Koloni Labuan
Labuan, yang terdiri dari Pulau Labuan besar dan enam pulau kecil (Pulau Burung, Pulau Daat, Pulau Kuraman, Pulau Papan, Pulau Rusukan Kecil, dan Pulau Rusukan Besar). Sejak abad ke-15, Labuan menjadi bagian dari Brunei dan pulau tersebut menjadi tempat berlindung bagi kapal-kapal dari angin ribut dan serangan bajak laut. Kemudian pada 1846, Labuan dikuasai Britania Raya pada 1848 untuk dijadikan koloni mahkota di bawah Traktat Labuan. Pada 1890, kawasan tersebut diperintah oleh Perusahaan Borneo Utara Britania. Kawasan tersebut jatuh ketangan kekuasaan pemerintah Inggris pada 1904. Kemudian, pada 1 Januari 1907, kawasan tersebut digabung dengan Negeri-Negeri Selat dan diperintah dari Singapura, ibu kota Negeri-Negeri Selat, sampai 1912. Pada 1912, Labuan dijadikan koloni mahkota terpisah lagi. Pada Perang Dunia II, Labuan diduduki oleh Jepang dari Desember 1941 sampai Juni 1945 dan dikuasai sebagai bagian dari unit militer Borneo Utara oleh Angkatan Darat ke-37 Jepang. Labuan berganti nama menjadi Pulau Maida (前田島 Maeda-shima) yang mengambil nama dari Marquis Toshinari Maeda, komandan pasukan Jepang pertama di utara Borneo. Pembebasan Borneo dimulai pada 10 Juni 1945 ketika Pasukan Sekutu yang berada di bawah komando Jenderal McArthur mendarat di Labuan dengan konvoi 100 kapal. Divisi Australia ke-9 meluncurkan sebuah serangan yang didukung oleh bombardemen laut dan udara yang mengakibatkan Jepang menyerah. Pada 9 September 1945, Jenderal Masao Baba, komandan militer Jepang, menyerah di pantai Layang-layang kepada Mayor Jenderal George F. Wooten, komandan Divisi ke-9 Australia. Labuan kembali menggunakan nama lamanya dan berada di bawah pemerintahan militer Inggris bersama dengan sisa-sisa Negeri-Negeri Selat, kemudian digabung dengan Koloni Mahkota Borneo Utara, pada 15 Juli 1946, yang kemudian menjadi bagian dari Malaysia sebagai negara bagian Sabah pada 16 September 1963. Labuan kemudian dipisahkan dari Sabah, menjadi Teritorial Federal, yang diurus oleh pemerintah federal, pada bApril 1984. Pranala luar
|