Kredit mikro adalah pinjaman dalam jumlah kecil untuk orang miskin dengan tujuan mereka bisa berwirausaha. Kredit mikro ditujukan untuk orang-orang yang tidak memiliki jaminan, pekerjaan tetap, dan riwayat kredit yang tepercaya, serta tidak mampu untuk memperoleh kredit biasa. Kredit mikro merupakan bagian dari keuangan miro, suatu layanan keuangan untuk membantu orang-orang miskin.
Kredit mikro adalah suatu inovasi finansial yang dimulai oleh Grameen Bank di Bangladesh.[1] Di negara tersebut, kredit mikro telah berhasil membuat banyak orang mampu untuk memberdayakan diri dan memperoleh penghasilan.
Perserikatan Bangsa-bangsa menyatakan tahun 2005 sebagai Tahun Kredit Mikro Internasional.
Prinsip Ekonomi
Perusahaan pinjaman mikro pada awalnya dibuat sebagai alternatif untuk 'perampas'.[butuh rujukan] Banyak perusahaan pinjaman mikro mulai beroperasi sebagai organisasi nirlaba dengan menggunakan dana pemerintah atau subsidi swasta. Namun, pada tahun 1980-an, pendekatan sistem keuangan telah menjadi ideologi yang dominan. Model kredit mikro neoliberal dapat disebut model institusionalis yang mempromosikan penggunaan solusi pasar sebagai cara yang efektif untuk memecahkan masalah sosial.[2] Komersialisasi kredit mikro secara resmi dimulai pada tahun 1984 dengan didirikannya Unit Desa di dalam Bank Rakyat Indonesia. Unit Desa menawarkan pinjaman mikro 'kupedes' berdasarkan suku bunga pasar. Banyak perusahaan pinjaman mikro saat ini beroperasi sebagai bank independen. Hal ini menyebabkan mereka membebankan suku bunga yang lebih tinggi untuk pinjaman dan lebih memperhatikan program tabungan. Tingkat bunga dan komisi global rata-rata diperkirakan sebesar 37%, dengan tarif setinggi 70% di beberapa pasar.[3] Suku bunga pinjaman sebesar 6%-15% di atas suku bunga bank untuk jenis pinjaman sejenis dapat disebut sebagai salah satu tanda pinjaman berikat, seiring dengan situasi di mana suku bunga dapat melonjak dua kali atau lebih dari suku bunga biasa. Khususnya, Unit Desa mengenakan biaya lebih dari 20 persen untuk pinjaman usaha kecil.[4] Penerapan Prinsip Ekonomi neoliberal pada kredit mikro telah menimbulkan banyak kontroversi di kalangan sarjana dan praktisi pembangunan, dengan beberapa alasan bahwa direktur bank kredit mikro seperti Muhammad Yunus menggunakan praktik bankir untuk pengayaan pribadi. Memang, debat akademik meramalkan skandal gaya Wall Street yang melibatkan perusahaan pinjaman mikro Meksiko Compartamos.[5]
Referensi
Pranala luar