Lasalepa, Muna

Lasalepa
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tenggara
KabupatenMuna
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total10,953 jiwa jiwa
Kode pos
93654
Kode Kemendagri74.03.14 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7402081 Edit nilai pada Wikidata
Luas107,92 km²
Kepadatan101 jiwa/km²
Desa/kelurahan7 desa
Peta
PetaKoordinat: 4°44′0.39383″S 122°43′42.79573″E / 4.7334427306°S 122.7285543694°E / -4.7334427306; 122.7285543694

Lasalepa adalah sebuah kecamatan di Kota Raha, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kecamatan Lasalepa adalah kecamatan dengan penduduk yang heterogen, dimana masyarakatnya terdiri dari berbagai macam suku dan etnis selain suku Muna ada Jawa, Bugis, dan Bajo sehingga dalam kesehariannya memiliki berbagai macam budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam pula.[1]

Geografi dan Iklim

Geografi

Secara astronomis, Kecamatan Lasalepa terletak di bagian Utara pulau Muna. Secara geografis, Lasalepa terletak dibagian Utara garis khatulistiwa, memanjang dari utara keselatan di antara 04.740 – 4.770 Lintang Selatan dan membentang dari Barat keTimur diantara 123.730 - 124.1980 Bujur Timur.

Batas wilayah administrasi Kecamatan Lasalepa sebagai berikut:

  • Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Napabalano
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan batalaiworu.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Napabalano,Kusambi dan Kecamatan Watopute.

Luas daratan Kecamatan Lasalepa yaitu sekitar 107,92 km2 yang terletak di bagian Utara Pulau Muna. Kecamatan Lasalepa terdiri atas 8 Desa yaitu Bangunsari, Lasalepa, Parida,Labunti, Bonea, Labone, Kombungo dan Roda.

Iklim

Kecamatan Lasalepa pada umumnya beriklim tropis dengan suhu rata-rata antara 25 °C – 27 °C. Seperti halnya daerah lain di Kabupaten Muna, pada bulan November sampai Junuari angin bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik mengandung banya kuap air yang menyebabkan terjadinya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk

Kecamatan Lasalepa.

Sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan juli dan oktober, dimana pada bulan ini angin bertiup dari Benua Australia yang sifatnya kering dan sedikit mengandung uap air. Seperti halnya daerah Sulawesi Tenggara pada umumnya, di Kecamatan Lasalepa angin bertiup dengan arah yang tidak menentu, yang mengakibatkan curah hujan yang tidak menentu pula, dan keadaan ini dikenal sebagai musim pancaroba.

Kecamatan Lasalepa secara administratif terdari dari 7 Desa dan 1 (satu) Desa persiapan masih dalam tahap pembinaan. Luas daratan Kecamatan Lasalepa seluas 107,92 km2 atau 10792 ha. Desa Kombungo merupakan desa dengan wilayah terluas di kecamatan Lasalepa, yaitu 30,00 km2 atau 27,80 persen dari luas Kecamatan Lasalepa. Selanjutnya disusul Desa Labone seluas 25,38 km2 atau 23,52 persen, Desa Bangunsari seluas 23,10 km2 atau 21,10 persen, Desa Bonea seluas 9,44 km2 atau 8,97 persen, Desa labunti dan desa Lasalepa masing masing selaus 7,52 km2 dan 7,32 km2 atau 6,97 persen dan 6,78 persen. Desa Parida seluas 5,16 km2 atau 4,78 persen dari seluruh luas wilayah Kecamatan Lasalepa. Adapun untuk luas wilayah desa Roda belum tersedia dan masih tergabung dengan desa induk.

Keadaan Wilayah

Keadaan permukaan wilayah Kecamatan Lasalepa umumnya berupa dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 50 meter di atas permukaan laut. Kondisi ini cukup baik untuk dikembangkannya tanaman pangan dan perkebunan. Berdasarkan ketinggian di atas perukaan laut, lebih dari setengah (5580 ha) atau sebesar 51,70 persen luas wilayah Kecamatan Lasalepa berada pada ketinggian 25 – 100 meter di atas permukaan Laut, disusul ketinggian 7 -25 meter di atas permukaan laut seluas 2744 ha atau sebasar 25,43 persen, sedangkanwilayah yang memiliki ketinggian 0 – 7 meter diats permukaan laut seluas 2.468 ha atau 22,87 persen dari seluruh luas wilayah Kecamatan Lasalepa. Berdasarkan kemiringan, wilayah kecamatan Lasalepa memiliki klasifikasi kemiringan 0-2 persen seluas 9627ha (87,20 persen) kemudian disusul 15-40 persen 695 ha atau 6,44 persen dan selanjutnya kemiringan lebih dari 40 persen seluas 470 ha atau 4,36 persen, dari seluruh luas wilayah Kecamatan Lasalepa.

Keadaan tanah Kecamatan Lasalepa adalah berjenis Mediterania, reusinia, dan litosol.

Terdapat beberapa sungai yang melintasi Kecamatan Lasalepa. Sungai-sungai tersebut adalah Sungai Lambiku terletak diperbatasan Desa Labone Kecamatan Lasalepa dengan Desa Lambiku Kecamatan Napabalano; Sungai Rambiha yang membatasi Desa Lasalepa dan Desa Parida, serta Sungai Labalue yang membatasi Desa Lasalepa Kecamatan Lasalepa dengan Kelurahan Sidodadi Kecamatan Batalaiworu. Kecamatan Lasalepa memiliki perairan yang cukup petensial dan mengandung berbagai kekayaan laut seperti ikan, rumput laut teripang serta hasil laut lainnya.

Pemerintahan

Untuk menjalanakan fungsi Pemerintahan, administrasi pemerintahan di Kecamatan Lasalepa dibagi menjadi beberapa wilayah administrasi desa . Dimana tiap Desa ini masing-masing dipimpin oleh kepala desa. Selain itu pula, di level bawah, administrasi di tiap desa dibagi menjadi Rukun Tetangga dan juga Dusun Lingkungan/Dusun.

Untuk mendukung pelaksanaan pemerintahan, di tiap Desa dibangun kantor Desa, balai Desa. Wilayah kecamatan Lasalepa terdiri dari 7 Desa dan 1 (satu) Desa Persiapan yang sedang dalam tahap pembinaan. Kecamatan ini terbagi menjadi 14 Dusun, 38 Rukun Tetangga (RT) dengan pusat pemerintahan masing- masing sebagai berikut:

Kecamatan Lasalepa beribu kota di desa Lasalepa

Perumahan

Salah satu indikator rumah sehat menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah rumah tinggal yang memiliki luas lantai per kapita minimal 10 M2. Pada tahun 2016 tidak ada yang m emiliki luas di bawah luas lantai 10 M2. Hal ini mengindikasikan bahwa di kecamatan Lasalepa telah memenuhi syarat sebagai rumah sehat.penduduk.

Sumber penerangan yang digunakan oleh rumah tangga di Kecamatan Lasalepa berasal dari Listrik PLN sebanyak 2.190 Rumah Tangga atau sebesar 83,75 persen, Listrik Non PLN yaita Generator sebanyak 128 Rumah Tangga atau sebanyak 4,89 persen, sedangkan penerangan yang mengunakan penerangan yang berasal dari Pelita/senter/obor sebanyak 297 Rumah tangga atau 11,38 persen dari total Rumah Tangga kecamatan Lasalepa.

Kependudukan

Penduduk Kecamatan Lasalepa pada tahun 2016 tercatat 10.953 Jiwa dengan luas wilayah 107,92 km2 dan kepadatan Penduduk 101 jiwa per km2. Dari 7 desa di Kecamatan Lasalepa desa Labunti memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yakni 324 jiwa per km2, sedangkan desa dengan kepadatan penduduk terendah adalah desa Kombungo, yaitu 29 jiwa per km2.

Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Desa di Kecamatan Lasalepa
Desa Luas

(km2)

Jumlah

penduduk (jiwa)

Kepadatan

Penduduk (km2/jiwa)

Bangunsari 23,10 1.394 60
Lasalepa 7,32 1.462 199
Parida 5,16 1.055 204
Labunti 7,52 2.435 324
Bonea 9,44 1.265 134
Labone 25,38 2,461 97
Kambungo 30,00 881 29
Roda - - -
Jumlah 107,92 10.953 101

Sosial

Dalam pelaksanaan pembangunan sosial, pemerintah telah mengupayakan berbagai usaha guna terciptanya kesejahteraan masyarakat dibidang sosial yang lebih baik. Usaha tersebut meliputi kegiatan dibidang pendidikan, kesehatan, keluarga berencana, agama serta sosial lainnya.

Pendidikan

Sejalan dengan Garis Besar Haluan Negara, pembangunan di bidang pendidikan di Kecamatan Lasalepa di titikberatkan pada peningkatan mutu dan perluasan wajib belajar disemua jenjang pendidikan Upaya peningkatan mutu pendidikan dimaksudkan untuk menghasikan manusia yang berkualitas tinggi, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan usaha perluasan wajib belajar dimaksudkan agar penduduk usia sekolah dapat memperoleh kesempatan pendidikan yang seluasluasnya.

Tabel 2. Jumlah Sekolah,Guru,Murid di Tingkat TK, SD, SMP/sederajat dan SMA/Sederajat di Kecamatan Lasalepa
Desa TK SD SMP/Sederajat SMA/Sederajat
Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid
Bangunsari 1 2 22 1 14 212 1 7 100 - - -
Lasalepa 2 2 22 1 13 177 1 21 241 1 16 135
Parida 1 2 20 1 11 173 - - - - - -
Labunti 2 2 23 1 15 217 - - - - - -
Bonea 1 2 19 2 25 277 1 21 353 - - -
Labone 1 2 24 1 18 247 - - - - - -
Kambungo 1 1 22 2 16 195 - - - - - -
Roda - - - - - - - - - - - -
Jumlah 9 13 152 9 112 1498 3 49 694 1 16 135

Data indikator yang dapat mengukur pelaksanaan pembangunan pendidikan disajikan dalam tabel 2. Terlihat bahwa jumlah pendidikan pra sekolah atau Taman Kanak-Kanak sebanyak 9 unit dengan jumlah pengajar sebanyak 13 orang dengan jumlah murid sebanyak 152 orang pada tahun 2016. Untuk sekolah Dasar (SD). Pada Tahun ajaran 2016/2017 jumlah Sekolah Dasar yaitu sebanyak 9 unit dengan jumlah guru sebanyak 112 orang serta jumlah murid sebanyak 1.498 orang. jumlah sekolah, guru, dan murid SMP dan SMU negeri tahun ajaran 2016/2017. Tampak bahwa untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat di Desa Bangunsari, Desa Lasalepa, dan Desa Bonea; dan untuk Sekolah Menengah Umum hanya terdapat di Desa Lasalepa. Sementara itu di Desa Kombungo dan desa Labunti terdapat sebuah Madrasa Alia dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Kesehatan

Pembangunan kesehatan di Kecamatan Lasalepa dilaksanakan sesuai dengan arahan GBHN (Garis Besar Haluan Negara), yaitu dititik beratkan pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Demikian pula pelaksanaan program nasional Keluarga Berencana diarahkan untuk menciptakan Norma Keluarga Kecil, Bahagia, dan Sejahtera (NKKBS).

Untuk mencapai sasaran tersebut di atas baik dibidang program keluarga berencana, maka sekarang ini telah dilaksanakan pembangunan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dan keluarga berencana sampai disetiap Desa di Kecamatan Lasalepa. 1 unit Puskesmas terdapat di desa Labone dan 5 unit puskesmas pembantu terdapat di desa bangunsari,lasalepa,labunti,bonea dan kombungo

Agama

Pembangunan di bidang Agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang Maha Esa di arahakan untuk menciptakan keselarasan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan penciptanya serta manusia dengan alam Sekitarnya. Kegiatan Pembangunan dibidang Agama seperti pembangunan sarana peribadatan di Kecamatan Lasalepa. Pada tahun 2016 jumlah tempat ibadah di Kecamatan Lasalepa berjumlah 11 buah, terdiri dari mesjid 10 buah dan Gereja 1 Buah terdapat di Desa Bangunsari.

Pertanian

Penggunaan Tanah

Penggunaan tanah di Kecamatan Lasalepa terdiri atas tanah kering dan tidak ada tanah sawa . Penggunaan Tanah kering terdiri dari Pekarangan/lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya, tegal/kebun, Ladang /huma,padang rumput, rawa rawa, yang tidak diusahakan, tambak, kolam/ empang, sementara tidak diusahakan, tanaman kayu-kayuan, hutan Negara, perkebunan dan lainnya. Pada tahun 2016 penggunaan tanah kering yang terluas adalah lahan pekarangan yaitu sebesar 1830 Ha atau 16,96 persen, kemudian hutan Negara dan perkebunan dengan luas masing masing 1650 Ha dan 1410 Ha,atau 15,29 persen dan 13,07 persen sedangkan penggunaan tanah lainnya masih relatif kecil.

Perkebunan

Jenis tanaman perkebunan yang diusahan di kecamatan Lasalepa adalah kelapa, jambu mete, Kakao,dan enau salah satu tanaman yang menjadi primadona penduduk Kecamatan Lasalepa adalah Jambu mete pada tahun 2016, luas tanaman jambu mete di kecamatan Lasalepa mencapai 1196,80 hektoare. Produksi tanaman jambu mete tahun 2016 mencapai 122 ton. Produksi tanaman kelapa tahun 2016 berjumlah 25,05 ton turun menjadi 54,58 persen dibanding tahun sebelumnya selanjutnya produksi Kakao tahun 2016 berjumlah 45 ton mengalami kenaikan disbanding tahun 2015 berjumlah 3,12 ton.

Peternakan

Usaha peternakan yang diushan di Kecamatan Lasalepa terdiri dari ternak besar seperti sapi serta ternak kecil antara lain kambing dan unggas terdiri dari ayam buras,ayam potong,ayan ras petelur dan itik/manila. Populasi ternak yang banyak diusahan di Kecamatan Lasalepa adalah sapi dan kambing,sedangkan unggas yang banyak diusahan adalah ayam buras. Tahun 2016 populasi ternak sapi di Kecamatan Lasalepa berjumlah 2745 ekor turun.dibandingkan tahun 2015 sebesar 3420 ekor dan kambing mencapai 251 ekor tahun 2016, naik disbanding tahun 2015 berjumlah 96 ekor .ayam buras tahun 2016 mencapai 161.233 ekor tidak mengalami penurunan.

Perikanan

Kecamatan Lasalepa terletak pada pulau Muna bagian Timur Laut dan penduduknya sebagian berdomisili di daerah pantai yang berusaha di sector perikanan. Jenis perahu/kapal penangkap ikan yang digunakan dalam menangkap ikan adalah perahu tanpa motor dan motor temple sedangkan alat penangkapan ikan yang digunakan adalah jaring, paying,dan lainnya.

Produksi perikanan di kecamatan Lasalepa terdiri dari perikanan tangkap dan budi daya tambak dan rumput laut. Jumlah produksi perikanan tangkap di kecamatan Lasalepa tahun 2016 sebanyak 14,77 ton sedangkan produksi budi daya ikan tambak dan kolam tahun 2016 berjumlah 3,37 ton. Disamping itu juga terdapat budi daya rumput laut dengan jumlah produkdi tahun 2016 sebanyak 6,44 ton.[[2]]

Industri dan Pertambangan

Industri

Sebagaimana yang diamanatkan oleh GBHN bahwa pembangunan sector Industri ditujuhkan untuk memperkokoh struktur ekonomi Nasional,menigkatkan daya tahan perekonomin Nasional.memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha,sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan di berbagai sector pembangunan lainnya. Sejalan dengan itu maka pemerintah memberikan kesempatan seluas luasnya kepada masyarakat untuk membuka berbagai kegiatan dam bidang industri. Tercatat sebanyak 503 usaha industri kecil dan usaha industri rumah tangga dan tenaga kerja sebanyak 1803 orang,di Kecamatan Lasalepa pada tahun 2016 industri kecil berjumlah 20 usaha dan tenaga kerja sebanyak 90 orang, industry rumah tangga sebanyak 474 usaha dengan tenaga kerja sebanyak 994 orang.

Pertambangan

Kecamatan Lasalepa memiliki potensi usaha penggalian yang di cakup baik untuk dikembangkan. Usaha penggalian pada tahun 2016 terdiri 2 jenis usaha penggalian yaitu penggalian Batu bahan bangunan dengan jumlah usaha sebanyak 119 usaha dengan jumlah tenaga kerja 514 orang.

Pariwisata

Kecamatan Lasalepa memiliki beberapa objek wisata seperti Permandian Topa yang terletak di desa Labone. Letak Permandian Topa sekitar 15 km dari pusat Kota Raha.[[3]]

Gua Liagari yang terletak di desa Parida Letak gua berada pada jalur provinsi Raha-Tampo dengan jarak tempuh dari kota Raha ke desa Parida ± 10 menit dengan kecepatan rata rata 40 km/jam.[[4]] dan juga wisata manggrove yang belum terkelola dengan baik.

Referensi

Pranala luar

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41