Oligarki

Oligarki adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan politik dan ekonomi dikendalikan oleh sekelompok kecil individu atau golongan elit. Istilah "oligarki" berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu "oligos" yang berarti "sedikit" dan "arkhein" yang berarti "memerintah".[1][2][3] Dalam konteks modern, oligarki sering merujuk pada penguasaan oleh sekelompok kecil orang atau entitas yang memiliki kekuatan signifikan atas sumber daya, ekonomi, dan kebijakan negara.

Sejarah

Konsep oligarki pertama kali dijelaskan oleh filsuf Yunani, Aristoteles, dalam karyanya "Politika". Ia membedakan antara oligarki, monarki (kekuasaan satu orang), dan demokrasi (kekuasaan rakyat).[4] Menurut Aristoteles, oligarki terjadi ketika kekuasaan dijalankan oleh kelompok kecil yang memerintah demi kepentingan pribadi mereka, bukan demi kepentingan masyarakat luas.

Di berbagai belahan dunia, bentuk oligarki dapat ditemukan di berbagai periode sejarah. Di Athena kuno, misalnya, kekuasaan sering kali berada di tangan segelintir elit yang kaya. Begitu juga dengan Kekaisaran Romawi yang dalam banyak hal dikuasai oleh keluarga-keluarga bangsawan yang berpengaruh.

Ciri-ciri

Oligarki dapat dikenali melalui beberapa ciri umum, antara lain:

  1. Kekuasaan Terkonsentrasi: Kekuasaan politik dan ekonomi hanya dipegang oleh sekelompok kecil orang yang memiliki pengaruh besar.
  2. Kesenjangan Sosial: Oligarki sering kali menimbulkan atau memperparah kesenjangan ekonomi dan sosial dalam masyarakat, di mana kekayaan dan pengaruh lebih banyak terpusat pada kelompok elit.
  3. Kepentingan Pribadi: Para oligark sering menggunakan kekuasaan mereka untuk melindungi dan memperluas kepentingan pribadi atau golongan mereka, bukan untuk kesejahteraan umum.
  4. Korupsi: Sistem oligarki sering kali rentan terhadap korupsi, di mana kekuasaan dan kekayaan disalahgunakan untuk keuntungan pribadi.

Oligarki dalam Perspektif Politik dan Ekonomi

Oligarki sering kali dianggap bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi. Dalam sistem demokrasi, kekuasaan seharusnya dibagi secara lebih merata dan setiap warga negara memiliki kesempatan yang setara untuk memengaruhi kebijakan. Namun, dalam oligarki, hanya segelintir orang yang memiliki kendali nyata atas pemerintahan, sering kali melalui cara-cara yang tidak transparan.

Dalam ekonomi, oligarki sering dikaitkan dengan kapitalisme kroni, di mana individu-individu kaya dan berkuasa menggunakan hubungan pribadi dan politik mereka untuk mendapatkan keuntungan bisnis, memperlemah persaingan, dan mengendalikan pasar.

Contoh Oligarki dalam Sejarah dan Dunia Modern

Oligarki dapat ditemukan di berbagai negara dan periode sejarah, baik dalam konteks pemerintahan, ekonomi, maupun politik:

  • Athena Kuno: Meskipun dikenal sebagai pelopor demokrasi, Athena pada beberapa periode berada di bawah kekuasaan oligarki, di mana segelintir elit yang kaya mendominasi kebijakan negara.
  • Republik Venesia: Pada masa kejayaannya, Venesia dikuasai oleh keluarga-keluarga bangsawan yang memiliki kekuasaan besar dalam pemerintahan dan perdagangan.
  • Rusia: Pada era pasca-Uni Soviet, Rusia mengalami fenomena oligarki, di mana segelintir individu kaya mengendalikan sebagian besar kekayaan dan sumber daya negara. Oligark-oligark Rusia sering kali memiliki hubungan erat dengan pemerintahan dan menggunakan pengaruh mereka untuk mempertahankan kekuasaan ekonomi dan politik.
  • Amerika Serikat: Meskipun AS dikenal sebagai negara demokrasi, beberapa kritikus berpendapat bahwa sistem politik dan ekonomi di AS memperlihatkan ciri-ciri oligarki, terutama dengan pengaruh besar yang dimiliki oleh korporasi dan individu kaya dalam proses politik.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "ὀλίγος", Henry George Liddell, Robert Scott, A Greek-English Lexicon, on Perseus Digital Library
  2. ^ "ἄρχω", Liddell/Scott.
  3. ^ "ὀλιγαρχία". Liddell/Scott.
  4. ^ Winters (2011) p. 26-28. "Aristotle writes that 'oligarchy is when men of property have the government in their hands... wherever men rule by reason of their wealth, whether they be few or many, that is an oligarchy, and where the poor rule, that is a democracy'."

Bacaan lanjutan

Pranala luar