LeBron Raymone James Sr. (/ləˈbrɒndʒeɪmz/;[1]LƏ-bron; lahir 30 Desember, 1984) adalah pemain basket profesional asal Amerika yang bermain untuk Los Angeles Lakers dari National Basketball Association (NBA). Dijuluki "King James", ia dikenal luas sebagai salah satu pemain terhebat dalam sejarah olahraga dan sering dibandingkan dengan Michael Jordan dalam perdebatan mengenai siapa pemain bola basket terhebat sepanjang masa. James telah berkompetisi di 10 Final NBA (dengan delapan penampilan berturut-turut dari 2011 hingga 2018), memenangkan empat kejuaraan NBA. Ia juga memenangkan Piala NBA perdana pada tahun 2023 bersama Lakers, dan tiga medali emas Olimpiade sebagai anggota tim nasional putra AS.
James bermain basket antar sekolah di St. Vincent–St. Mary High School di kotanya, Akron, Ohio, dimana ia dipuji setinggi-tingginya oleh media nasional sebagai bintang NBA selanjutnya. Setelah lulus, ia terpilih nomor 1 di 2003 NBA draft oleh Cleveland Cavaliers. James memimpin Cleveland hingga penampilan Finals pertama Cavaliers di 2007, kalah dari San Antonio Spurs. Tahun 2010, ia meninggalkan Cavaliers untuk bermain membela Miami Heat dalam publikasi spesial ESPN yang berjudul The Decision. James bermain 4 musim untuk Heat, mencapai Finals setiap tahunnya dan memenangkan kejuaraan secara beruntun tahun 2012 dan 2013. Tahun 2013, ia memimpin Miami dalam 27 kemenangan beruntun, ketiga terbanyak dalam sejarah NBA. Menjelang musim terakhirnya di Miami Heat, James memutuskan tidak memperbarui kontraknya dan bergabung kembali ke Cavaliers. Dengan kepemimpinannya, Cleveland melaju ke 2 Finals beruntun (5 dan 6 beruntun untuk James) melawan Golden State Warriors, memenangkannya pada tahun 2016.
Di luar lapangan, James telah mencapai sejumlah kekayaan dan ketenaran dari beberapa sponsornya. Kehidupan publiknya sering menjadi subjek pengawasan, dan ia telah ditetapkan sebagai salah satu dari atlit yang berpengaruh dan populer di seluruh Amerika . Ia telah dimasukkan dalam buku, dokumenter, dan iklan televisi. Ia juga membawa beberapa acara seperti ESPY Awards, Saturday Night Live, dan tampil di film tahun 2015, Trainwreck.
Kehidupan awal
James dilahirkan tanggal 30 Desember, 1984 di Akron, Ohio, oleh ibunya yang berumur 16 tahun, Gloria Marie James, yang membesarkannya sendiri.[2][3]:22 Sejak kecil, mereka harus berjuang dengan kehidupan mereka, ketika mereka pindah dari apartemen satu ke yang lainnya di lingkungan kumuh di Akron sementara Gloria berjuang untuk mendapat pekerjaan tetap.[4] Menyadari bahwa ia lebih baik pergi ke keluarga yang lingkungannya lebih stabil, Gloria mengizinkan James untuk pindah ke keluarga Frank Walker pelatih football muda, yang memperkenalkan James bola basket ketika ia masih 9 tahun.[3]:23
Ketika masih muda, James bermain di Amateur Athletic Union (AAU) untuk Northeast Ohio Shooting Stars.[4] Tim itu menikmati kesuksesan di level lokal dan nasional, dipimpin oleh James dan kawannya Sian Cotton, Dru Joyce III, dan Willie McGee.[3]:24 Tak terpisahkan, mereka menjuluki mereka sebagai "Fab Four" dan berjanji satu sama lain bahwa mereka akan berada di SMA yang sama[3]:27 Dalam kepindahan yang memicu kontroversi di lokal, mereka memilih untuk bersekolah di St. Vincent–St. Mary High School, sekolah Katolik privat yang mayoritas berkulit putih.[5][6]
Masa SMA
Bola Basket
Sebagai freshmen, James mencetak rata-rata 21 points dan 6 rebounds per game untuk tim varsity St. Vincent-St. Mary.[7] The Fighting Irish finis tahun itu dengan rekor 27–0, memenangkan juara negara bagian Divisi III.[7] Sebagai sophomore, ia mencetak rata-rata 25.2 points dan 7.2 rebounds dengan 5.8 assists dan 3.8 steals per game.[8] Untuk beberapa pertandingan rumah, St. Vincent-St. Mary bermain di Rhodes Arena milik University of Akron berkursi 5,492 orang untuk memuaskan permintaan tiket dari alumni, fans, dan kuliah, serta scout dari NBA yang ingin melihat James bermain.[3]:51[9] The Fighting Irish finis musim itu 26–1 dan memenangi lagi kejuaraan negara bagian.[7] Untuk permainannya yang luar biasa, James dinamai sebagai Ohio's Mr. Basketball dan dipilih untuk USA Today All-USA First Team, menjadi sophomore pertama yang mendapatkan keduanya.[10]
Sebelum tahun awal James, ia tampil di SLAM Magazine dan dipuji sebagai kemungkinan "pebasket SMA terbaik di Amerika saat ini."[11] Ketika musim itu, ia tampil di cover Sports Illustrated, menjadi pebasket kelas bawah SMA pertama yang melakukannya.[3]:104 Dengan rata-rata 29 points, 8.3 rebounds, 5.7 assists, dan 3.3 steals per game,[7] ia dinamai lagi sebagai Ohio's Mr. Basketball dan terpilih untuk USA Today All-USA First Team,[7] dan menjadi pemain junior pertama yang memenangkan Gatorade National Player of the Year Award untuk basket pria.[3]:117 St. Vincent-St. Mary finis musim itu dengan rekor 23–4 , mengakhiri musim mereka dengan kekalahan di game kejuaraan Divisi II.[3]:114 Setelah kekalahan itu, James mempertimbangkan dengan serius untuk mengikuti 2002 NBA draft, gagal mengajukan petisi untuk penyesuaian untuk masuk ke NBA Draft yang calon pemainnya setidaknya lulus SMA.[12] Dalam waktu ini, James menggunakan marijuana untuk menghilangkan stressnya yang berakibat perhatian media yang ia terima.[13][14][15]
Ketika tahun seniornya, James dan the Fighting Irish berkeliling satu negara untuk bermain dengan beberapa tim berperingkat nasional, termasuk game melawan Oak Hill Academy yang ditelevisikan secara nasional oleh ESPN2.[3]:142Time Warner Cable, berencana untuk mengambil kesempatan dari popularitas James, menawarkan game St. Vincent-St. Mary's kepada pelanggan dalam basis pay-per-view selama musim itu.[3]:143 Tahun itu, James mencetak rata-rata 31.6 points, 9.6 rebounds, 4.6 assists, dan 3.4 steals per game,[10] dinamai Ohio's Mr. Basketball dan USA Today All-USA First Team untuk ketiga kalinya secara beruntun, hal yang belum pernah terjadi sebelumnya,[3]:178[7] dan dinamai Gatorade National Player of the Year untuk kedua kalinya secara beruntun.[7] Ia ikut dalam game all-star akhir tahun SMA—the EA Sports Roundball Classic, the Jordan Capital Classic, dan 2003 McDonald's All-American Game tahun 2003—menghanguskan kelayakannya untuk masuk NCAA dan membuatnya resmi ia akan masuk ke 2003 NBA draft.[16] Menurut penulis Ryan Jones, James meninggalkan SMA sebagai "pebasket yang penuh sensasi yang pernah ada".[3]:142
Ketika masa seniornya, James During his senior year, James adalah pusat dari beberapa kontroversi. Untuk ulang tahunnya yang ke-18, ia menerima Hummer H2 dari ibunya, yang mendapat jaminan pinjaman kendaraan memanfaatkan kekuatan pendapatan masa depan LeBron sebagai atlet profesional.[17] Hal ini mendorong terjadinya investigasi oleh Ohio High School Athletic Association (OHSAA) dengan pedomannya menyatakan bahwa tidak ada pemain amatir yang boleh menerima hadiah diatas $100 sebagai hadiah untuk performa atletik.[16] Kemudian di musim yang sama, James menerima 2 throwback jerseys seharga $845 dari toko pakaian perkotaan sebagai hadiah untuk berpose untuk gamber, dengan resmi melanggar peraturan OHSAA dan membuatnya dilucuti dari kelayakan olahraga SMA-nya.[16] James mengajukan banding dan hukumannya dikurangi menjadi skors selama 2 game, membuatnya bisa bermain untuk sisa musim. The Irish juga dipaksa untuk mengorbankan 1 kemenangan mereka, satu-satunya kekalahan resmi mereka musim itu.[18] Game pertama setelah suspensi, James mencetak 52 point, yang tertinggi selama kariernya.[19]
Sepak bola Amerika
James bermain di posisi wide receiver untuk tim football SMA St. Vincent-St. Mary dan direkrut oleh beberapa program dari Divisi I, termasuk Notre Dame.[3]:51[20] Sebagai sophomore, ia dinamai first team all-state, dan sebagai junior ia memimpin Fighting Irish hingga semifinal negara bagian.[8] Kariernya di football harus berakhir karena cedera di pergelangan tangannya ketika game basket AAU.[21] Banyak analis olahraga, kritikus football, pelatih SMA, dan pemain sekarang dan sebelumnya berspekulasi bahwa ia bisa saja bermain di National Football League.[3]:91[22][23][24][25]
Karier profesional
Cleveland Cavaliers (2003–2010)
Musim Rookie (2003–04)
James terpilih sebagai urutan pertama di 2003 NBA draft oleh Cleveland Cavaliers.[26] Di game profesional pertamanya, ia mencetak 25 poin melawan Sacramento Kings, membuat rekor NBA untuk poin masuk dalam debut sebagai pemain prep-to-pro.[27] Di akhir musim, ia mendapat NBA Rookie of the Year, finis dengan rata-rata 20.9 points, 5.5 rebounds, dan 5.9 assists per game.[28] Ia menjadi pemain Cavalier pertama yang menerima penghargaan tersebut dan menjadi hanya pemain ketiga dalam sejarah NBA yang mencetak rata-rata setidaknya 20 points, 5 rebounds, and 5 assists per game pada tahun rookienya.[29] Cavaliers finis musim itu 35–47, gagal mencapai playoffs meski menang 18 game lebih banyak dari tahun sebelumnya.[30]
Mulai menjadi superstar (2004–2008)
James mendapatkan seleksi NBA All-Star Game yang pertama pada tahun 2004–05, berkontribusi 13 points, 8 rebounds, dan 6 assists dalam upaya kemenangan untuk Eastern Conference.[31] 20 Maret, ia mencetak 56 points melawan Toronto Raptors, terbanyak dalam satu game untuk Cleveland.[32] Dengan rata-rata akhir 27.2 points, 7.4 rebounds, 7.2 assists, dan 2.2 steals per game, di akhir musim, ia diberi penghargaan All-NBA Team pertamanya.[8] Meski dengan rekor 30–20 untuk memulai tahun itu,[32] Cavaliers gagal lagi masuk ke playoff, finis musim itu dengan 42–40.[33]
Pada musim 2006–07, rata-rata James menurun hingga 27.3 points, 6.7 rebounds, 6 assists, dan 1.6 steals per game.[8] Beberapa analis menyatakan menurunnya keterampilan passingnya, dan pemilihan tembakannya, berasal dari kurangnya usaha dan fokus.[44] Cavaliers finis musim itu dengan 50 kemenangan untuk tahun kedua secara beruntun dan masuk playoffs sebagai unggulan kedua dari Eastern Conference.[45][46] Pada Game 5 Conference Finals, James mencatat 48 points dengan 9 rebounds dan 7 assists, mencetak 29 poin dari 30 poin terakhir Cleveland, termasuk game-winning lay-up saat tersisa dua detik lagi, melawan Pistons.[47] Setelah game itu, play-by-play announcer Marv Albert menyebutkan performa itu "salah satu yang terbaik dalam sejarah postseason" dan color commentator Steve Kerr mendeskripsikan performanya "Mirip dengan Jordan".[48] Tahun 2012, ESPN menilai performa itu sebagai keempat terbaik dalam sejarah playoff NBA modern.[49] Cavaliers lalu memenangkan Game 6 dan mendapatkan predikat Eastern Conference pertamanya. Mereka lolos ke NBA Finals, dimana mereka disapu San Antonio Spurs.[50] Untuk Finals, James mencetak rata-rata 22 points, 7 rebounds, dan 6.8 assists per game.[28]
Bulan Februari pada musim 2007–08, James dinamai All-Star Game MVP untuk kedua kalinya, mencetak 27-point, 8-rebound, dan 9-assist saat itu.[51][52] 21 Maret, ia melewati Brad Daugherty sebagai pencetak angka terbanyak Cavaliers ketika melawan Raptors, 100 games lebih cepat dari Daugherty.[53] Dengan 7 triple-doubles tahun itu, James mencetak rekor tim dan personal baru dalam triple-double dalam semusim.[54] 30 points per game-nya juga tertinggi di liga, direpresentasikan oleh scoring title pertamanya.[55] Meski dengan semua pencapaian individual itu, rekor Cleveland jatuh ke 45-37.[56] Menjadi unggulan keempat Eastern Conference memasuki playoffs, Cavaliers mengalahkan Wizards dalam ronde pertama untuk ketiga kalinya sebelum kalah dari Boston Celtics di ronde berikutnya dalam 7 game.[57] Ketiga game penentu di Game 7, James mencetak 45 poin, dan Paul Pierce mencetak 41 dalam game yang dideskripsikan oleh Associated Press sebagai "adu tembak".[58]
MVP Pertama (2008–2010)
Pada akhir musim 2008–09, James finis kedua dalam voting NBA Defensive Player of the Year dan masuk NBA All-Defensive Team untuk pertama kalinya, mencatat 23 chase-down blocks dan dengan total block tertinggi di kariernya sebanyak 93.[60][61] Ia juga menjadi pemain keempat setelah merger NBA-ABA yang memimpin timnya dalam point, rebound, assist, steal, dan block dalam satu musim.[62] Dibalik permainannya, Cleveland mencetak sejarah baru dengan rekor 66–16 dan hanya berjarak satu game untuk menyamai rekor home terbaik dalam sejarah NBA.[63] Dengan rata-rata 28.4 point, 7.6 rebound, 7.2 assist, 1.7 steal, dan 1.2 block per game, ia menjadi pemain Cavalier pertama yang memenangkan penghargaan MVP.[64]
Dalam playoffs, Cleveland menyapu Pistons dan Atlanta Hawks untuk dapat melawan Orlando Magic dalam Conference Finals.[65] Dalam Game 1 seri itu, James mencetak 49 point dalam persentase shoot sebanyak 66 persen dalam kekalahan Cavaliers.[49] Dalam Game 2, ia mencetak shoot kemenangan untuk menyamai seri itu 1–1.[66] Cleveland lalu dikalahkan dalam 6 game, dan setelah kalah di Game 6, James langsung meninggalkan lapangan tanpa menjabat tangan lawannya, sebuah aksi yang di pandang media sebagai sangat tidak sportif.[67][68] Untuk seri itu sendiri, ia mencetak rata-rata 38.5 point, 8.3 rebound, dan 8 assist per game,[69] finis pasca-musim itu dengan karier playoff tertinggi dengan 35.3 point per game.[35]
Di pertengahan musim 2009–10, semua guard Cavaliers mengalami cedera serius, memaksa James untuk menjadi point guard sementara.[70] Dengan menit yang bertambah sambil menjadi pemegang bola utama, ia mencetak rata-rata 8.6 assists sebagai tambahan dari 29.7 points, 7.3 rebounds, 1.6 steals, dan 1 block per game dengan persentasi mencetak 50 persen, menghasilkan MVP Award-nya yang ke-2.[71] Cleveland juga finis dengan rekor terbaik untuk kedua kalinya secara beruntun.[72] Di playoffs, Cavaliers mengalahkan Bulls pada ronde pertama namun kalah dari Celtics di ronde kedua.[73] James dikritik habis-habisan karena tidak bermain baik pada Game 5 seri itu, mencetak hanya 20 percent dari 14 shot dan mencetak 15 points.[74] Setelah game selesai, ia keluar dari lapangan dengan cibiran dari fans Cavaliers, dengan tim baru saja mengalami kekalahan playoff sebagai tuan rumah terburuk.[75] Cavaliers resmi keluar dari postseason di Game 6, dengan James mencetak 27 points, 19 rebounds, 10 assists, dan 9 turnovers dalam kekalahan itu.[73]
James menjadi bebas kontrak pukul 12:01 pagi EDT tanggal 1 Juli, 2010.[77] Ketika itu, ia dikaitkan bebarapa tim, termasuk Bulls, Los Angeles Clippers, Miami Heat, New York Knicks, New Jersey Nets, dan Cavaliers.[78] Ketika 8 Juli, ia mengumumkan di siaran langsung ESPN The Decision bahwa ia akan pergi ke Heat.[79] Siaran itu, disiarkan dari Boys & Girls Club di Greenwich, Connecticut, menghasilkan $2.5 million untuk amal dan tambahan $3.5 juta dari penghasilan iklan juga didonasikan untuk badan amal lainnya.[80] Sehari sebelum itu, pemain lainnya seperti Chris Bosh dan Dwyane Wade juga memutuskan untuk menandatangani kontrak dengan Miami;[81] laporan kemudian muncul bahwa ketiganya telah mendiskusikan masa bebas kontrak mereka pada tahun 2010 pada tahun 2006. James memutuskan untuk mengikuti Bosh dan Wade sehingga ia tidak terlalu memikirkan masalah offense, berpikir bahwa rekan tim yang bagus, akan memberinya kesempatan menjadi juara lebih besar dibandingkan bertahan di Cleveland.[82] Presiden Heat Pat Riley adalah peran utama dalam memberikan ide pada James untuk bermain dengan Bosh dan Wade. Bebas dari beban mencetak angka, James mengira ia bisa menjadi pemain pertama yang mencetak rata-rata triple-double dalam satu musim sejak Oscar Robertson.[83]
James mendapat kritikan dari analis olahraga, para eksekutif, fans, dan mantan serta rekan timnya sekarang dengan kepergiannya dari Cavaliers. The Decision itu sendiri juga dikritik dan dicap sebagai tidak perlu. Banyak yang berpikir keputusan James ini tidak professional dan bahkan timnya sendiri tidak mengetahui keputusannya sebelum menjelang acara.[84] Ketikan mengetahui James tidak akan kembali ke Cleveland, pemilik Cleveland Dan Gilbert membuat suarat terbuak untuk fans bahwa ia sangat mencela aksi James.[85] Beberapa fans tim yang marah merekam video mereka membakar jerseynya.[86] Mantan pemain NBA termasuk Michael Jordan dan Magic Johnson juga mengkritik James, mengutuknya karena bergabung dengan Bosh dan Wade di Miami dan tidak mencoba memenangkan kejuaraan sebagai "pria utama".[87][88][89] James mendapat kritikan lebih jauh dalam wawancara dengan CNN pada September ketika ia mengklaim bahwa ras mungkin menjadi faktor dalam The Decision.[90][91] Sebagai hasil dari aksinya ketika masa bebas kontrak tahun 2010, ia dengan cepat mendapat reputasi sebagai atlit Amerika yang paling tidak disukai, perubahan besar dari tahun-tahun sebelumnya.[92][93] Frasa "membawa talentaku ke Pantai Selatan (South Beach)" menjadi olokan kritik.[94][95]
Segera setelah The Decision, James mengklaim bahwa tidak ada yang akan ia ubah dalam mengendalikan keputusan bebas kontraknya meski banjir kritikan.[96] Sejak itu, ia menyesali aksinya. Ketika musim 2011/11, ia mengatakan bahwa ia "mungkin akan mealukannya sedikit berbeda... Tapi aku bahagia dengan keputusanku."[97] James mengalah tentang siaran itu sebelum musim 2011/12: "...Jika sepatu itu berada di kaki yang lain dan aku adalah fans, dan aku sangat mengagumi satu pemain, dan ia memutuskan untuk pergi, aku juga pasti kesal dengan cara ia mengendalikannya."[93]
Miami Heat (2010–2014)
Musim debut (2010–11)
James resmi menjadi member Heat pada 10 Juli 2010.[98] Dengan ini, ia menjadi pemain ketiga yang berganti tim setelah menjadi MVP dan yang pertama sejak Moses Malone pada tahun 1982.[99] Malam itu, Heat membuat pesta selamat datang untuk "tiga besar" mereka di American Airlines Arena, acara yang beratmosfir seperti konser rock.[100] Ketika berkumpul, James memprediksikan dinasti untuk Heat dan menyinggung ke beberapa kejuaraan.[101][102] Diluar Miami, acara itu tidak diterima dengan baik, membuat persepsi negatif untuk James semakin kuat.[103][104]
Selama musim 2010–11, James merangkul peran penjahat yang diberikan kepadanya oleh media; ia kemudian mengakuai bahwa ia menyesali pendekatan ini.[105] Pada 2 Desember, ia kembali ke Cleveland untuk pertama kalinya setelah pergi sebagai pemain bebas kontrak, mencetak 38 poin dan memimpin Miami menang meski dicemooh setiap kali ia menyentuh bola.[106][107] Ia finis dengan rata-rata 26.7 points, 7.5 rebounds, dan 7 assists per game dengan persentase menembak sebesar 51 persen.[35] Memasuki playoffs sebagai unggulan kedua East, Miami melaju ke Finals sebelum tersandung melawan Dallas Mavericks, kalah dalam 6 game meski mengantongi keunggulan seri 2-1 menjelang game 4.[108] James menerima beban kritik atas kekalahan tersebut, mencetak rata-rata hanya 3 poin di quarter keempat pada seri itu.[109] Rata-rata point di Finals-nya adalah 17.8 points per game yang menandakan turunnya 8.9 point dari musim regulernya, yang terbesar dalam sejarah NBA.[110]
Kejuaraan Beruntun (2011–13)
Dicemooh karena kekalahan Heat dari Mavericks, James menghabiskan akhir musim berlatih dengan Hakeem Olajuwon untuk meningkatkan post gamenya.[111][112] Latihannya dengan Olajuwon terbayarkan, yang dikatakn oleh Kirk Goldsberry dari Grantlandsebagai "Salah satu transformasi terhebat dan terpenting dalam sejarah olahraga kini".[113] Selain permainan James yang lebih mengorientasikan post play,[113] Miami menyamai start terbaik mereka dalam sejarah Heat,[114] dan di akhir dari musim 2011–12 yang diperpendek, ia dinamai MVP untuk ketiga kalinya, finis dengan rata-rata 27.1 points, 7.9 rebounds, 6.2 assists, dan 1.9 steals per game dengan persentase 53 persen.[115]
Pada Game 4 di ronde kedua playoffs, James mencetak 40 points, 18 rebounds, dan 9 assists untuk menyamakan seri 2-2 melawan Indiana Pacers.[117] Miami lalu mengalahkan Pacers dalam 6 game.[118] Terancam keluar di Game 6 dalam Conference Finals melawan Celtics, James mencetak 45 points untuk memenangkan Heat yang dikatakan New York Times sebagai "performa penegasan kariernya".[119] Miami menang di Game 7 untuk melaju ke Finals, melawan Oklahoma City Thunder.[118] Di ujung Game 4 pada seri itu, James mencetak three-pointer untuk memberi keunggulan pada Heat, membantu mereka menang meski dengan kram di kaki.[120] Di Game 5, ia mencetak triple-double dengan Miami mengalahkan Oklahoma City dan memenangkan kejuaraan kedua dalam sejarah Heat dan kejuaraan pertama untuk James.[121] James diberi penghargaan Bill Russell NBA Finals Most Valuable Player dengan rata-rata 28.6 points, 10.2 rebounds, dan 7.4 assists per game.[122]
Bulan Februari musim 2012–13, James, dijelaskan oleh Sports Illustrated, memiliki "bulan terbaik dalam karier James",[123] mencetak rata-rata 29.7 points dan 7.8 assists per game ketika mencetak beberapa rekor dalam efisiensi shootingnya.[124][125] Pada masa ini, Heat menang 27 game beruntung, ketiga terpanjang dalam sejarah NBA.[126] Dibalik permainannya, Miami finis dengan rekor tim dan liga terbaik, dengan 66-16,[127] dan James dinamai MVP untuk keempat kalinya, kurang 1 vote untuk menjadikannya pemain pertama NBA yang memenangkan MVP tanpa diragukan.[128] Akhir musim, ia finis dengan 26.8 points, 8 rebounds, 7.3 assists, dan 1.7 steals per game dengan persentasi shooting 56.5 persen.[35]
Game 1 Conference Finals, James mencetak layup buzzer-beater untuk membuat Heat menang 1 poin melawan Pacers.[129] Sepanjang seri itu, rekannya kesusahan, dan beban skor ini membuatnya dibandingkan dengan "masa Cleveland"nya.[130] Meski begitu, Heat melaju ke Finals melawan Spurs,[131] menandakan rematch untuk James dari Finals pertamanya 6 tahun lalu.[132] Pada awal seri itu, ia dikritik karena kurang aggresif dan pemilihan shooting yang buruk ketika Miami kalah 2–3.[69][131][133] Di Game 6, ia mencetak triple-double kedua dalam seri itu termasuk 16 point pada quarter keempat untuk memimpin Heat dengan kemenangan dari belakang.[134] Di Game 7, ia menyamai rekor Finals untuk point terbanyak yang dicetak pada kemenangan game 7, mengalahkan San Antonio dengan 37 points.[135] Ia dinamai Finals MVP untuk musim kedua beruntun, mencetak rata-rata 25.3 points, 10.9 rebounds, 7 assists, dan 2.3 steals per game di Finals.[136]
Finals keempat beruntun (2013–14)
3 Maret pada musim 2013–14, James mencetak rekor pribadi dan tim dengan mencetak 61 point ketika melawan Charlotte Bobcats.[137] Sepanjang tahun, ia yang tetap konsisten di roster Heat yang menggunakan 20 starting line-up yang berbeda karena cedera,[138] finish dengan rata-rata 27.1 points, 6.9 rebounds, dan 6.4 assists per game dengan persentase shooting 56.7 persen.[35] Di ronde kedua playoffs, ia menyamai rekor karier playoff-nya dengan mencetak 49 point di Game 4 melawan Brooklyn Nets.[139] Ronde selanjutnya, Miami mengalahkan Pacers untuk mencapai Finals untuk keempat kalinya secara beruntun, menjadi satu dari empat tim di NBA yang melakukannya.[140] Di Game 1 di Finals, James melewati mayoritas quarter keempat karena kram di kaki, membantu Spurs unggul dalam seri itu.[141] Di Game 2, ia memimpin Heat menang dengan 35 point dengan persentase shooting 64 persen.[142] San Antonio akhirnya mengalahkan Heat dalam 5 game, mengakhiri petualangan Miami untuk mencapai three-peat.[143] Untuk Finals, James mencetak rata-rata 28.2 points, 7.8 rebounds, dan 2 steals per game.[144]
Kembali ke Cavaliers (2014–sekarang)
25 Juni, 2014, James tidak memperpanjang kontraknya dengan Heat, secara resmi menjadi pemain bebas kontrak pada 1 Juli.[147] 11 Juli, ia mengungkapkan melalui esainya di Sports Illustrated bahwa ia ingin kembali ke Cavaliers.[148] Berbeda dengan The Decision, keputusannya ini diterima dengan baik.[149][150][151] Pada 12 Juli, ia resmi bergabung.[152] Sebulan kemudian, Cavaliers mendapat Kevin Love dari Minnesota Timberwolves, membentuk trio baru bersama Kyrie Irving.[153]
Januari pada musim 2014–15, James absen dua minggu dengan cedera lutut kiri dan punggung bawahnya, absen terlama sepanjang kariernya.[154] Total, ia bermain di 69 game (terendah sepanjang kariernya) dan rata-rata akhirnya adalah 25.3 points, 6 rebounds, dan 7.4 assists per game.[35] Ronde kedua playoffs, ia mencetak dari tepi lapangan ketika buzzer untuk membuat Cleveland seri 2-2 dalam seri melawan Bulls.[155] Di Conference Finals, Cavaliers mengalahkan Hawks untuk melaju ke Finals, membuat James menjadi pemain pertama sejak 1960an yang bermain di 5 Finals beruntun.[156] Mayoritas game di Finals melawan Golden State Warriors, Irving dan Love absen karena cedera, memberi James beban untuk bagian offensive.[156] Karenanya, Cavaliers membuka seri dengan menang 2-1 sebelum kalah dalam 6 game.[157] Meski kalah, ia dipertimbangkan dengan serius untuk Finals MVP,[158] mencetak rata-rata 35.8 points, 13.3 rebounds, dan 8.8 assists per game di Finals.[157]
Ketika musim musim 2015–16, James dikritik atas perannya dalam kontroversi di luar lapangan, termasuk pemecatan kepala pelatih Cavaliers, David Blatt, dipertengahan musim.[159][160] Meski banyak gangguan, Cleveland finish dengan 57 kemenangan dan yang terbaik di East.[161] rata-rata akhir James adalah 25.3 points, 7.4 rebounds, dan 6.8 assists per game dengan persentase shooting 52 persen.[35] Di playoffs, Cavaliers lolos ke Finals dengan mulus, hanya kalah 2 game dalam rematch melawan Warriors,[161] yang finis dengan rekor 73 kemenangan.[162] Ketika seri dimulai, Cleveland tertinggal 3–1, termasuk dua kekalahan telak.[163] James merespon dengan mencetak 41 point beruntun di Game 5 dan 6, memimpin Cavaliers dalam 2 kemenangan agar tidak tereliminasi.[164] Di Game 7, ia mencetak triple-double dan membuat beberapa momen penting, termasuk chase-down block melawan Andre Iguodala di dua menit terakhir,[165][166][167] dengan Cleveland menang, titel pertama Cleveland dalam olahraga dalam 52 tahun dan menjadi tim pertama dalam sejarah NBA yang menjadi juara setelah tertinggal 3–1 series di Finals.[168] James menjadi pemain ketiga yang mencetak triple-double di Game 7 NBA Finals,[169] dengan rata-rata 29.7 points, 11.3 rebounds, 8.9 assists, 2.3 blocks, dan 2.6 steals per game,[163] ia juga menjadi pemain pertama dalam sejarah NBA yang memimpin dua tim dalam 5 kategori di ronde playoff, menjadikannya Finals MVP.[170]
Karier di tim nasional
James membuat debutnya untuk tim nasional Amerika Serikat ketika Olimpiade 2004 di Athena, Yunani.[171] Ia menghabiskan mayoritas Olimpiade itu di bangku cadangan,[172][173] mencetak rata-rata 14.6 menit per game dengan 5.8 points dan 2.6 rebounds per game dalam 8 game.[171] Tim AS finis dengan medali perunggu, menjadi tim basket AS pertama yang kembali tanpa medali emas sejak memasukkan pemain profesional ke line-up mereka.[171][174] James merasa terbatasnya ia bermain adalah "buruk" dan percaya ia tidak diberikan "kesempatan yang adil untuk bermain".[175] Sikapnya ketika selama Olimpide dideskripsikan "kasar" dan "dibenci" oleh masing-masing kolumnis, Adrian Wojnarowski dan Peter Vecsey.[176][177]
Ketika 2006 FIBA World Championship in Jepang, James mengambil peran lebih penting untuk Tim AS, mencetak rata-rata 13.9 points, 4.8 rebounds, dan 4.1 assists per game sebagai kapten bersama.[178][179] Mereka finis dengan rekor 8-1, kembali memenangkan medali perunggu.[178] Perilaku James kembali dipertanyakan, kali ini oleh rekan setim Bruce Bowen, yang menghadapi James ketika tryout mengenai perlakuannya kepada member staff.[176][180]
Sebelum memanggil James pada tim Olimpiade 2008, Direktur Pengelola Tim AS Jerry Colangelo dan pelatih Mike Krzyzewski memberi James ultimatum untuk memperbaiki sikapnya, dan ia mematuhi saran mereka.[176][181] Ketika FIBA Americas Championship 2007, ia mencetak rata-rata 18.1 points, 3.6 rebounds, dan 4.7 assists per game, termasuk performa 31-point melawan Argentina di game kejuaraan, yang terbanyak dari pemain Amerika di kualifikasi Olimpiade.[182][183] Tim AS finis dengan rekor 10–0, memenangkan medali emas dan lolos untuk Olimpiade 2008 di Beijing, China.[171] James memuji sikap tim dan pengalaman untuk kemajuannya, mengatakan:"Aku tak berpikir kita mengerti seperti apa mengenakan seragam tim AS dan semua orang yang kami wakili tahun 2004. Sekarang pastinya kami tahu."[173] Pada Olimpiade, Tim AS tak terkalahkan, memenangkan medali emas pertama mereka sejak tahun 2000.[184] Pada game final, James mencetak 14 points, 6 rebounds, dan 3 assists melawan Spanyol.[184]
James tidak bermain pada 2010 FIBA World Championship namun masuk kembali pada Olimpiade 2012 in London, Inggris.[185][186] Ia memimpin tim dengan Kobe Bryant, yang akan berusia 34, mundur.[187][188][189] James memfasilitasi offense dari sisi ke sisi, memanggil set defensive, dan mencetak point jika dibutuhkan.[190][191][192][193] Ketika game melawan Australia, ia mencetak triple-double pertamanya dalam sejarah Olimpiade Basket AS dengan 11 points, 14 rebounds dan 12 assists.[a][193] Tim AS melaju untuk memenangkan medali keduanya beruntun, kembali mengalahkan Spanyol di final.[195] James mencetak 19 point dalam game itu, menjadi pemimpin scorer sepanjang sejarah tim basket AS.[171][195] Ia dengan Michael Jordan menjadi satu-satunya pemain yang memenangkan NBA MVP, Kejuaraan NBA, MVP NBA Finals, dan medali emas Olimpiade pada tahun yang sama.[196] Setelahnya, Krzyzewski mengatakan James "adalah pemain terbaik, ia adalah pemimpin terbaik dan ia sepintar siapapun yang bermain basket saat ini."[197]
Profil pemain
Dengan tinggi 6 kaki 8 inci (2,03 m) dan berat 250 pon (113,4 kg), James sudah menjadi starter di small forward dan power forward, tapi ia juga bisa bermain di tiga posisi lainnya.[199] Dengan rata-rata karier 27.2 points, 7.2 rebounds, 6.9 assists, dan 1.7 steals per game,[35] ia dipertimbangkan sebagai salah satu pemain yang paling atletik dan serba-guna di NBA,[113][200][201] dan sudah disejajarkan dengan Hall of Famers seperti Oscar Robertson, Magic Johnson, and Michael Jordan.[28][202] Sejak 2011, ia menduduki tempat ESPN dan Sports Illustrated sebagai pemain terbaik NBA.[b][c]
Banyak analis, pelatih, dan fans, pemain basket dulu dan sekarang mempertimbangkan James sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa, sering ditempatkan sebagai small forward terbaik dan berada di 5 besar secara keseluruhan.[212][213][214][215][216] Ia sudah menerima penghargaan All-NBA setiap musim sejak tahun sophomorenya, All-Defensive setiap musim dari tahun 2009-2014, dan dinamai Rookie of the Year pada musim pertamanya.[35] Dengan 4 MVP, ia bergabung dengan grup pemain yang memenangkannya 4 kali, termasuk Kareem Abdul-Jabbar, Jordan, Wilt Chamberlain, dan Bill Russell; hanya ia dan Russell yang memenangkan 4 MVP dalam jangka 5 tahun.[217] Sementara James tidak pernah memenangkan Defensive Player of the Year, ia finis di tempat kedua dan menjadikannya sebagai salah satu target utamanya.[61][218] James sudah tampil di Finals 7 kali dan memenangkan 3 diantaranya; beberapa analis mengkritiknya karena rekor Finals yang tidak terlalu bagus, sedangkan yang lain membelanya, berargumen bahwa peran rekannya buruk dan ia dikalahkan oleh kompetisi yang lebih superior meski bermain dengan baik.[219][220][221]
Offense
James memasuki NBA pada usia muda dan membuat dampak ofensif dengan cepat; ia memegang beberapa rekor "pemain termuda" beberapa kali, termasuk menjadi pemain termuda yang mencetak 25.000 point dalam kariernya.[d] Pada masa pertama bersama Cavaliers, ia digunakan sebagai point forward pemegang bola, dan meskipun shooting-nya cenderung lebih ke perimeter,[113] ia tak diragukan sebagai salah satu slashers dan finisher terbaik dalam basket, memimpin NBA dalam three point plays tahun 2006.[225] Sekitar waktu ini, ia sering dikritik karena tidak mengembangkan jump shot atau post game tepercaya,[226] area yang dikembangkannya di Miami, dimana pelatih Heat Erik Spoelstra mengubah peran James menjadi lebih unik.[113] James mulai lebih cenderung di post dan mengurangi shooting di three-pointer, membuat 149 di 2012, terendah sepanjang kariernya.[35][113] Ia mengembangkan pilihan dan akurasi shooting pada jump shotnya, finis kedua di NBA dalam persentase catch-and-shoot terbaik tahun 2013.[227] Ia juga belajar sebagai "pemotong operan" dalam offense Heat yang mengutamakan passing.[228] Pada masa ini, Tom Haberstroh dari ESPN mengatakan free throw shooting adalah kelemahan James, mendeskripsikannya sebagai "biasa".[229] Kembali ke Cavaliers, James mulai mengalami penurunan produktivitas berhubung usia,[230] mencetak rata-rata scoring terendah sejak musim rookie-nya pada tahun 2015 dan 2016.[35][231] Shootingnya juga menurun, dan terkadang dinilai sebagai high-volume outside shooter terburuk di area 3-pointer dalam NBA.[232]
Selama kariernya, kemampuan playmaking James banyak dipuji; dalam satu artikel, Zach Lowe dari Grantland mengatakannya sebagai "salah satu passer terbaik".[233] Menggunakan ukuran, visi, dan perhatian yang ia dapat dari lawannya menjadi keunggulannya,[234] James mampu membuat poin mudah untuk rekannya dengan assist yang akuran, membuat 2.6 three pointer per game, terbanyak di NBA, hanya dari passingnya pada tahun 2013.[235]
Pada karier awal James, ia dikritik oleh media karena permainannya dalam situasi tertekan; spesifiknya, untuk passing daripada shooting pada saat terakhir dalam pertandingan sengit.[236][237] Pada wawancara tahun 2011, rekan Chris Bosh menyatakan bahwa ia lebih memilih Dwyane Wade melakukan shot saat terakhir daripada James.[238] Kemudian dalam karier James, clutch play James dipandang lebih menguntungkan; sebagai contoh, artikel tahun 2011 oleh Henry Abbott mengungkapkan bahwa James mempunyai shooting percentage yang lebih baik ketika saat penting dibandingkan pebasket seperti Ray Allen and Kobe Bryant.[239] Pada 2015, FiveThirtyEight menulis bahwa ia mungkin "playoff shooter paling penting dalam generasinya".[240]
Defense
Pada awal karier James, ia dianggap sebagai pemain defensive yang buruk,[241] namun ia berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun. Menjelang akhir masa pertamanya bersama Cleveland, ia menjadi ahli dalam chase-down block; datang dari belakang lawan dalam transisi untuk memblok tembakan mereka.[60] Di Miami, ia berkembang menjadi defender yang serbaguna, dan Heat mengandalkannya untuk menjaga semua 5 posisi.[242] Dipasangkan dengan rekan Shane Battier dan Dwyane Wade, Miami menggunakan James dalam skema ultra-aggressive defense,[243] dengan James memotong bola untuk membantu atau mendapat posisi rebound.[244] Awal 2014, beberapa analis melihat adanya penurunan dalam dampak defensenya, muncul dari kurangnya usaha dan penurunan karena usia.[245][246] Menulis untuk ESPN tahun 2016, Nate Duncan melihat bahwa meski James mengurangi permainannya dibanding masa mudanya, ia mampu menaikkan levelnya pada Final tahun itu dan untuk sementara "menangkap kembali" sosoknya di Miami.[247]
Di luar lapangan
James melamar Savannah Brinson, kekasihnya di SMA, pada 31 Desember 2011, pada Pesta Malam Tahun Baru dan ulang tahunnya yang ke-27.[248] Keduanya menikah pada 14 September 2013 di San Diego.[249] Bersama, mereka memiliki tiga anak: LeBron James Jr. (lahir 6 Oktober 2004),[250] Bryce Maximus James (lahir 14 Juni 2007),[251] dan Zhuri James.[252] Ketika ia bermain untuk Heat, James tinggal di Coconut Grove, lingkungan Miami yang makmur, dimana ia membeli mansion bertingkat tiga menghadap Biscayne Bay seharga $9 juta.[253] Pada November 2015, James membeli mansion bergaya East Coast berukuran 9.350 kaki di Brentwood, Los Angeles dengan harga sekitar $21 juta.[254]
Kepentingan Bisnis
James diwakili oleh agen Rich Paul dari Klutch Sports.[255] Agen pertamanya ialah Aaron Goodwin, yang ia tinggalkan pada tahun 2005 untuk Leon Rose. Rose bergabung dengan Creative Artists Agency (CAA) pada tahun 2007, dan ia bekerja dengan rekan agen CAA, Henry Thomas, yang mewakili Dwyane Wade dan Chris Bosh, untuk membawa James ke Miami pada tahun 2010. James meninggalkan CAA untuk Paul pada tahun 2012.[256] James, Paul, Maverick Carter, dan Randy Mims—teman masa kecil James—membentuk perusahaan pemasaran agen dan olahraga, LRMR setelah James meninggalkan Goodwin. LRMR menagani pemasaran James, termasuk pemasaran The Decision, yang mana dikritik.[257][258]
Selama kariernya, James mengambil pendekatan unik dalam kontraknya, biasanya memilih untuk meneken kontrak jangka pendek untuk memaksimalkan potensial pendapatan dan fleksibel.[259] Pada tahun 2006, ia dan Cavaliers menegosiasi perpanjangan kontrak 3 tahun senilai $60 juta alih-alih maksimal 4 tahun, karena ia mendapat banyak pilihan untuk keuntungan yang lebih besar sebagai pemain bebas tim pada musim 2010.[260] Meski kontrak sign-and-tradenya selama 6 tahun bersama Heat dapat memberinya gaji maksimal dibawah , six-year contract with the Heat would have allowed him to earn the maximum salary under the perjanjian kerja sama, ia mengambil uang lebih sedikit sehingga Miami dapat membeli Chris Bosh dan Dwyane Wade sebagaimana pemain lainnya.[98][261] Pada 2014, ia kembali bergabung ke Cleveland dalam kontrak 2 tahun senilai $42,1 juta dengan pilihan menjadi pemain bebas tim pada tahun 2015.[152]Offseason berikutnya, ia memilih keluar dari kontrak dan meneken ulang dengan Cavaliers untuk 2 tahun lagi dengan pilihan pemain pada tahun kedua.[262][263] Pada saat itu, analis berspekulasi bahwa James keluar dari kontrak dan meneken ulang kontrak setelah tiap musim untuk mengambil keuntungan dari gaji yang lebih tinggi, hasil dari batas gaji NBA yang lebih tinggi.[264] Tahun 2016, ia meneken ulang dengan Cleveland selama 3 tahun,[265] menjadi pemain bergaji tertinggi di NBA pertama kalinya dalam kariernya.[266]
James mempunyai beberapa kontrak sponsor; beberapa perusahaan yang berbisnis dengannya adalah Audemars Piguet,[267]Coca-Cola,[268]Dunkin' Brands,[269]McDonald's,[270]Nike,[268]State Farm,[271] dan Samsung.[268] Keluar dari SMA, ia adalah target 3 sponsor antara Nike, Reebok, dan Adidas,[272] yang mana ia meneken dengan Nike sekitar $90 juta.[273] Sepatu khususnya terjual dengan baik untuk Nike, dan pada tahun 2013 ia memimpin penjualan sepatu seluruh pemain NBA.[274] Tahun 2011, Fenway Sports Group menjadi satu-satunya pemilik hak pemasarannya, dan sebagai bagian dari perjanjian, ia diberikan sedikit bagian dari klub Premier League Inggris,Liverpool FC,[275] klub yang ia klaim sebagai klub favoritnya.[276] Sebagai hasil dari uang sponsor dan gaji NBA, ia terdaftar sebagai salah satu atlit bergaji tertinggi.[277] Tahun 2013, ia melampaui Kobe Bryant sebagai pemain basket bergaji tertinggi dengan gaji sebesar $56,5 juta.[278] Tahun 2014, James menyadari keuntungan lebih dari $30 juta sebagai bagian dari pengambil-alihan Apple terhadap Beats Electronics; mulanya ia mendapatkan bagian kecil dari perusahaan itu sebagai ganti dari mempromosikan headphonenya.[279] Tahun 2015, ia menduduki tempat keenam sebagai atlit bergaji tinggi,[280] dan ketiga tertinggi tahun 2016 (setelah Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi).[281] James menyatakan bahwa ia ingin memiliki sebuah tim NBA pada masa mendatang, meski dalam kapasitas lepas tangan.[282]
Bersama rekan bisnis Maverick Carter, James memiliki perusahaan produksi SpringHill Entertainment,[289] yang kerja pertamanya adalah dokumenter dari Lions Gate, More Than a Game, dirilis tahun 2009 dan merangkum masa James ketika SMA.[290] Beberapa seri yang diproduksi SpringHill termasuk dokumenter olahraga Disney XD, Becoming,[291] sitkom Starz, Survivor's Remorse,[292] dan seri animasi web,The LeBrons.[293] Tahun 2016, CNBC akan mengudarakan seri yang tidak ternaskah yang dibawa oleh James berjudul Cleveland Hustles, dimana 4 entrepreneur muda dari Ohio Utara akan dibiayai dengan kondisi untuk meremajakan lingkungan di Cleveland.[294]
Citra publik
James dipertimbangkan oleh orang banyak, termasuk sesama pemain, sebagai "Wajah NBA".[295] Pendapatnya telah menghasilkan pengaruh penting dalam keputusan NBA; sebagai contoh, tahun 2014, ia meminta komisaris Adam Silver untuk menambah durasi All-Star break, dan diwujudkan pada musim berikutnya.[296] Pada 13 Februari 2015, James terpilih sebagai Wakil Presiden pertama National Basketball Players Association (NBPA).[297]
James diperingkati oleh Forbes sebagai salah satu atlit paling berpengaruh sepanjang kariernya.[298][299] Ketika masa pertama bersama Cavaliers, ia disukai oleh fans lokal, dengan Sherwin-Williams menunjukkan spanduk raksasa yang diproduksi Nike di kantor pusatnya.[300] Meski menunjukkan kecintaan mereka untuk James, fans Cleveland dan kritik kadang terganggu ketika ia menghadiri game Cleveland Indians melawan New York Yankees dengan menggunakan topi Yankees.[301] Setelah aksinya ketika masa bebas tim 2010, khususnya The Decision, ia dicap sebagai atlit yang paling dibenci.[302][303] Pada 2013, citranya itu hampir tertutup dan ia dilaporkan oleh ESPN sebagai pemain paling populer di NBA untuk kedua kalinya dalam kariernya.[304] Tahun 2014, ia dinamai atlit pria paling populer di Amerika oleh the Harris Poll.[305] Ia memimpin NBA dalam penjualan jersey 6 kali.[306]
Sebagai filantropis, James adalah suporter aktif dari Boys & Girls Club of America, Children's Defense Fund, dan ONEXONE.[307] Ia juga mempunyai yayasan amalnya sendiri, LeBron James Family Foundation, yang bertempat di Akron.[308] Sejak 2005, yayasan itu sudah mengadakan bike-a-thon tahunan di Akron untuk mengumpulkan uang dengan berbagai alasan.[309] Pada 2015, James mengumumkan kerjasama dengan Universitas Akron untuk menyediakan beasiswa setidaknya untuk 2.300 anak mulai tahun 2021.[310]
Pada Maret 2008, James menjadi pria kulit gelap pertama—dan pria ketiga secara keseluruhan setelah Richard Gere dan George Clooney—untuk tampil di sampul Vogue, berpose dengan Gisele Bündchen.[313] Beberapa blogger olahraga dan kolumnis mempertimbangkan sampul itu menyinggung, menyatakan pose James dan Bündchen sebagai referensi dari gambar klasik dari monster film King Kong, makhluk buas gelap menangkap cintanya yang berkulit terang.[311][312]
James telah mengambil sikap dalam beberapa isu kontroversial selama kariernya, has taken stances on controversial issues throughout his career, menyebut dalam beberapa kesempatan rasa bertanggung jawab untuk memberi efek perubahan menggunakan statusnya.[314] Itu termasuk Perang di Darfur,[315][316][317][318]kasus Trayvon Martin,[319] komentar rasis pemilik NBA Donald Sterling pada tahun 2014,[314] putusan Michael Brown,[320] dan kematian Eric Garner.[321] Pada Juni 2008, James mendonasikan $20 ribu untuk sebuah komite untuk memilih Barack Obama.[322] Pada tahun yang sama, James mengumpulkan hampir 20 ribu orang di Quicken Loans Arena untuk melihat iklan televisi 30 menit calon presiden partai Demokrat, Barack Obama, American Stories, American Solutions .[323] Iklan itu ditunjukkan pada layar besar diatas panggung, dimana Jay-Z kemudian mengadakan konser gratis.[323]
^Taylor, Phil (June 2, 2009). "LeBron sent a clear message by not shaking hands with Magic". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-04. Diakses tanggal July 18, 2010. Not only would it have saved him the smattering of grief he's been getting from the media and fans the last few days, it just would have also been the right thing to do
^Thomsen, Ian (July 19, 2010). "The Plot Starts Here ... Showtime Starts Here". Sports Illustrated. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-20. Diakses tanggal January 23, 2011. One advantage of Riley's intelligence gathering was his understanding—as relayed to him by Wade—that James wanted to become less of a scorer and more of a distributor, and that he looked forward to no longer carrying the offense night after night.
^Wojnarowski, Adrian (July 16, 2010). "Inside look at LeBron's free-agent coup". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-09. Diakses tanggal November 9, 2010. ... the issue of James' immaturity and downright disrespectfulness had become a consuming topic on the march to the Olympics
^Freeman, Mike (September 30, 2010). "Lambasted LeBron conveniently sees hurtful role of race". CBS Sports. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-09. Diakses tanggal November 9, 2010. He has catered to corporate America, mostly ignored issues that affect people of color, and then when so many people turned on James, he's now suddenly seeing the racial light.
^Whitlock, Jason (September 30, 2010). "Point the finger at yourself, LeBron". Fox Sports. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-09. Diakses tanggal November 9, 2010. LeBron's enablers are providing him the racial cocoon of denial. They're giving LeBron an excuse to avoid dealing with his own bad (The) Decision.
^Moehringer, J.R. (September 2010). "Into the Funhouse with King James". GQ. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-09. Diakses tanggal November 9, 2010. During that postmortem interview, when Moehringer asked James what he'd change if he had a do-over, James replied, 'Nothing at all.'
^Kaplan, Thomas (November 1, 2010). "James Faces Jeering, but Little Competition". The New York Times. Diakses tanggal November 5, 2010. 'If I had to go back on it, I probably would do it a little bit different,' James said before the game. 'But I'm happy with my decision.' He declined to be more specific.
^"Heat throw welcome party for LeBron James, Chris Bosh". USA Today. Associated Press. July 9, 2010. Diakses tanggal November 4, 2010. With 13,000 fans chanting "Yes We Did!" amid an atmosphere more suited to a rock concert than a basketball game, the Miami Heat welcomed the NBA's newest trio of superstars Friday night for a celebration unlike just about any other in team history.
^Beck, Howard (October 26, 2010). "Shift in Talent Fortifies Elite Teams". The New York Times. hlm. B–12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-09. Diakses tanggal November 9, 2010. In that moment on July 9, amid the pyrotechnics, the Miami Heat became a national Rorschach test. Everyone saw something: greatness, arrogance, self-indulgence, boldness, cowardice, pride, friendship, collusion, joy, cynicism, heroes, mercenaries.
^ abHill, Jemele (March 21, 2008). "LeBron should be more careful with his image". ESPN.com. Diakses tanggal October 13, 2010. But this cover gave you the double-bonus of having LeBron and Gisele strike poses that others in the blogosphere have noted draw a striking resemblance to the racially charged image of King Kong enveloping his very fair-skinned lady love interest.