Kraton, Maospati, Magetan
EkonomiMata Pencaharian penduduk Kelurahan Kraton sangat beragam dikarenakan luasnya wilayah yang memanjang dari utara ke selatan. Mata Pencaharian Penduduk di wilayah Selatan kebanyakan berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil, TNI, dan Pedagang Sedangkan di Wilayah Utara kebanyakan berprofesi sebagai Petani karena lahan masing terbentang luas. Batas WilayahBatas Wilayah Kelurahan Kraton adalah: Sebelah Utara: Kecamatan Barat Sebelah Timur: Desa Suratmajan dan Desa Ngujung Sebelah Selatan: Pangkalan Udara Iswahyudi Sebelah Barat: Kelurahan Maospati dan Kelurahan Mranggen PendidikanKelurahan Kraton merupakan wilayah Pemusatan Pendidikan di Kecamatan Maospati Sekolah sekolah yang ada di Kelurahan ini antara lain:
Lapangan Kelurahan Kraton yang berada di Depan SMP Negeri 1 Maospati merupakan lapangan yang selalu digunakan untuk Upacara Penaikkan maupun Penurunan Bendera yang dihadiri semua Instansi Pemerintahan Kecamatan Maospati. PetilasanDi Kelurahan Kraton terdapat kolam pemandian peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1921. Pemandian tersebut terkenal dengan nama Sendang Kamal. Ada sebuah legenda tentang Sendang kamal dan Prasati Sendang Kamal atau Prasasti Kawambang Kulwan. Prasasti Sendang Kamal sebenarnya adalah 4 buah Batu Gilang (Watu Gilang), 3 (Tiga) prasasti terletak di selatan sendang (sumber air) di Dukuh Sumber (Kraton Trimur)dan Sebuah prasasti lagi tersimpan di Museum Nasional dengan nomor D.37, dikenal dengan Prasasti Kawambang Kulwan. Huruf yang dipahatkan pada Prasasti Kawambang Kulwan terdapat di seluruh sisi dengan huruf dan bahasa Jawa kuno dan pada bagian bawah dihiasi dengan pahatan hiasan bunga padma. Prasasti ini telah dibaca oleh J.L.A. Brandes walaupun hanya 12 baris bagian awal pada sisi depan. Sekilas Sejarah: Sekitar 70 tahun setelah masa pemerintahan Mpu Sindok dari Mataram Kuno (Medang), di antara kurun waktu tersebut tidak didapat informasi mengenai pemerintahan raja-raja hingga munculnya pemerintahan Raja Airlangga. Prasasti Kawambang Kulwan berada di kurun waktu yang kosong itu, dengan angka tahun 913 S. Walaupun nama raja pada prasasti ini tidak terbaca tetapi dari angka tahun dan sumber data lain yang mendukung seperti kitab Wirataparwa yang ditulis tahun 918 S menyebut di antara tahun tersebut diperintah oleh Raja Dharmmawangsa Teguh. Informasi yang didapat pada prasasti Kawambang Kulwan adalah berupa penetapan sima di desa Kawambang Kulwan yang berupa sima swatantra dari sri maharaja (Dharmmawangsa Teguh) yang diteruskan oleh Pu Dharmmasanggramawikranta dan diterima oleh Samgat Kanuruhan Pu Burung tentang pendirian bangunan suci untuk dewa Siwa dan adanya ajaran kitab Siwasasana. Upacara tersebut dihadiri oleh para samgat dari berbagai daerah di sekitar desa Kawambang Kulwan. Prasasti berhenti pada bagian pemberian hadiah, tidak tertutup kemungkinan terdapat kelanjutan dari isi prasasti ini di bagian batu yang lain.
|