Koran Karo-Karo (7 Juli 1920 – 11 Maret 1991) adalah gerilyawan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Semasa revolusi fisik, Koran Karo-Karo menjadi wakil komandan pasukan gerilya sektor III meliputi Dairi, Karo, Aceh Tenggara, dan Langkat.[1]
Perjuangan Militer
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Indonesia masih terus menghadapi fase perang kemerdekaan, ketika Belanda kembali berusaha menduduki nusantara termasuk Tanah Karo. Disini Koran Karo-Karo kembali terpanggil untuk berjuang demi kemerdekaan penuh Republik Indonesia. Dia kemudian masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan sekaligus diangkat menjadi Kepala Staf Sektor III Sub Teritorium VII Komando Sumatera yang meliputi wilayah Dairi, Tanah Karo, Aceh Tenggara dan Langkat.
Semasa era revolusi, pasukan Selamat dijuluki dengan sebutan ”pasukan halilitar” yang dikenal garang dalam setiap pertempuran melawan Belanda. Pasukan Halilintar juga dikenal tidak pernah kompromi dengan musuh karena memiliki prinsip daripada mundur, lebih baik maju mengejar musuh.
Referensi
^Surbakti, A. R. (1978). Perang kemerdekaan. Yayasan Pro Patria Medan. hlm. 436.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)