Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan untuk penjelasan ilmiah; bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis. Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis. Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.
Konjungtivitis merujuk pada kondisi peradangan selaput mata (conjunctiva) (lapisan terluar mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata).[1] Penyakit ini biasa disebabkan oleh sinar ultraviolet, virus, bakteri dan alergi
Orang dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual (misalnya jika sperma yang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata.
Dalam waktu 12- 48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah, dan nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik.
Konjungtivitis Vernalis
Konjungtivitis vernalis adalah salah satu bentuk dari konjungtivitis yang disebabkan oleh faktor alergi, di samping itu juga dipengaruhi oleh faktor, yakni; iklim, usia, dan jenis kelamin. Penyakit ini biasanya mengenai pasien muda antara usia 3 -25 tahun. Pada laki-laki biasanya dimulai pada usia di bawah 10 tahun. Pada umumnya penderita konjungtivitis vernalis mengeluh gatal, mata merah, dan mengeluarkan sekret atau kotoran. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.
Masa inkubasi
Waktu terekspos sampai kena penyakit: 1-3 hari.
Gejala
Mata terasa kasar dan gatal, merah dan mungkin berair. Kelopak mata mungkin menempel sewaktu bangun tidur. Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis yang disebabkan bakteri akan mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi akan mengeluarkan kotoran yang jernih.
Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.
Gejala lainnya adalah:
Mata berair.
Mata terasa nyeri.
Mata terasa gatal.
Pandangan kabur.
Peka terhadap cahaya.
Terbentuk keropeng pada kelopak mata.
Pencegahan
Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya dengan bersih.
Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit.
Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.
Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.
Pengobatan
Apabila penyebab dari penyakit mata merah (konjungtivitis) adalah bakteri, biasanya sang dokter akan memberikan obat antibiotik seperti obat tetes mata untuk penderita anak-anak maupun dewasa. Akan tetapi, jika penderitanya masih bayi, maka biasanya dokter akan memberikan salep untuk mengatasi penyakit mata merah (konjungtivitis) tersebut.
Sedangkan, jika virus sebagai penyebab timbulnya mata merah (konjungtivitis), maka penyakit ini tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik, bahkan belum ada obat penyembuhnya. Biasanya dokter hanya memberikan tetes mata penyegar, penderita biasanya akan mengalami infeksi sekitar kurang lebih satu hingga dua minggu, kemudian berangsur – angsur sembuh dengan sendirinya.
Rujukan
^Richards A, Guzman-Cottrill JA (2010). "Conjunctivitis". Pediatr Rev. 31 (5): 196–208. doi:10.1542/pir.31-5-196. PMID20435711.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Conjunctivitis.