Kitab Fatimah


Mushaf Fatimah (Arab: مصحف فاطمة Mushaf Fathimiyah; Kitab Fatimah) menurut tradisi umat Syiah adalah sebuah buku yang ditulis oleh Fatimah putri Muhammad. Fatimah diyakini oleh umat Syiah mendapatkan wahyu dari Malaikat Jibril ketika membuat kitab tersebut.[1]

Syiah

Ada beberapa tradisi Syiah yang dapat ditemukan dalam Usul al-Kafi tentang sebuah kitab yang disebut dengan "Mushaf Fatimah", yang membahas kisah meninggalnya Muhammad, ayah Fatimah. Ada beberapa versi dari tradisi ini, tetapi yang umum adalah kisah malaikat Jibril mendekati dan menghiburnya dengan menyampaikan tentang keadaan, kedudukan ayahnya, dan keadaan masa depan keturunannya.[2]

Kemudian bahasan lebih lanjut dari Mushaf Fatimah ini adalah mengenai hal-hal gaib, seperti pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa apa yang sudah terjadi dan akan terjadi sampai hari kiamat kelak, bilangan jumlah malaikat, siapa saja utusan Allah, nama-nama para Imam syi’ah (dua belas imam), sifat-sifat penghuni surga dan neraka, jumlah orang yang akan berhasil masuk di dalam surga dan neraka, serta banyak lagi hal-hal lain.[3]

Selama masa pemberitahuan wahyu, Ali menuliskan semua yang disampaikan oleh Jibril kepada Fatimah.[1][4]

Baha'i

Pendiri agama Baha'i yaitu Bahá'u'lláh, menuliskan Kalimát-i-Maknúnih (Kalimat-kalimat Tersembunyi) sekitar tahun 1857. Bahá'u'lláh aslinya menamakan kitab itu dengan "Kitab Fatimah",[5] meskipun dikemudian hari judul kitab ini disebut dalam sebutan yang modern, dan Baha'i meyakini bahwa "Kalimat-kalimat Tersembunyi" adalah sebuah pemenuhan sebuah simbolis dari nubuwah.[6]

Ahlussunnah

Muslim Sunni meyakini bahwa Fatimah tidak pernah menerima wahyu,[7] karena menurut keyakinan Sunni yang menerima wahyu secara langsung ataupun tidak hanyalah seorang pria,[8] dan mereka menyangkal keberadaan kitab tersebut, karena di dalam koleksi-koleksi hadits sunni, kitab ini tidak pernah disebutkan.

Referensi

  1. ^ a b “Sesungguhnya isi kandungan Mushaf Fathimah adalah wahyu dari Allah yang langsung disampaikan kepadanya (Fathimah)”. Biharul Anwar, 26/42.
  2. ^ Imam Khomeini’s quote published in, “The Position of Women from the Viewpoint of Imam Khomeini”, pg. 10-11.
  3. ^ Muhammad Ibnu Jarir bin Rustum at-Thabari, Dalaail al-Imamah, hal: 27-28.
  4. ^ Imam Khomeini’s quote published in, “The Position of Women from the Viewpoint of Imam Khomeini” pg. 10-11.
  5. ^ Smith, Peter (2000). "Hidden Words". A concise encyclopedia of the Bahá'í Faith. Oxford: Oneworld Publications. hlm. 181. ISBN 1-85168-184-1. 
  6. ^ Franklin Lewis. Bahá’u’lláh’s ‘Mathnavíy-i Mubárak’ - Introduction. Bahá'í Studies Review, Volume 9, 1999/2000.
  7. ^ Thomas Patrick Hughes. Dictionary of Islam: being a cyclopædia of the doctrines, rites, ceremonies, and customs, together with the technical and theological terms, of the Muhammadan religion. W. H. Allen, 1885. Pg 573
  8. ^ "Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui." (Al Anbiyya’ 21:7)

Pranala luar