe menjadi masalah mendesak yang membuat liga Arkadia menjadi terpecah, sehingga membuat Mantinea memihak Sparta dan Athena sedangkan Tegea dan Megalopolis tetap setia kepada Thebe. Hingga akhirnya terjadi Pertempuran Mantinea pada 362 SM. Pertempuran tersebut, dengan kemenangan Thebe, diikuti dengan dibuatnya gagasan Perdamaian Bersama.
Meskipun liga Arkadia tidak memperoleh kembali kekuatan yang pernah dimilikinya pada tahun 360-an SM, liga Arkadia masih terus ada setelah Pertempuran Mantinea. Berbagai referensi menunjukkan bahwa liga Arkadia berhasil bertahan hingga abad ke-3 SM. Berdasarkan kutipan yang kurang jelas dari Pausanias, liga Arkadia mungkin mengalami kebangkitan yang singkat antara tahun 250 dan 245 SM, setelah dibebaskannya Megalopolis dari tirani.[9] Tahun pasti keruntuhan liga Arkadia masih tidak pasti, akan tetapi diperkirakan liga Arkadia runtuh pada 230-an SM, saat kota-kota Arkadia bergabung dengan Liga Anchean.[5]
Catatan
- ^ Fine, The Ancient Greeks, 558
- ^ Fine, The Ancient Greeks, 579
- ^ Fine, The Ancient Greeks, 580-1
- ^ Fine, The Ancient Greeks, 582-3
- ^ a b James Roy, "Arcadian League," dari The Oxford Classical Dictionary, Simon Hornblower dan Antony Spawforth, ed.
- ^ a b Fine, The Ancient Greeks, 580
- ^ Fine, The Ancient Greeks, 583-4
- ^ Fine, The Ancient Greeks, 586
- ^ Pausanias, VIII, 10.
Referensi
- Fine, John V.A. The Ancient Greeks: A critical history (Harvard University Press, 1983) ISBN 0-674-03314-0
- Hornblower, Simon, dan Anthony Spawforth ed., The Oxford Classical Dictionary (Oxford University Press, 2003) ISBN 0-19-866172-X
- Xenophon (1890-an) [asli abad ke-4 SM]. Hellenica . Diterjemahkan oleh Henry Graham Dakyns – melalui Wikisource .