FSG didirikan pada tahun 2001 sebagai New England Sports Ventures (NESV) ketika John W. Henry bergabung dengan Tom Werner, Les Otten, The New York Times Company, dan investor lain dalam membeli Red Sox. NESV kemudian merubah namanya menjadi Fenway Sports Group atau FSG pada bulan maret 2011 [1]
Selain memiliki Red Sox, Liverpool FC, dan Penguins, perusahaan yang terletak di Boston juga memiliki aset properti seperti stadion kandang untuk Red Sox ( Fenway Park ) dan Liverpool FC ( Anfield ) dan Fenway Sports Management ( yang kemudian memiliki Salem Red Sox), ditambah 80% dari New England Sports Network (NESN) dan 50% dari tim NASCAR Cup Series yaitu RFK Racing
FSG banyak mendapat pujian karena kemunculannya yang sukses sebagai perusahaan olahraga internasional yang hebat.[2] Mereka dikenal karena konsep "moneyball", yang sukses berjalan di beberapa usahanya.
Selain pujian, kritik juga pernah FSG dapatkan. Pada tahun 2019, kritik itu muncul karena FSG berencana membuat Liverpool FC untuk merek dagang Liverpool, yang ditolak karena pengaruh geografis dari nama tersebut.[3] tidak hanya itu pada tahun 2021, FSG terlibat dalam kontroversi atas usahanya bersama pemilik klub top eropa lainnya untuk menciptakan Liga Super Eropa, namun usaha ini gagal setelah adanya demo besar-besaran oleh kelompok suporter Liverpool FC. Dalam melakukannya, FSG berusaha untuk meniru elemen model olahraga Amerika Utara, menciptakan kompetisi dimana klub elit eropa saling bersaing satu sama lain dan tidak ada sistem promosi degradasi bagi klub pendiri. Florentino Perez merupakan pemimpin liga super ini, menjanjikan uang yang besar dari sponsor sehingga menarik perhatian pemilik klub-klub besar eropa seperti FSG. Atas kebijakan yang dinilai merugikan bagi Liverpool oleh para supoter Liverpool, Pemilik utama FSG, John W. Henry kemudian membuat video dimana ia menyatakan permintaan maaf atas hal tersebut dan akan bertanggung jawab penuh atas keterlibatan klub dalam rencana tersebut, yang kemudian liga super tersebut batal terlaksana.[4][5][6]
Sejarah
New England Sports Ventures, LLC, yang kemudian dikenal sebagai Fenway Sport Group dibentuk sesuai dengan Hukum Negara Bagian Delaware pada tahun 2001.[7] Perusahaan tersebut terdaftar untuk melakukan bisnis di Massachusetts pada tahun yang sama.[8]
Kepemilikan Bisnis
Boston Red Sox
Boston Red Sox adalah tim bisbol profesional yang berbasis di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat dan anggota Divisi Timur Major League Baseball . Didirikan pada tahun 1901 sebagai salah satu dari delapan pendiri Liga bisbol Amerika, stadion bisbol Red Sox telah menjadi Fenway Park sejak 1912 . pada tahun 1908 memilih nama "Red Sox", yang terinspirasi dari tim Boston sebelumnya yang dikenal sebagai " Red Stoking ". Boston Red Sox adalah tim yang dominan di liga baru, mengalahkan Pittsburgh Pirates di Seri Dunia pertama pada tahun 1903 [9] dan memenangkan empat kejuaraan lagi pada tahun 1918 .
Pada 2002,Fenway Sport Group resmi mengakusisi Red Sox dari Yawkey Trust[10] Mereka telah mengalami salah satu puasa gelar terpanjang dalam sejarah bisbol. beberapa orang menyebut " Kutukan Bambino " sebagai penyebab hal tersebut. "kutukan Bambino" muncul setelah penjualan Babe Ruth oleh Red Sox ke Yankees, yang merupakan saingan mereka pada tahun 1919. penantian 86 tahun akhirnya berakhir ketika Red Sox memenangkan Kejuaraan Dunia keenamnya pada tahun 2004.
Red Sox mempunyai sejarah panjang dengan persaingan ketat dengan New York Yankees, yang bisa dibilang yang paling sengit dalam sejarah olahraga profesional di Amerika Utara. Sejak 2003, Red Sox selalu menjadi rival playoff dan telah memenangkan empat Seri Dunia. Red Sox telah muncul sebagai salah satu tim bisbol liga utama paling sukses dalam dekade ini.
Fenway Park
Fenway Park adalah sebuah stadion bisbol dekat Kenmore Square di Boston, Massachusetts . Terletak di 4 Jersey Street, stadion ini merupakan kandang dari klub bisbolBoston Red Sox yang sudah dibuka sejak tahun 1912, dan merupakan stadion Major League Baseball tertua yang saat ini masih digunakan hingga saat ini.
Fenway Park sering dianggap orang sebagai salah satu tempat olahraga paling terkenal di Amerika Serikat. Status Menjadi tempat tertua dalam sejarah olahraga profesional di Amerika Serikat yang masih digunakan hingga saat ini menjadi salah satu faktornya. Fenway Park merebut status stadion tertua dari Detroit Tigers yang pindah dari Tiger Stadium pada tahun 1999. Tiger Stadium mempunyai hari pembukaan yang sama dengan Fenway Park. .[11]
Fenway South
Fenway South adalah tempat latihan milik Boston Red Sox pada saat musim semi di Fort Myers, Florida. Kompleks training center yang dibangun khusus digunakan sepanjang tahun oleh Red Sox dan tim liga kecilnya seperti Worcester Red Sox, Portland Sea Dogs, Greenville Drive, dan Salem Red Sox. Selain tempat latihan juga terdapat stadion yang mampu menampung 11.000 orang dan lapangan tambahan sejumlah enam lapangan baseball lengkap dengan fasilitas pelatihan dan medis. Sebagai tempat latihan Red Sox pada musim semi, itu menggantikan City of Palms Park di dekatnya. Stadion di Fenway South disebut JetBlue Park, yang merupakan nama sebuah sponsor yaitu JetBlue Airways, yang telah mempertahankan operasi besar di Bandara Internasional Logan Boston sejak tahun 2004.
NESN
The New England Sports Network (NESN) adalah televisi kabel regional yang berada enam negara bagian New England kecuali Fairfield County, Connecticut dan Southbury, Connecticut. FSG adalah pemilik mayoritas NESN sebesar 80% dan Boston Bruins memiliki 20% sisanya. Meskipun acara utamanya menyiarkan pertandingan non-nasional dari Boston Red Sox dan Boston Bruins, NESN juga menyiarkan liga bisbol kecil, berbagai macam pertandingan olahraga tingkat perguruan tinggi regional termasuk permainan hoki antar perguruan tinggi pada Jumat malam, berbagai Outdoor show, dan acara talk shows mengenai olahraga yang menampilkan kolumnis olahraga The Boston Globe, yang juga dimiliki oleh John Henry.
Roush sendiri baru mengikuti kompetisi NASCAR pada tahun 1988, tetapi telah terlibat di banyak kompetisi dan memenangkan berbagai kejuaraan di berbagai seri balap drag dan balap mobil sport sejak pertengahan tahun 1960-an. tim balap ini awalnya hanya berupa cabang kecil dari rekan pemilik bisnis teknik otomotif dan peralatan balap jalanan yaitu Jack Roush
Pada tanggal 14 Februari 2007, FSG memutukskan untuk membeli 50% kepemilikan dari Roush Racing dan mendirikan perusahaan baru, Roush Fenway Racing.[12]
Fenway Sports Management
Fenway Sports Management (FSM) didirikan oleh FSG pada tahun 2004. merupakan sebuah marketing agency olahraga, yang dibuat oleh FSG untuk memperluas bisnis FSG di luar kepemilikannya yang paling terkenal, Boston Red Sox dari Major League Baseball dan stadionnya yaitu Fenway Park. FSM menandatangani perjanjian sponsor eksklusif dengan MLB Advanced Media dan Boston College's major intercollegiate sports pada tahun 2004 [13] dan pada tahun 2014 FSM telah mememiliki banyak klien seperti Red Sox, Liverpool FC, LeBron James,[14] Johnny Manziel,[15] BC, Roush Fenway Racing, MLB.com, Kejuaraan Deutsche Bank PGA Tour, NESN, Worcester Red Sox dan Salem Red Sox
Liverpool FC
Setelah sebelumnya berpartner dengan klub sepak bola Inggris Fulham FC,[16][17] pada 6 Oktober 2010, FSG setuju untuk membeli klub liga inggris yaitu Liverpool FC[12] dari pemilik George N. Gillett, Jr. dan Tom Hicks, setelah dewan memilih untuk mengusir mereka dari klub [18][19] , karena mereka membawa Liverpool FC berada diambang kehancuran setelah mempunyai banyak utang. Liverpool FC dibeli melalui anak perusahaan FSG yaitu, "NESV I, LLC" (didirikan di Delaware) dan perusahaan induk yang berbasis di Inggris "UKSV Holdings Company Limited."
Pada masa awal kepemilikan, mereka berusaha keras untuk terlebih dahulu untuk melunasi hutang Liverpool yang menumpuk, kemudian mereka mulai menerapkan filosofi mereka yaitu "Moneyball", yang tentu awalnya mendapat kritikan dari suporter karena prinsip tersebut membuat Liverpool jarang mendatangkan pemain bintang dan cendrung merekrut pemain potensial.Hal tersebut membuat para suporter kerap menulis #FSGOUT di media sosial, namun FSG tetap pada prinsipnya bahwa hal ini merupakan yang terbaik bagi Liverpool. Hasil tersebut hampir menunjukan hasilnya pada musim 2013-2014 ketika Liverpool nyaris menjuarai EPL untuk pertama kalinya, namun setelah musim tersebut Liverpool kembali menunjukan penurunan prestasi.
Titik balik kesuksesan FSG di Liverpool ialah ketika merekrut Jürgen Klopp sebagai Manager dan menunjuk Michael Edwards sebagai Direktur Olahraga. kombinasi keduanya membawa Liverpool menaikkan prestasinya secara perlahan-lahan mulai dari runner-up Liga Eropa UEFA 2015-2016, lolos ke Liga Champions, runner-up Liga Champions UEFA 2017-2018, dan puncaknya ialah ketika menjuarai Liga Champions UEFA 2018–19,[20] dan Liga Premier musim 2019-20 .[21] Berkat hal tersebut banyak media Inggris yang memuji konsep "Moneyball" yang dilakukan FSG
Selain dikritik oleh prinsip "Moneyball", FSG beberapa kali membuat keputusan yang mendapat kencaman keras oleh pendukung Liverpool, seperti kenaikan harga tiket masuk di Anfield. Pada tahun 2016, fans Liverpool memprotes kenaikan harga tiket dengan cara meninggalkan stadion saat pertandingan berlangsung. Uniknya saat itu Liverpool sedang dalam posisi unggul, namun setelah para suporter meninggalkan stadion, keadaan malah berbalik buat Liverpool. Hal ini menjadi tanda dari fans bahwa "Football without fans is nothing" itu benar adanya.
Selain kasus tersebut, pada tahun 2019, FSG dikritik karena upaya mereka untuk melakukan hak cipta merek dagang nama Liverpool .[22][3] Kelompok pendukung Liverpool yaitu Spirit of Shankly (SOS). Mereka berdemo untuk menentang langkah tersebut.[22] Ketika Kantor HAKI Inggris menolak aplikasi tersebut karena alasan geografis dari nama tersebut, juru bicara SOS menggarisbawahi bahwa nama tersebut "milik kota Liverpool dan rakyatnya." [3]
Kasus Liga Super juga menjadi sasaran kritik fans Liverpool pada FSG. Pada tahun 2021, FSG terlibat dalam kontroversi bersama dengan pemilik beberapa klub besar eropa lainnya, untuk menciptakan Liga Super Eropa. Dalam melakukannya, FSG ingin meniru model waralaba NFL, menciptakan liga tanpa degradasi dan promosi, dan mengakhiri sistem piramida liga yang ada.[4][5] Meskipun dilaporkan secara luas, bahwa ada rencana untuk keluar dari kompetisi domestik yang terbukti salah. Liga super yang diusulkan ini, rencananya akan menggantikan kompetisi UEFA dalam kalender sepak bola mengikuti format pertandingan tengah pekan yang serupa diikuti oleh babak sistem gugur, meskipun dengan keanggotaan selektif.[23] Liga tersebut akhirnya batal terlaksana menyusul kemarahan publik dan kritik dari media,[24] dengan tokoh senior dari klub termasuk John W. Henry membuat permintaan maaf publik kepada penggemar. Liverpool FC bersama klub Inggris lainnya memutuskan mundur setelah kurang dari 48 jam atas pengumuman rencana tersebut. Setelah banyak klub yang mundur dari Liga Super Eropa, liga tersebut urung terlaksana, namun pemimpin liga tersebut yaitu Florentino Perez yang juga merupakan presiden dari Real Madrid tetap optimis suatu saat liga tersebut bakal terwujud
Anfield
Anfield merupakan sebuah stadion sepak bola di kota Liverpool, Inggris. Dibangun pada tahun 1884 dan awalnya merupakan kandang bagi Everton FC. John Houlding selaku pemilik Anfield saat itu berseteru dengan para dewan Everton. Pada prosesnya Everton memutuskan pindah dari Anfield, kemudian John Houlding memutuskan untuk membuat klub untuk bermain di stadion tersebut, Klub tersebut bernama Liverpool FC. Anfield telah menjadi kandang bagi Liverpool FC sejak pertama kali dibentuk pada tahun 1892. FSG membeli stadion Anfield bersama dengan Liverpool FC pada Oktober 2010.[25]
FSG sebenarnya mempunyai rencana untuk membangun stadion baru bagi Liverpool karena Anfield mempunyai kapasistas stadion yang kecil, namun hal tersebut ditolak oleh dewan kota Liverpool. FSG akhirnya memutuskan untuk merenovasi stadion Anfield secara bertahap. Biasanya pembangunan akan dilakukan setelah musim berakhir, sehingga tidak mengganggu aktivitas dari Liverpool.
Salem Red Sox
Pada bulan Desember tahun 2007, Fenway Sports Group atau FSG setuju untuk membeli Salem Avalanche dari Carolina League, yang merupakan afiliasi dari Houston Astros dengan harapan mengubah tim menjadi klub yang berafiliasi dengan klub mereka sebelumnya di Boston . Pada tahun 2009, tim yang berbasis di Salem, Virginia mengadopsi nama Red Sox, termasuk logo dan skema warna agar sesuai dengan klub induk mereka. Sejak FSG membeli klub ini, prestasi klub ini meningkat diantaranya ialah memenangkan satu gelar liga, dua gelar divisi, dan tampil di tiga playoff.
Penguin Pittsburgh
Pada 29 November 2021, FSG mengumumkan rencananya untuk membeli saham kepemilikan Pittsburgh Penguins dari National Hockey League .[26] Pada tanggal 31 Desember 2021, mereka akhirnya secara resmi mengambil alih sebagai kepemilikan mayoritas klub tersebut . Pada tanggal 13 April 2022 FSG memutuskan bahwa Penguin akan memainkan pertandingan Boston Bruins di Fenway Park.
Mitra
John W. Henry adalah pemilik utama sekaligus pemegang saham sekitar 40 persen di FSG. Chairman Tom Werner mempunyai kepemilikan saham terbesar kedua.[27]The Boston Globe (dimiliki oleh Henry) melaporkan pada Maret 2021 bahwa RedBird Capital Partners, sebuah perusahaan investasi swasta New York, telah mengakuisisi $750 juta saham di Fenway Sports Group untuk menjadi mitra terbesar ketiga, dengan manajer aset yang berbasis di Boston Michael S Gordon, presiden FSG, memegang saham terbesar keempat.[27][28] Pada 31 Maret 2021, FSG secara resmi mengumumkan bahwa superstar NBALeBron James dan mitra bisnis lamanya, Maverick Carter dan Paul Wachter – bersama dengan CEO Boston Red Sox Sam Kennedy – juga telah mengakuisisi kemitraan di FSG.[29]
LeBron James sendiri juga mempunyai kepemilikan saham di Liverpool FC yang juga dimiliki oleh FSG. LeBron James terlihat beberapa kali ikut merayakan kesuksesan Liverpool saat Liverpool menjadi juara pada suatu kompetisi
Mitra di Fenway Sports Group LLC sendiri terdiri atas berbagai latar belakang, mulai dari pebisnis, Atlet hingga perusahaan. Sampai pada 5 April 2022, FSG mempunyai mitra meliputi: [29][30]
^Garrahan, Matthew (October 19, 2009). Ditulis di Los Angeles. "Fulham strike deal with Red Sox". Financial Times. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-20. Diakses tanggal January 2, 2019.
^"Archived copy". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-16. Diakses tanggal 2017-07-01.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abMurphy, Abby; Long, Justin; Loor–Almonte, Bryan; Montemagno, Kyle; Benson, David (2022). Boston Red Sox 2022 Media Guide. Boston, Massachusetts: Boston Red Sox Media Relations Department. hlm. 5.
^Also the VP of "UKSV Holdings Company Limited", the intermediate holding company of Liverpool FC