Ikan berukuran kecil hingga sedang, panjang standar (SL, standard length) mencapai lebih dari 200 mm. Badannya memanjang, sangat memipih tegak. Profil punggungnya hampir mendatar, sementara perbatasan tengkuk dan kepala sedikit mencekung di belakang moncong yang mendongak. Tepi perut melengkung ke luar, dengan lunas tajam di tepinya. Tinggi tubuh sekira 3,2-3,6 kalinya sebanding dengan panjang standar; sementara panjang kepalanya 4,3-4,6 kalinya sebanding dengan panjang standar.[8]Sisik-sisik di tengkuk ke arah kepala mencapai sebelah atas bagian depan mata.[9]
Awal sirip dorsal (punggung) kurang lebih sejajar dengan sirip anal (dubur), jauh lebih dekat ke pangkal ekor daripada ke kepala. Sirip pektoral (dada) lebih panjang 1/3-nya daripada kepala, ujungnya mencapai sirip ventral (perut) atau bahkan anus. Sirip ventral tertancap di sisi tubuh, sedikit di atas garis tepi perut. Sirip ekor berbelah dalam, lk. sama panjang dengan kepala. Rumus sirip dorsal: II jari-jari keras (duri) dan 7 jari-jari lunak; sirip anal (dubur) III, 28-32; sirip pektoral (dada) II, 11-13; dan sirip ventral (perut) II, 6. Sisik-sisik dengan gurat sisi berjumlah 40-43; gurat sisi menurun perlahan dalam lengkungan tipis, berbelok di sekitar awal sirip ventral.[8]
Cokelat kekuningan, dengan kilau keperakan, dan sejalur pita keperakan memanjang di sisi tubuh. Sirip-sirip bertabur dengan sedikit atau banyak bintik hitam; pada kedua cabang sirip ekor membentuk pita memanjang kehitaman yang acap kali samar-samar.[8]
Populasi ikan lalang sejauh ini masih dianggap aman dari kepunahan, yakni berstatus LC, least concern menurut Daftar Merah IUCN.[11]
Manfaat
Lalang merupakan ikan konsumsi bernilai lokal di daerah sebarannya. Ikan yang muda kadang-kadang dipelihara dan diperdagangkan sebagai ikan hias.
Jenis serupa
Parachela cyanea memiliki banyak ciri serupa P. oxygastroides, dan kedua jenis ini ditemukan hidup simpatrik di perairan tawar Kalimantan Barat. Akan tetapi P. cyanea memiliki sirip anal dengan 23-26 jari-jari lunak (bercabang); 36-38 sisik dengan gurat sisi; tubuh dengan kilau kebiruan, dan bintik hitam di pangkal sirip ekornya.[12]
Catatan kaki
^Bleeker, P. 1852. "Zesde bijdrage tot de kennis der Ichthyologische fauna van Borneo. Visschen van Pamangkat, Bandjermassing, Praboekarta en Sampit". Natuurkundig Tijdschrift voor Nederlandsch Indië / uitgegeven door de Natuurkundige Vereeniging in Nederlandsch Indië. Deel III: 431. Batavia:Lange &co, 1852.
^Bleeker, P. 1860. Ichthyologiae Archipelagi Indici Prodromus vol II Cyprini: 472. Bataviae: Typis Langei &soc. (terj. Ingg.)
^Jenkins, A., Kullander, F.F. & Tan, H.H. 2009. Parachela oxygastroides. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.3. <www.iucnredlist.org>. Downloaded on 17 March 2015.